SEBAGIAN besar masyarakat mungkin belum terlalu familiar dengan susu unta. Tapi ternyata susu ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh serta memiliki kandungan gizi yang lebih baik sehingga dikenal sebagai ‘superfood’.
Susu unta selama ini dikonsumsi secara luas di hampir seluruh negara Arab, susu ini memiliki rasa yang sedikit lebih asin dibandingkan susu lainnya dan seringkali diproduksi sebagai keju.
Organisasi PBB yang menangani masalah pangan (Food and Agriculture Organisation/FAO) menuturkan susu unta diketahui kaya akan vitamin B, C dan memiliki kandungan zat besi 10 kali lebih banyak dibanding dengan susu sapi.
Selain kandungan mineral dan vitaminnya yang tinggi, penelitian telah menunjukkan bahwa antibodi yang terkandung dalam susu unta diduga bisa membantu melawan penyakit kanker, HIV, AIDS, Alzheimer dan hepatitis C.
“Susu unta bisa menjadi tambahan pangan yang berguna karena mengandung kalsium dan vitamin B serta memiliki kadar lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding susu sapi,” ujar juru bicara dari British Nutrition Foundation, seperti dikutip dari BBCNews, Selasa (31/5).
Kelebihan lain dari susu unta adalah tidak mengandung dua alergen kuat yang selama ini ditemukan dalam susu sapi, serta memiliki komponen sistem kekebalan tubuh yang mungkin memberikan manfaat bagi anak-anak yang alergi terhadap susu dan makanan lain.
Komponen sistem kekebalan yang potensial dalam susu unta diperkirakan bisa membantu memerangi beberapa penyakit.
Para peneliti menduga ukuran kecil dari imunoglobulin atau antibodi yang ditemukan dalam susu unta memungkinnya untuk lebih mudah menargetkan zat asing penyebab penyakit (antigen) yang merusak sistem kekebalan tubuh seseorang.
Dr Reuven Yagil, seorang ahli fisiologi dari Israel yang melakukan penelitian selama 5 tahun menuturkan susu unta ini bisa mengatasi gangguan autoimun yang menekan sistem kekebalan tubuh seseorang.
Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut lagi, karena bukti ilmiah yang ada saat ini belum cukup untuk membuktikan efektivitas dari susu unta dalam pengobatan penyakit autoimun.
sumber: http://medan.jurnas.com