Petugas pemadam kebakaran bekerja di reruntuhan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan di Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang dan awak pesawat mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12). Seluruh penumpang yang berjumlah 175 orang dan empat awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.
Dua pramugari berhasil diselamatkan dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Sejauh ini, pihak berwenang telah mengidentifikasi 22 korban jiwa, menurut kantor berita Yonhap.
Para saksi yang berbicara kepada Yonhap mengatakan mereka melihat percikan api dan mendengar ledakan sebelum kecelakaan.
Menurut media setempat, seorang penumpang dalam penerbangan itu sempat mengirim pesan teks kepada kerabatnya dengan mengatakan bahwa seekor burung “tersangkut di sayap” dan pesawat itu tidak dapat mendarat.
Kerabat tersebut mengatakan dia tak lagi bisa menghubungi kerabatnya yang ada dalam penerbangan itu.
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kecelakaan pesawat tersebut, namun diperkirakan kawanan burung yang terbang menyebabkan roda pendaratan tidak berfungsi, lapor Yonhap.
Jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.
Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internastional Muan, Korsel.
Bagaimana insiden terjadi?
Insiden terjadi ketika pesawat Jeju Air—yang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat—mendarat di Bandara Internasional Muan setelah melakukan penerbangan dari Bangkok, Thailand.
Muan berjarak sekitar 288 km di selatan ibu kota, Seoul.
Pesawat tersebut disebut keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding Bandara Internasional Muan yang terletak di bagian barat daya Korea Selatan, menurut kantor berita Yonhap.
Bagian pesawat terbakar setelah menabrak dinding bandara
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat tersebut tergelincir keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding sebelum sejumlah bagian pesawat terbakar.
Rekaman video lainnya menunjukkan kepulan asap tebal membumbung ke langit.
Dalam foto yang disediakan oleh Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan, pesawat Jeju Air 7C2216 terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu di Bandara Internasional Muan pada tanggal 29 Desember 2024 di Muan-gun, Korea Selatan.
Percikan api dan ledakan keras
Yoo Jae-yong, 41, yang menginap di dekat bandara, berkata kepada kantor berita Yonhap bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan pesaat sesaat sebelum kecelakaan.
Kim Yong-cheol, 70, memberi tahu kantor berita tersebut bahwa pesawat Boeing 737-800 itu awalnya gagal mendarat dan berputar balik untuk mencoba lagi melakukan pendaratan.
Kim mengatakan ia melihat “asap hitam mengepul ke langit” setelah mendengar “ledakan keras”.
Asap hitam tampak dari pesawat Jeju Air 7C2216 saat melintasi landasan pacu di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
“Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” saksi lain bernama Cho menambahkan.
“Kemudian terjadi ledakan keras diikuti oleh asap di udara, dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjut Cho.
Sebelumnya, seorang pejabat transportasi Korea Selatan memberikan rincian tentang apa yang terjadi pada pesawat saat mendekati bandara.
Pesawat itu telah berusaha mendarat tetapi kemudian pengontrol lalu lintas udara memberikan peringatan adanya kawanan burung yang terbang dari arah berlawanan pesawat tersebut, memaksa pesawat untuk menunda pendaratan.
Sekitar dua menit kemudian, pilot menyebut Mayday—kata yang digunakan sebagai sinyal darurat—dan komando lalu lintas udara memberikan izin bagi pesawat untuk mendarat dari arah yang berlawanan.
Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi korban tewas di lokasi kecelakaan, Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
Pilot itu kemudian melakukan pendaratan.
Rekaman video menunjukkan pesawat mendarat tanpa roda pendaratan dan meluncur di landasan sebelum menabrak dinding, menyebabkan ledakan api.
Perekam data penerbangan di pesawat telah ditemukan, menurut pejabat dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Molit).
Dalam konferensi pers, pejabat Molit mengatakan perekam suara pesawat tersebut belum ditemukan.
Petugas di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.
Penumpang di pesawat tersebut terdiri dari 173 warga Korea Selatan dan dua warga Thailand, lapor Yonhap.
Otoritas Thailand mengonfirmasi ada dua perempuan Thailand dalam penerbangan tersebut, masing-masing berusia 22 dan 45 tahun.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menulis dalam sebuah unggahan di X: “Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang meninggal dan terluka.”
Dua orang ditemukan dalam kondisi selamat dan operasi evakuasi sedang berlangsung.
Presiden sementara tetapkan zona bencana khusus
Penjabat sementara Presiden Korsel, Choi Sang-mok, telah mendeklarasikan zona bencana khusus di Muan.
“Kami menghadapi situasi yang serius ketika banyak korban jiwa meninggal setelah sebuah pesawat tergelincir dari landasan pacu di bandara Muan pagi ini,” kata Choi, menurut pernyataan kantor kepresidenan.
Tim SAR sedang berupaya menyelamatkan orang-orang yang berada di bagian ekor pesawat
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan menyampaikan rasa hormat yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan.”
Dia menambahkan bahwa pemerintah “akan melakukan segala upaya” agar korban yang terluka segera pulih.
Kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel
Industri penerbangan Korea Selatan dianggap memiliki rekam jejak yang solid dalam hal keselamatan.
Namun, jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini akan menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.
Insiden ini kemungkinan juga menjadi satu-satunya kecelakaan fatal yang dialami Jeju Air dalam hampir 20 tahun sejarahnya.
Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah paling populer di Korea, yang terbang ke puluhan tujuan di dalam negeri dan di seluruh Asia.
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan.
Pimpinan eksekutif perusahaan mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa maskapai tersebut tidak memiliki riwayat kecelakaan. Ia meminta maaf kepada keluarga korban.
Sebelumnya, kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan adalah kecelakaan Air China yang menabrak bukit di dekat kota Busan pada 2002.
Sebanyak 129 meninggal dunia dan 37 luka dalam insiden tersebut
Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan.
Sementara itu, terakhir kali maskapai penerbangan Korea Selatan mengalami kecelakaan fatal adalah 11 tahun yang lalu.
Pada 2013, tiga orang tewas ketika pesawat Asiana Airlines jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Francisco.
Pada 1997, Sebuah pesawat jumbo jet Korean Air jatuh di Pulau Pasifik Guam, menewaskan 228 orang dari 254 orang di dalamnya.
Pada September 1983, sebuah pesawat Korean Airlines ditembak jatuh oleh jet Soviet, setelah memasuki wilayah udara Soviet di atas pulau Sakhalin. Seluruh 269 orang di dalamnya tewas.
Artikel ini akan terus diperbarui
sumber: bbc