CUACA TERIK BIKIN BENDUNGAN FILIPINA KERING PEMUKIMAN 300 TAHUN LALU MUNCUL

Cuaca Terik Bikin Bendungan Filipina Kering, Pemukiman 300 Tahun Bermunculan
Syanti Mustika – detikTravel
Kamis, 02 Mei 2024 21:05 WIB

Manila – Pemukiman berusia 300 tahun muncul kembali setelah waduk di Filipina mengalami kekeringan parah. Ini adalah desa keenam yang terlihat di waduk yang menyusut.
Dilansir dari CNN, Kamis (2/5/2024) terlihat jelas bekas bangunan gereja, batu nisan dan penanda balai kota di tengah Bendungan Pantabangan di provinsi Nueva Ecija pada bulan Maret setelah berbulan-bulan hampir tidak ada hujan. Marlon Paladin, seorang insinyur pengawas Administrasi Irigasi Nasional Filipina mengatakan bahwa bekas pemukiman ini sengaja dibanjiri pada tahun 1970-an saat pembangunan bendungan.

Namun kekeringan yang saat ini melanda sekitar separuh provinsi di negara tersebut telah menurunkan tingkat air bendungan. Angka dari badan cuaca pemerintah Filipina, PAGASA, menunjukkan tingkat suhu pada tanggal 30 April hampir 50 meter (160 kaki) lebih rendah dari biasanya.

Paladin mengatakan ini merupakan pemukiman keenam yang muncul sejak pembuatan waduk. Saat ini, pemukiman 300 tahun tersebut menjadi objek wisata dadakan.

Filipina dan beberapa negara di Asia Tenggata selama beberapa minggu terakhir dilanda panas terik. Bahkan saking panasnya, pemerintah memutuskan untuk meliburkan sekolah-sekolah setelah suhu mencapai 42 derajat Celcius (107 derajat Fahrenheit).

Meskipun bulan April dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan terpanas di Filipina, dengan suhu rata-rata pada pertengahan 30an (tinggi 80an hingga pertengahan 90an Fahrenheit), sebagian besar wilayah negara ini bahkan mengalami suhu yang lebih panas.

Menurut angka PAGASA, dalam lima hari terakhir indeks panas di beberapa daerah telah melampaui 40 derajat (104 derajat Fahrenheit).

Kota Muñoz, yang berada di dekat bendungan telah mengalami indeks panas lebih dari 41 derajat (106 derajat Fahrenheit) dalam lima hari terakhir. Pada hari Minggu suhu terasa seperti 47 derajat celcius (117 derajat Fahrenheit) karena faktor lain yang berkontribusi.

Tahun ini, pola iklim El Niño telah memperburuk kondisi tersebut, menurut AFP. Fluktuasi alami ini terjadi bersamaan dengan pemanasan global yang disebabkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
sumber: detik

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.