MODYAR! SETELAH KENA SKANDAL LIKE BOKEP, FADLI ZON KINI TERDEPAK DARI WAKETUM GERINDRA!

Niha Alif – Pantas saja akhir-akhir ini Fadli Zon menjadi irit bicara. Setelah menjadi bulan-bulanan netizen akibat like akun bokep, ternyata dia juga tereliminasi dari partainya. Harusnya kalau konsisten jadi oposisi, Fadli Zon bisa merapat ke PKS atau Demokrat yang jelas-jelas tak suka dengan Jokowi. Ketimbang duduk di Gerindra dan jadi duri dalam daging. Jangankan ditawari jadi menteri, jabatan yang didudukipun akhirnya lengser sendiri. Mungkin Zon bisa daftar jadi dewan penasihat Demokrat agar lebih totalitas dalam serangan kekanak-kanakannya.

Demokrat hari ini sudah mulai melancarkan serangan black campaign ke istana. Dari AHY, Andie Arief, Rachland Nasidik hingga koruptor Andi Malarangeng semua sudah aktif provokasi. Bahkan menantang Moeldoko kalau baisanya jenderal mengkudeta presiden, bukan mayor. Sama halnya keinginan kudeta itu sendiri, kalau menyebut Jokowi memberi restu, harusnya target parpol besar seperti PDIP, Gerindra atau Golkar. Bukan malah kudeta partai keluarga gurem. Mungkin tamabahan suara Fadli di partai mereka bisa tambah menyemarakkan suasana. Meski elektabilitas tak kunjung naik, pamor oposisi gari keras akan auto naik.

Sebelumnya seperti dilansir viva.com, Ketua Umum yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, melantik para petinggi partai itu pada Sabtu 6 Februari 2021. Deretan nama yang masuk ke dalam jajaran kepengurusan DPP Partai Gerindra itu didapat dari hasil kongres Partai Gerindra pada 8 Agustus 2020.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah tersingkirnya Fadli Zon dari jajaran kepengurusan pusat Partai Gerindra dan penunjukan M. Irfan Yusuf Hasyim alias Gus Irfan sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra.

Gus Irfan merupakan cucu dari tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Hasyim Asy’ari, yang berasal dari Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan bahwa selain menunjuk Gus Irfan masuk ke jajaran pengurus pusat, Prabowo juga mengukuhkan Sufmi Dasco Ahmad sebagai ketua harian Partai Gerindra.

Hal itu seiring dengan penunjukan Sandiaga Salahuddin Uno sebagai wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, dan Ahmad Muzani sebagai Sekjen Partai Gerindra.

Muzani menyampaikan pesan Prabowo untuk memberikan tempat kepada orang yang bersedia berjuang bersama Partai agar terbentuk energi yang banyak. Karena, saat ini partai tengah memerlukan kekuatan yang banyak, yang bersumber dari semua kader Gerindra.

Bersamaan dengan pelantikan itudikukuhkan juga kepengurusan Gerindra hasil kongres luar biasa pada 8 Agustus 2020. Dalam kongres itu Prabowo Subianto kembali ditetapkan sebagai ketua umum dan ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, dengan kewenangan tunggal untuk menyusun kepengurusan dewan pembina, dewan penasihat, dewan pakar, dan dewan pimpinan pusat.

“Dengan dikukuhkannya kepengurusan Partai Gerindra oleh H. Prabowo Subianto, hal itu memberikan legitimasi kepada pengurus untuk melakukan langkah-langkah, pekerjaan, dan program partai, dalam mencapai tujuan-tujuan partai politik untuk terus berkhidmat kepada rakyat,” kata Muzani.

Dengan terdepaknya Fadli Zon, Gerindra ingin membuktikan komitmennya sungguh-sungguh mendukung pemerintah. Karena selama ini diketahui banyak masyarakat mencap partai tersebut sebagai koalisi rasa oposisi. Ini lantaran kehadiran Zon sebagai orang penting. Meski Prabowo sudah diberi kedudukan sebagai Menhan, bacot Zon tak kurang satu sentipun. Bahkan kian hari semaking garang menyerang Jokowi sejak munculnya kasus corona.

Sayangnya kalau ada pejabat daerah yang tak berguna seperti Anies, malah luput dari kritikan Zon. Mungkin mulutnya sudah tersetting otomatis mengolok para pemimpin jujur dengan kinerja bagus. Makanya saat Gerindra mendukung pembubaran FPI, Fadli Zon sendiri yang malah mendukung pencopotan pangdam jaya dan kapolda metro. Daripada terus-terusan tak sejalan dengan partai dan pemerintah, lebih baik ngemong AHY di Demokrat. Siapa tahu malah dapat jabatan Waketum Demokrat II di bawah Ibas.

Lagipula selama ini Fadli Zon dan Demokrat selalu menyuarakan hal yang sama. Mulai dari usulan lockdown, dukungan ke Rizieq dan FPI hingga menolak omnibus law. Fadli Zon juga sama pesimisnya dnegan sang mantan soal pemulihan ekonomi dan ikhtiar vaksin. Rasanya dengan segala kesamaan yang ada. Kurang afdol jika Fadli berada di luar. Mumpung didepak dari waketum Gerindra. Secepatnya merapat ke Demokrat dan main kudeta-kudetaan dengan AHY, Ibas dan SBY.

Begitulah kura-kura

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *