ISRAEL KECAM KESEPAKATAN BEIJING YANG LIBATKAN HAMAS DALAM PEMERINTAHAN GAZA

Israel mengutuk kesepakatan yang ditengahi China pada Selasa (23/7), yang menurut Beijing akan memasukkan Hamas ke dalam “pemerintahan rekonsiliasi nasional” untuk Gaza pascaperang.

Menteri Luar Negeri Israel, Katz, menegaskan bahwa “pemerintahan Hamas akan dihancurkan” dan menuduh Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang faksi Fatahnya menandatangani perjanjian tersebut, mendukung kelompok yang serangannya pada 7 Oktober memicu perang.

Keterlibatan kelompok militan Islam dalam pemerintahan pascaperang di Gaza dianggap sebagai ancaman bagi Amerika Serikat dan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di Washington untuk berpidato di sidang gabungan Kongres dan bertekad melanjutkan perang Gaza sampai Hamas hancur.

China, yang tahun lalu berhasil memediasi kesepakatan pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi, memuji perjanjian tersebut sebagai komitmen terhadap “rekonsiliasi.”

Namun Katz mengatakan Abbas “memilih para pembunuh dan pemerkosa Hamas”.

Dia juga menolak peran Otoritas Palestina di Gaza, dengan mengatakan “Abbas akan mengawasi Gaza dari jauh”.

Gaza Sudah Mati

Israel terus melakukan perang di Gaza. Beberapa jam setelah mereka memerintahkan warga sipil untuk mengevakuasi sebagian wilayah Khan Younis, termasuk daerah yang telah dinyatakan sebagai bagian dari zona aman kemanusiaan, jet-jet tempur mereka menggempur kota tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 73 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka di wilayah tersebut, sementara ribuan orang melarikan diri.

Perang yang telah berlangsung lebih dari sembilan bulan telah merusak sebagian besar kapasitas layanan kesehatan di wilayah tersebut, yang kini masih menghadapi tekanan berat.

Mohammed Zaqout, Direktur Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, mengatakan kepada AFP: “Kami tidak punya ruang untuk pasien tambahan. Ruang operasi sudah penuh. Kami kekurangan pasokan medis, sehingga kami tidak dapat menyelamatkan pasien kami.”

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa hingga 14.000 orang memerlukan evakuasi medis dari Gaza. Mereka khawatir bahwa sejumlah penyakit dapat menyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan cedera akibat perang, terutama setelah virus polio ditemukan di saluran pembuangan di wilayah tersebut. [ah/rs]
sumber: voa

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.