DI LOGO HUT RI ADA SALIB? HOI JANGAN RENDAHKAN LAMBANG KEAGAMAANKU!

Mora Sifudan – Aa Gym, Hilmi, Tengku Zulkarnaen serta para pendukung lainnya dengan sadar menuduh di logo HUT RI terdapat tanda salib. Entah apa dalam pikiran mereka sampai merasa ada tanda salib di logo HUT RI.

Silakan perhatikan komentar-komentar mereka terkait di logo HUT RI terdapat tanda salib. Biar nanti jangan dianggap hoaks. “Sangat bisa dimaklumi bila jadi perbedaan pendapat. Melihat spanduk resmi pemerintah untuk 17 Agustus 2020 ini. Karena memang sekilas seperti ada tanda salib yang besar. Juga harus kita maklumi bila ada yang mempertanyakan. Dan protes.” (Aa Gym, @aagym)

“Apapun alasannya desain logo sprti ini pst mempengaruhi smgat Ummat Islam dlm merayakan HUT kemerdekaan bangsanya. Ditengah kondisi sulit yg menerpa bangsa, seharusnya dibuat logo yg bs mempersatukan, bkn malah menimbulkan prasangka. Dibutuhkan kearifan di situasi sprti saat ini.” (Hilmi, @Hilmi28)

“Semula Ucapan HUT NKRI ini saya biarkan. Tapi melihat masifnya serangan di Medsos atas shahabat saya Aa Gym dan Ustadz Hilmi, jadi yakin bahwa itu adalah benar TANDA SALIP. Kalau tidak buat apa seganas itu serangan pd beliau beliau? Semakin kelihatan Umat Mayoritas mau “digilas”?” (Tengku Zulkarnaen, @ustadtengkuzul)

Saya tidak akan mengomentari satu per satu keberatan mereka atas logo HUT RI tersebut. Pun tidak ada gunanya saya membantah bahwa di logo itu tidak ada tanda salib. Tidak ada gunanya membantah karena tidak ada tanda salib di sana.

Saya hanya ingin menyadarkan dan sedikit memberi pandangan terhadap kaum yang selalu merasa terancam ketika melihat garis menyilang. Seolah iman mereka hancur berantakan karena itu. Entah karena memang iman mereka terlalu rapuh, entah karena pengetahuan dan mata yang tidak mampu membedakan mana ‘tanda salib’ sebagai lambang keagamaan dan mana garis menyilang.

Pertama, tanda salib sebagai lambang atau simbol keagamaan (Kristen-Protestan dan Katolik). Umat Kristiani sangat menghormati tanda salib. Mereka sangat bangga atas tanda salib itu. Kenapa? Karena tanda salib itu bukan sekedar lambang belaka melainkan punya arti yang sangat mendalam dan bahkan bisa dikatakan tanda salib menjadi salah satu identitas kekristenan. Saking bangganya, mencium salib kadang menjadi sarana untuk menguatkan hati dan iman. Atau mengenakan salib itu dianggap sebagai cara untuk melindungi diri.

Pertanyaannya, tanda salib yang seperti apa yang dianggap sebagai tanda salib yang dibanggakan? Tentu saja tidak semua yang berbentuk tanda salib. Salib Kristen memang tidak terdapat Yesus atau corpusnya. Tetapi bentuknya tetap salib yang berdiri sendiri tanpa tersambung atas-bawah atau kiri-kanan.

Maka kalau seorang Kristiani menemukan tiang listrik yang menyerupai salib, mereka tidak menganggap itu sebagai tanda salib atau salib. Mereka akan tetap saja menganggap itu sebagai tiang listrik.

Demikian juga ketika menemukan tiang jemuran yang atasnya berbentuk silang, mereka tidak menganggap itu salib atau tanda salib. Melainkan tetaplah dipandang dan dipahami sebagai tiang jemuran.

Begitu pun ketika mengetikkan, melihat dan membaca huruf ‘T’ atau ‘t’, seorang Kristiani tidak akan menganggap itu sebagai tanda salib. Mereka akan menganggap itu sebagai huruf ‘t’ biasa saja. Tidak lebih dan tidak kurang.

Coba saja perhatikan umat Kristiani ketika melintasi perempatan jalan yang notabene berbentuk menyilang atau dua jalan saling salib, mereka tidak menghormati itu sebagai pelintasan salib. Tidak sama sekali. Mereka akan menganggap itu tidak lebih dari sekedar perempatan jalan.

Paham ya?

Kedua, logo HUT RI tidak mengandung salib sebagai lambang keagamaan sama sekali. Saya tidak sedang membantah tuduhan melainkan menjelaskan bagaimana seorang Kristiani menyikapi logo HUT RI itu. Umat Kristiani sangat bangga sekali dengan logo itu. Bangga bukan karena dianggap ada tanda salibnya, melainkan karena logo HUT RI-kebanggaan sebagai seorang manusia Indonesia yang sedang merayakan kemerdekaannya. Kenapa bukan karena dianggap ada tanda salibnya, karena mereka tidak menemukan tanda salib di sana, melainkan tanda kecintaan terhadap negara.

Jadi kalau ada yang menuduh di logo HUT RI itu ada salib – sebagai lambang keagamaan – itu sama saja merendahkan nilai tanda salib sebagai lambang keagamaan dua agama di Indonesia. Pertama, tanda salib tidak boleh ditempatkan di sembarang tempat. Menempatkan salib atau tanda salib di sembarang tempat adalah perendahan terhadap salib itu sendiri.

Kedua, jangan tuduh kami memanfaatkan momentum kemerdekaan untuk menyebarkan agama kami degan cara rendahan seperti itu. Walau kami memang tetap harus menyebarkan agama, tetapi tidak juga dengan cara gampangan seperti itu. Menyebarkan kabar gembira, iman Kristiani, dan ajaran Yesus harus tetap dilakukan dengan cara yang bermartabat dan terhormat. Terlalu rendah nilai salib jika sampai harus curi-curi disematkan di logo HUT RI.

Jadi hati-hatilah dalam menuduh. Apalagi yang menuduh itu adalah seorang yang dianggap sebagai pemuka agama. Entah itu benar pemuka agama atau orang yang tidak punya pengetahuan apa-apa. Nanti kalau lambang keagamaanmu direndahkan, malah ngamuk sampai demo berjilid. Jangankan direndahkan, dipertanyakan saja, sudah blingsatan kek cacing kepanasan.

Salam dari rakyat jelata

sumber: seword