5 MARGA INDUK SUKU KARO BESERTA SEJARAH DAN SUB MARGANYA

Karo – Suku Karo memiliki kebudayaan yang khas dan masih terpelihara hingga saat ini, termasuk dalam hal tatanan kehidupan masyarakatnya. Salah satu sistem tatanan kehidupan bermasyarakat yang paling utama pada masyarakat Karo adalah merga.
Merga atau marga dicantumkan di belakang nama seseorang sebagai identitasnya. ‘Merga’ adalah istilah nama belakang yang diperuntukkan bagi laki-laki, sedangkan ‘beru’ bagi perempuan. Merga dan beru diwarisi secara turun-temurun berdasarkan garis keturunan berdasarkan ayah (patrilineal).

Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, pada masyarakat Karo dikenal lima marga induk, maka istilah yang dipakai adalah merga silima. Seseorang dikatakan sebagai orang Karo jika ia memiliki marga atau beru dari antara lima marga induk, yaitu Karo-Karo, Ginting, Tarigan, Sembiring dan Peranginangin.

Dikenalnya lima marga induk tersebut tentunya memiliki sejarah yang panjang. Bahkan, kelima merga tersebut berkembang lagi menjadi beberapa sub marga. Simak penjelasannya hingga akhir ya detikers.

Sejarah Merga Silima, 5 Marga Induk Suku Karo
Asal-usul Merga Silima erat hubungannya dengan sejarah suku Karo. Terdapat beberapa pandangan mengenai sejarah Suku Karo, salah satunya yang disampaikan oleh Sempa Sitepu dalam bukunya yang berjudul Sejarah Pijer Podi, Adat Ngeluh Suku Karo Indonesia. Ia mengisahkan sejarah nenek moyang suku Karo sebagai berikut.

Seorang Maharaja dari India Selatan, yang berbatasan dengan Myanmar, berangkat bersama rombongannya yang terdiri dari anak, istri dan dayang-dayang, pengawal, prajurit beserta harta dan hewan peliharaannya. Ia bermaksud mencari tempat yang subur untuk mendirikan kerajaan baru.

Pada rombongan itu terdapat seorang pengawal yang sakti bernama Si Karo. Pengawal tersebut kemudian kawin dengan salah satu putri Maharaja bernama Miansari.

Di dalam perjalanan, rombongan itu diterpa angin ribut dan terpencar hingga terdampar di pulau berhala. Dalam peristiwa itulah, Si Karo dan Miansari bersama tujuh orang lainnya terpisah dari sisa rombongan Maharaja.

Dengan rakit kemudian rombongan Si Karo sampai di sebuah pulau yang diberi nama ‘Perbulawanen’ artinya perjuangan yang sekarang dikenal dengan daerah Belawan.

Selanjutnya, mereka terus menyusuri sungai Deli dan Babura dan akhirnya sampai ke Gua Umang di Sembahe. Setelah beberapa waktu, mereka merasa cocok tinggal di dataran tinggi itu dan memutuskan untuk menetap di sana. Inilah asal mula perkampungan di Dataran Tinggi Karo.

Perkawinan Si Karo dengan Mainsari melahirkan tujuh orang anak. Anak pertama hingga ke enam, semuanya perempuan, yaitu Corah, Unjuk, Tekang, Girik, Pagit, dan Jile. Barulah anak yang ketujuh merupakan anak laki-laki yang diberi nama Meherga yang artinya ‘berharga’ karena menjadi penerus keturunan.

Meherga kemudian menikah dengan anak Tarlon yang bernama Cimata. Tarlon adalah saudara bungsu dari Miansari. Dari Meherga dan Cimata kemudian lahir lima orang anak laki-laki yang namanya menjadi lima induk merga atau marga suku Karo. Anak yang pertama diberi nama Karo, selanjutnya Ginting, Sembiring, Perangin-angin dan yang paling bungsu adalah Tarigan.

Daftar 5 Marga Induk Suku Karo dan Sub Marganya
Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Karo, berikut daftar 5 marga induk suku Karo atau Merga Silima beserta sub marganya.

1. Karo-karo

· Barus

· Bukit

· Gurusinga

· Kaban

· Kacaribu

· Ketaren

· Kemit

· Jung

· Purba

· Sinulingga

· Sinukaban

· Sinubulan

· Sinuraya

· Sitepu

· Sinuhaji

· Surbakti

· Samura

· Sekali

2. Ginting

· Ajartambun

· Babo

· Beras

· Cabap

· Gurupatih

· Garamata

· Jandibata

· Jawak

· Manik

· Munte

· Pase

· Seragih

· Suka

· Sugihen

· Sinusinga

· Tumangger

3. Sembiring

· Berahmana

· Busuk

· Depari

· Colia

· Keloko

· Kembaren

· Muham

· Meliala

· Maha

· Bunuaji

· Gurukinayan

· Pandia

· Keling

· Pelawi

· Pandebayang

· Sinukapur

· Sinulaki

· Sinupayung

· Tekang

4. Perangin-angin

· Bangun

· Keliat

· Kacinambun

· Namohaji

· Nano

· Menjerang

· Uwir

· Pinem

· Pancawan

· Panggarun

· Ulun Jandi

· Laksa

· Perbesi

· Sukatendel

· Singarimbun

· Sinurat

· Sebayang

· Tanjung

5. Tarigan

· Bondong

· Gana-gana

· Gersang

· Gerneng

· Jampang

· Purba

· Pekan

· Sibero

· Tua

· Tegur

· Tambak

· Tambun

· Silangit

· Tendang

Nah, itu dia lima marga induk suku Karo, yang disebut merga silima, beserta sejarah dan daftar lengkap sub marganya. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis Evelyn Shinta Situmorang, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
sumber: detik

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Cerita (Turi - Turin), Diskusi Adat Istiadat, Informasi Untuk Kab. Karo, Taneh Karo Simalem. Bookmark the permalink.