PENGUNGSI PALESTINA DI KAMP MUWASI HADAPI KONDISI SANGAT SULIT

Orang-orang memeriksa bangunan yang terkena pengeboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 8 Mei 2024. (Foto: AFP)

Ribuan orang yang mengungsi dari bagian timur kota Rafah di selatan Jalur Gaza ke daerah Muwasi yang relatif aman di utara mengalami kondisi yang keras dan kurangnya layanan bantuan.

Para pengungsi mengeluh karena tidak ada tenda untuk bernaung, serta kekurangan makanan, air minum dan layanan bantuan sehingga semakin menyulitkan hidup mereka setelah terpaksa meninggalkan rumah sesuai perintah militer Israel untuk mengungsi dari bagian timur Rafah, di sepanjang perbatasan dengan Mesir.

Nasser Balaawi, salah seorang pengungsi di Muwasi, mengatakan “tidak menemukan apapun untuk bertahan hidup” di kota itu. “Saya ada di jalan, tidak ada tempat untuk tinggal, tidak ada apapun. Saya hanya menggantungkan hidup pada pertolongan Allah SWT,” ujarnya lirih.

Hal senada disampaikan Ahmad Balaawi. “Kami mendirikan tenda untuk hampir 70 orang. Mereka (Israel.red) mengancam kami dan menjatuhkan selebaran agar kami keluar dari Rafah. Yang kami inginkan hanyalah tempat berlindung dan sarana hidup, di sini tidak ada toilet, atau air, atau apapun. Kami hanya ingin berlindung,” ujarnya.

Dengan merebut penyeberangan Rafah, Israel mendapatkan kontrol penuh atas keluar masuknya orang dan barang untuk pertama kalinya sejak menarik tentara dan pemukim dari Gaza pada tahun 2005, meskipun telah sejak lama mempertahankan blokade di daerah kantung pantai tersebut lewat kerja sama dengan Mesir.

Biden pada Senin lalu (6/5) kembali memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak melancarkan invasi ke Rafah setelah Israel memerintahkan 100.000 warga Palestina untuk mengungsi dari beberapa bagian Rafah. Namun mitra koalisi sayap kanan Netanyahu telah mengancam akan menjatuhkan pemerintahannya jika dia membatalkan serangan atau membuat terlalu banyak konsesi dalam perundingan gencatan senjata.

Menurut catatan rumah sakit di Rafah, serangan dan pengeboman Israel di Rafah semalam menewaskan sedikitnya 23 warga Palestina, termasuk sedikitnya enam perempuan dan lima anak-anak. [em/uh]
sumber: voa

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.