Xhardy – Akhir-akhir ini banyak judul berita yang sebenarnya ironis, menyedihkan tapi kalau dipikir-pikir lagi, ini lucu.
Headline-nya seragam. Jokowi kesal, Jokowi jengkel, Jokowi geram, Jokowi heran dll. Misalnya kalau ada masalah, Jokowi bakal geram karena masalah itu. Geram, jengkel, heran, kesal.
Sebenarnya ini sudah lama jadi bahan candaan para netizen sejak dulu kala. Tapi baru kali ini saya berpikir, mereka ini mungkin ada benarnya. Selama menjabat selama hampir sepuluh tahun, Jokowi ngapain aja? Kenapa selalu terulang berita Jokowi heran, kesal, jengkel, geram.
Ada beberapa isu yang bakal saya bahas, yang saya kutip dari pemberitaan di media.
Jokowi kecewa karena Indonesia masih getol impor barang-barang elektronik. Adalah fakta bahwa produksi perangkat elektronik makin berkembang, tapi Indonesia seolah hanya menjadi market.
Berikutnya, Jokowi juga kecewa dengan kemampuan Indonesia dalam menarik investasi. Ini terkait dengan Apple. Jokowi bilang dari 320 supplier perangkat Apple di dunia, hanya ada dua yang berasal dari Indonesia. Filipina ada 17 supplier, Malaysia 19 supplier, Thailand 24 supplier, yang paling banyak Vietnam ada 72 supplier.
Jokowi heran, GDP Indonesia paling besar se-ASEAN. 46 persen GDP ASEAN ada di Indonesia, tapi supplier untuk Apple cuma ada dua. Jokowi cuma bisa prihatin soal ini. Prihatin, mungkin kesal, heran, dan geram.
Mungkin kalian juga punya pertanyaan yang sama. Jokowi sering begini, kesal, heran, prihatin, geram, mengeluh. 10 tahun menjabat, ngapain aja?
Sebagai perbandingan, Apple investasi di Vietnam dengan nilai investasi Rp 256 triliun. Sedangkan investasi di Indonesia cuma Rp 1,6 triliun, gak sampai 1 persen dari investasi di Vietnam.
Microsoft juga baru-baru ini investasi di Indonesia dengan nilai Rp 27,6 triliun. Dan tidak lama kemudian, Microsoft mengumumkan investasi di Malaysia dengan nilai Rp 35,2 triliun.
Ini benar-benar memalukan, harusnya pemerintah merasa tertampar. Kok bisa negara sebesar Indonesia tapi kesulitan menarik investasi. Kenapa investor lebih memilih negara lain? Indonesia susah payah merayu investor, tapi banyak yang cuek. Negara lain, cuma duduk manis, investor datang sendiri. Pemerintah harusnya introspeksi, ini masalah klasik yang saya yakin mereka sudah tahu masalahnya apa, tapi tidak pernah ada solusi. Ujung-ujungnya cuma bisa kesal, geram, marah dan kecewa.
Selain itu Jokowi juga geram karena banyak lahan sawah yang dikonversi jadi properti. Padahal lahan itu harus dipertahankan pemerintah sebagai pusat produksi pangan.
Jokowi juga mengkritik soal anggaran untuk program penurunan angka stunting tidak dipakai sesuai alokasi yang dimaksudkan. Dia pernah ketemu kasus di mana anggaran stunting untuk Puskesmas malah dialihkan untuk bikin pagar.
Jokowi juga kesal dengan banyaknya anggaran yang sering tidak tepat sasaran. Banyak anggaran kebanyakan dipakai untuk kebutuhan rapat.
Saya pun ikut bingung dan heran jika seorang presiden bingung dan heran. Seperti yang tadi saya katakan, ini masalah klasik yang sudah ada sejak dulu. Anggaran tidak maksimal sesuai tujuannya, entah itu dialihkan ke tempat lain, dikorupsi atau dipakai untuk hal-hal yang tidak penting. Itu masalah yang sudah ada sejak dulu. Jokowi pasti tahu lah, jadi kenapa masih saja terjadi?
Pertanyaan yang bikin banyak orang bingung, selama ini Jokowi sudah melakukan apa untuk mengatasi itu?
Jokowi seperti ini, seolah mempermalukan diri sendiri. Kalau dia komplain kayak begini, secara tidak langsung dia mengaku dia tidak kompeten. Dia mengaku kalau dia tidak sanggup mengatasi masalah yang bikin dia kesal dan geram. Tidak sanggup memperbanyak investasi, tidak sanggup merayu investor untuk investasi lebih besar, tidak sanggup mengatasi penyalahgunaan anggaran, tidak sanggup mengatasi impor yang masif. Jadinya dia cuma komplain dan geram. Untuk apa? Malah orang-orang ikut kesal, 10 tahun kerja ngapain aja?
Tinggal kita lihat nanti gimana kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan. Kalau style dan model kerjanya masih kayak Jokowi, ya sudahlah, tidak ada yang perlu diharapkan. Hasilnya sudah bisa tertebak.
Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword