Sejumlah pekerja menyelesaikan kaos pesanan di konveksi Sinergi Adv kawasan Serengseng Sawah, Jakarta, Kamis, (4/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia – Di hadapan Komisi VII DPR RI, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengungkapkan biang kerok terjadinya gelombang penutupan pabrik hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Di antaranya karena utilisasi industri TPT yang rendah, sebagai akibat dari banjirnya barang impor murah asal China.
Ia menyebutkan bahwa utilisasi industri TPT sejak 2023 terus mengalami penurunan, di mana industri serat utilisasinya kini di bawah 50% atau hanya berada di level 45%, kemudian industri spinning utilisasinya 40%, industri weaving/knitting 52%, industri finishing 55%, dan industri pakaian jadi utilisasinya 58%.
“Ini yang mengakibatkan banyak PHK dan banyak pabrik tutup di berbagai daerah, baik di Jawa Barat maupun di Jawa Tengah,” kata Jemmy dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (10/7/2024).
Adapun turunnya utilitas industri TPT nasional diyakini karena adanya serbuan barang impor murah asal China. Katanya, ada banyak e-commerce atau marketplace asal China seperti Temu yang menjual barang cross-border dengan harga yang sangat murah. Padahal, untuk impor pakaian jadi masih ada dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP).
“Jadi harga yang masuk ini safeguard-nya Rp28.000 contohnya, tapi harga barangnya bisa diterima (konsumen) Rp50.000-Rp60.000 saja. Itu sudah termasuk ongkos kirim dan segala macamnya,” ungkapnya.
Selain itu, Jemmy juga mengungkapkan hasil temuannya di media sosial, yakni sebuah akun Instagram bernama Liam Supply Chain yang memberikan sebuah tips atau cara berdagang di Indonesia.
“Bagaimana orang China itu yang tinggal di Indonesia membedah cara berdagang di Indonesia, dari cara berdagang di minimarket, cara mana yang boleh dan mana yang tidak. Di sana dibedah juga cara bayar pajak yang termurah atau dengan kata lain bagaimana menghindar pembayaran pajak,” ungkapnya.
Ia menyebut cara yang dilakukan Liam Supply Chain itu sangat mengerikan bagi industri TPT nasional.
“Mulanya merontokkan yang pakaian jadi, (kemudian) berimbas kepada hulunya,” lanjut dia.
Jemmy menekankan bahwa industri TPT nasional saat ini sedang dalam situasi gawat darurat, di mana terjadi gelombang penutupan puluhan pabrik, serta PHK lebih dari 13.000 pekerja. Hal ini karena imbas pasar global yang lesu dan produk impor dari China yang membanjiri Tanah Air.
sumber: cnbc