BERDOA SESUAI IMAN KRISTEN KATOLIK, KOK DIBACOK?

Manuel – Saya bingung melihat negara Indonesia ini semakin lama semakin intoleran. Kita melihat bagaimana sekelompok mahasiswa yang berdoa sampai harus diancam oleh ketua RT dengan para warga sampai harus ada yang tertusuk karena ada yang membawa senjata tajam.

Padahal kita tahu bahwa intoleransi itu adalah musuh bersama dan dari berbagai umat beragama sama-sama mengecam apa yang menjadi aksi-aksi atau tindakan intoleransi kepada kaum minoritas.

Saya kira ini adalah suatu hal yang harus dikerjakan bersama-sama dengan aparat-aparat dan orang-orang yang berwajib dan termasuk di dalam bagian dari elemen keagamaan. Karena kita tahu bahwa intoleransi itu bicara soal agama dan kebebasan berpendapat juga memeluk agama masing-masing.

Sejauh mata memandang, kaum-kaum yang ada di dalam kubu mayoritas memang tidak banyak yang meresahkan, namun seringkali yang sedikit itu justru yang paling berisik. Bayangan saja sekelompok anak muda mahasiswa Katolik harus sampai berhadapan dengan mayoritas.

Padahal mereka hanya melakukan doa di kosnya masing-masing. Apa yang terjadi kepada negara Indonesia yang katanya modern dan maju ini? Kenapa masih banyak orang-orang primordial yang tidak suka dengan modernisme dan juga kebebasan beragama?

Apa yang menyebabkan mereka berpikir demikian? Saya kira yang menjadi hal terpenting adalah pemahaman dan sikap tenggang rasa yang tidak pernah dibangun sejak kecil di rumah-rumah ibadat mereka.

Tidak sedikit penceramah yang mengatakan bahwa kaum mereka adalah kaum yang selalu ditindas oleh orang-orang yang katanya minoritas. Padahal kalau kita lihat secara kebudayaan kita tahu negara ini adalah negara yang dibentuk dari banyak budaya dan banyak agama.

Tapi sekali lagi mereka memilih untuk menjadi beringas dan brutal demi menekan minoritas yang sebenarnya tidak banyak itu. Di mana peranan negara tanda tanya percuma kalau ditangkap dan dijadikan tersangka jika tidak ada hukuman atau program-program yang membuat aksi intoleransi itu berkurang.

Tidak ada program yang nyata karena aksi-aksi ini berulang terus-menerus dan bahkan semakin intoleran hari demi hari. Memang sudah waktunya negara ini harus berbenah dan kita harus paham bahwa intoleransi harus menjadi musuh kita bersama.

Aparat keamanan juga harus menjadi lebih tegas lagi dalam menindak dan kalau bisa berikan hukuman fisik atau hukuman yang berat kepada para pelaku intoleransi.

Saya nggak bisa bayangkan jika saya hidup di dalam negara yang permisif terhadap intoleransi dan menganggap hal itu adalah hal biasa padahal itu adalah ancaman buat negara dan ketahanannya.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.