SETELAH DIDEPAK DARI PDIP ,GILIRAN PAN NGEBAT BANGET RAYU JOKOWI

Heru Subagia – Kendati didepak paksa oleh PDIP , Jokowi dan juga keluarganya bakal eksis dan semakin bersinar di konstelasi politik nasional. Mungkin bagi anda para hatersnya Jokowi bakal cepat tua dan bisa mungkin stres berat melihat kiprah dan perannya dalam menguasai serta mengambil alih peta politik Indonesia. Jokowi dan keluarganya betul -betul akan menjadi bagian lingkaran baru politik nasional yang masif dan berpengaruh.

Tidak ragu jika saat ini positioning politik Jokowi sangat istimewa dan potensial. Namun demikian timbul tantangan baru bagi Jokowi berkaitan kendaraan politiknya. Saatnya Jokowi berlabuh dan memutuskan kapal besar yang akan menjadi kendaraan politiknya.

Sampai saat ini Jokowi tidak punya posisi strategis di partai . Di PDIP Jokowi hanya sebatas kader dan ber-KTA PDIP , itupun karena sedang menjabat sebagai presiden yang diusung oleh PDIP. Wajib menjadi kader PDIP . Lantas, bagiamana idealnya posisi politik Jokowi saat ini yang tidak memiliki kendaraan partai? Akankan Jokowi memilih Golkar atau PAN sebagai kendaraan politiknya di kancah politik nasional mendatang?

Dua partai yakni Golkar dan PAN, partai tersebut didaulat pendukung setia Jokowi ini digadang-gadang sudah menawarkan secara halus kepada Jokowi untuk masuk sebagai kader dan mendapatkan jabatan khusus bagi Jokowi. Dua partai sedang lebay untuk merayu Jokowi masuk ke jajaran pengurus partai.

Golkar sudah ngebet banget agar Jokowi segera berbaju serba kuning . Bahkan Golkar sudah terang benderang mendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden dari Golkar.

Artinya bidikan Golkar sudah mengikat Gibran Rakabuming Raka, tinggal tugas khusus berikutnya adalah menaklukkan Jokowi agar segera bergabung partai berlogo beringin tersebut.

Bagiamana dengan PAN? Berbagai rumor politik yang digaungkan oleh PAN terhadap Jokowi seperti Jokowi diisukan sudah menjadi keluarga PAN, Jokowi sudah nyaman dengan PAN dan Jokowi dianggap sebagai panglima perangnya PAN.

Kedekatan Jokowi dengan PAN terasa gemoy sekali ketika Zulkifli Hasan ikut bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah Jokowi jilid 2. Sebagai imbalan politik, Jokowi memberikan 1 menteri bagi PAN dengan menunjukkan langsung Ketum PAN Zulkifli Hasan sebagi Menteri Perdagangan Baru.

Dansa politik Zulkifli Hasan semakin mujarab ketika Zulkifli Hasan berhasil membuat harga minyak goreng mendadak turun secara cepat. Prestasi gemilang yang diakui Jokowi dan diamini oleh masyarakat Indonesia khususnya emak-emak akibat penurunan harga migor secara cepat dan signifikan.

Ikatan emosional yang dibangun Ketum PAN Zulkifli Hasan sangat besar pengaruhnya dalam hubungan kontruksi politik personal Jokowi dan Zulhas. Sebagai Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai, Zulhas memainkan peran strategis yakni sebagai bagian corong pemerintah dan selalu membela program kerja serta kebijakan presiden Jokowi.

Hal ini yang membuat Jokowi terpesona dan pada akhirnya melahirkan hubungan intim secara personal . Zulhas dijadikan salah satu menteri paling dipercaya oleh Jokowi dan dalam berbagai momen perjalanan dinas selalu hadir di sebelah Jokowi.

Kekuatan politik Zulkifli Hasan semakin menjadi-jadi ketika PAN berpindah haluan dukungannya dari semula melirik Ganjar Pranowo sebagai salah satu Capres andalan dan bergeser dukungannya ke Prabowo Subianto. Keputusan politik ini menjadikan PAN menjadi partner politik paling setia di mata Jokowi. Pada akhirnya bersama Golkar sebagai partner setianya berhasil mencapai kesuksesan kemenangan dalam pilpres 2024.

Dengan menelusuri perjalanan politik Jokowi dan PAN, harusnya jika memang Jokowi pingin pindah partai atau memilih partai, setidaknya PAN akan menjadi kendaraan politiknya yang paling ideal dan membahagiakan keduanya baik PAN dan juga Jokowi.

Bagaimana menurut Anda , apakah salah jika Jokowi pada akhirnya masuk ke PAN dimana salah satu pendirinya adalah Amien Rais?
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.