ANCAMAN PERANG BARU DI ARAB, RAMAI NEGARA EVAKUASI WARGA DARI LEBANON

Foto: Asap dan api mengepul menyusul serangan roket dari Lebanon, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, dekat Kiryat Shmona, Israel, dekat perbatasannya dengan Lebanon, 3 Juni 2024. (REUTERS/AYAL MARGOLIN)

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan yang terjadi antara Israel dan kelompok milisi penguasa Lebanon, Hizbullah, telah menimbulkan kekhawatiran baru akan perang yang muncul di tengah keduanya. Hal ini membuat sejumlah negara mulai mengevakuasi warganya dari Lebanon.
Pemerintah Kanada dilaporkan tengah bersiap untuk mengevakuasi 45.000 warganya dari Lebanon. Hal ini dilaporkan Channel 12 Israel yang menyebut telah ada pembicaraan terkait evakuasi ini antara Menteri Luar Negeri Israel Katz dan timpalannya dari Kanada Melanie Joly.

“Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan,” kata media itu dikutip dari Times of Israel, Senin (24/6/2024).

Meski begitu, sejauh ini, tidak jelas apakah rencana serupa juga dibuat untuk sekitar 35.000 warga Kanada yang tinggal di Israel. Tel Aviv sendiri telah mengevakuasi 60.000 penduduknya yang tinggal di wilayah yang dekat dengan perbatasan Lebanon.

Selain Kanada, Kuwait juga tengah melakukan hal yang sama. Kantor berita resmi Kuwait, KUNA, melaporkan bahwa Kuwait Airways telah mengirimkan armadanya ke Lebanon pada Sabtu (22/6/2024) untuk melakukan evakuasi.

“Ini adalah pesawat pertama yang mengevakuasi warga negara dari Lebanon, karena kekhawatiran akan eskalasi miliaran antara Hizbullah dan Israel meningkat,” tulis KUNA, dikutip Al Arabiya.

Kementerian Luar Negeri Kuwait juga menegaskan kembali dalam sebuah pernyataan seruan ke warganya untuk menghindari Lebanon. Mereka juga meminta warga yang tidak memiliki keperluan mendesak untuk pergi ke negara itu.

Sebelumnya, Israel telah mengindikasikan konflik barunya dengan Hizbullah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan adanya pemindahan lebih banyak pasukan di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.

Saat ini, menurutnya ancaman perang baru bisa terjadi dengan kelompok yang didukung Iran, Hizbullah. Mengingat semakin meningkatnya serangan di wilayah itu.

Hizbullah sendiri mulai menyerang Israel tak lama setelah perang Gaza meletus Oktober 2023. Kelompok pro-Iran itu mengatakan mereka akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.

Pada bulan ini, Hizbullah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan serangan roket dan drone terbesar sejauh ini. Ini dilakukan setelah rudal Israel menewaskan komandan paling senior kelompok itu.
sumber: cnbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.