NETANYAHU BUKA SUARA ISRAEL SERANG PASUKAN PERDAMAIAN PBB DI LEBANON

Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk memindahkan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan. Ia mengatakan mereka berada di “daerah berbahaya”, di mana Hizbullah menggunakan mereka sebagai “perisai manusia”.

Seruannya ini disampaikan sehari setelah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) mengulangi penolakannya untuk mundur dari daerah perbatasan Israel dan Lebanon itu, setelah lima anggotanya terluka dalam serangan Israel. Diketahui, dua pasukan berasal dari Indonesia.

“Tuan Sekretaris Jenderal, keluarkan pasukan UNIFIL dari bahaya,” ujarnya dalam video rilis yang dikeluarkan kantornya, dikutip Senin (14/10/2024).

“Itu harus dilakukan sekarang juga, segera,” kata Netanyahu lagi.

Netanyahu mengklaim penolakan UNIFIL menjadikan mereka “sandera Hizbullah”. Ia menyebut hal itu akan membahayakan nyawa tentara Israel.

“Kami menyesalkan bahaya yang menimpa tentara UNIFIL dan kami melakukan yang terbaik untuk mencegah bahaya tersebut,” sebutnya.

“Namun, cara paling sederhana dan paling jelas untuk memastikan hal ini adalah dengan menarik mereka dari zona bahaya,” ujarnya lagi.

Sementara itu, UNIFIL menegaskan alasan menolak meninggalkan posisinya di Lebanon selatan. Penting bagi bendera PBB, tetap berkibar di sana.

“Ada keputusan bulat untuk tetap tinggal karena penting bagi bendera PBB untuk tetap berkibar tinggi di wilayah ini, dan untuk dapat melapor kepada Dewan Keamanan,” kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti, dalam sebuah wawancara akhir pekan.

Israel diketahui telah mendesak UNIFIL untuk mundur hingga lima kilometer (tiga mil) dari Garis Biru. Garis ini memisahkan kedua negara dan berdasarkan Resolusi PBB 1705 di bawah kuasa UNIFIL.

Perlu diketahui UNIFIL beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, dan dibentuk setelah invasi Israel ke Lebanon tahun 1978. Saat ini, UNIFIL bertugas memantau gencatan senjata yang mengakhiri perang 33 hari pada tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

Empat puluh negara kontributor UNIFIL. Indonesia, bersama Italia, India, Polandia adalah kontributor utama.

“Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara memadai,” kata pernyataan bersama, yang diunggah di X oleh misi PBB Polandia.

Sebelumnya, UNIFIL mengatakan telah menuntut penjelasan dari tentara Israel atas apa yang disebutnya sebagai “pelanggaran mengejutkan” terhadap pasukan mereka, termasuk memaksa masuk ke salah satu posisi mereka. Pada hari Minggu pagi, kata UNIFIL, tank-tank Israel telah “menghancurkan” posisi UNIFIL dan “memasuki secara paksa” ke sana.

Namun militer Israel mengatakan sebuah tank tak sengaja bertabrakan dengan pos penjaga perdamaian PBB. Ini ketika diserang dalam sebuah insiden yang mengakibatkan beberapa tentara terluka.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.