TIMNAS INDONESIA U-23 KALAH, YA KALAH SAJA MESKI DIWARNAI KONTROVERSI WASIT?

Widodo SP – Timnas Indonesia U-23 harus melupakan impian berlaga di partai puncak Piala Asia U-23 setelah Senin malam (29/04) secara menyakitkan harus menyerah 0-2 dari Uzbekistan dalam laga yang diwarnai kontroversi yang sangat merugikan Timnas Indonesia U-23 besutan Shin Tae-yong (STY) itu.

Wasit VAR asal Thailand dan wasit utama asal China (yang malas saya sebutkan namanya) seperti berkonspirasi menggagalkan perjuangan Garuda Muda agar jangan sampai menang dan lolos ke final Piala Asia U-23. Lewat pembatalan tendangan bebas yang seharusnya berbuah penalti setelah Witan diganjal di kotak penalti lawan, pembatalan gol Ferrari karena Sananta dinilai offside, dan pengusiran Rizky Ridho menjadi catatan merah bagi wasit yang sukses menorehkan luka mendalam bagi segenap pecinta sepak bola Indonesia.

Memang kalah atau menang dalam sepak bola (atau olah raga apa pun) adalah hal yang biasa, begitu pula dengan kontroversi yang kadang menguntungkan tapi juga bisa sangat merugikan bisa dialami oleh tim atau atlet mana saja, tapi tetap saja proses menuju kekalahan yang diwarnai kontroversi seperti laga semalam terasa sukar diterima, bahkan bisa membekas dalam waktu lama.

Coach STY pun seperti tak bisa menahan amarah karena kekecewaan luar biasa yang dialami dirinya dan seluruh punggawa Timnas Indonesia U-23, dimana pada laga semalam STY sempat diganjar kartu kuning hanya karena mempertanyakan keputusan wasit yang merugikan timnya.

“Halah, kalah ya, kalah saja,” begitu kata beberapa orang mengomentari kekalahan Indonesia.

Mereka yang tak pernah berada di posisi sebagai pemain, dalam olah raga apa pun dan bermain di kejuaraan manapun, mungkin akan berkomentar dengan entengnya seperti itu … karena mungkin tak pernah merasakan betapa sakitnya kalah dengan cara seperti itu.

Hey, memang kalah dan menang adalah bagian dari hukum alam suatu pertandingan, tapi proses menuju kekalahan karena andil wasit memang terasa sukar sekali diterima. Apalagi keputusan kontroversial wasit terasa masih bisa diperdebatkan, karena saking nggak masuk akalnya.

Mungkin ada pembelaan bahwa wasit VAR dan wasit utama bekerja berdasarkan aturan yang dipakai dalam kompetisi di bawah naungan FIFA (termasuk AFC), tapi kecenderungan wasit untuk memihak kepada Uzbekistan sangat terasa, seperti ketika Indonesia dikerjai wasit ketika melawan tuan rumah Qatar pada laga perdana fase grup.

Hanya, memang keputusan wasit tak bisa lagi diubah, begitu pula hasil laga semalam yang membuat Indonesia kudu berjuang lagi kalau ingin menyegel tiket Olimpiade Paris lewat slot juara ketiga Piala Asia 2024. Namun, tak ada salahnya PSSI melayangkan protes keras atas kepemimpinan wasit yang berat sebelah, meskipun kecil kemungkinan akan diterima oleh AFC yang terlihat agak buta separuh penglihatan dan nuraninya.

Akhirnya, kita hanya bisa berharap mentalitas Garuda Muda bisa kembali menguat demi perjuangan sekali lagi melawan Irak pada perebutan tempat ketiga sekaligus menyegel tiket langsung ke Olimpiade Paris, yang semoga saja tidak digagalkan oleh perilaku wasit seperti laga melawan Uzbekistan kemarin malam. Selamat berjuang sekali lagi, Timnas Garuda Muda … semoga beruntung!

Begitulah kura-kura…
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.