Daeng – Awal mula kecurigaan bahwa akan terjadi kecurangan adalah ketika Samsul dipaksakan di MK via paman. Dan berhasil. Nah, ini awal mula pembiaran itu. Dan akhirnya, rencana-rencana culas tersebut terus berlanjut.
Seolah tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan praktek keculasan itu, sehingga saat ini masalah baru dan paling sulit akan dijalani.
Ajang pilpres sangat bisa disetting apalagi dengan kekuasaan yang tinggi. Banyak pihak yang tak berkutik, bahkan rakyat jelata yang sudah disirami bansos saja tidak bisa apa-apa kecuali joget-joget. Permainan paling culas yang akhirnya sulit lagi dikendalikan.
Hak angket yang sekarang lagi mencoba digulirkan sudah mendapatkan perlawanan. Ganjar yang mengusulkan hak angket itu pun, kini dibidik untuk dipaksa dijadikan tersangka di KPK. Ganjar dipaksa untuk berkasus soal gratifikasi. Dan si terlapor pun sangat jelas bukan kapasitasnya, ketua DPD Kota Bogor dan ketua IPW, yang tugasnya mengurusi soal kebijakan kepolisian.
Apakah Ganjar punya kekuatan yang bisa mematahkan serangan ini? semoga saja. Jangan sampai Ganjar pun akan di-Ahok-kan sehingga karir politik Ganjar bisa mandek sebagaimana Pak Ahok.
Ahok dulu sudah digadang-gadang masuk ajang capres, tetapi serangan ke beliau dengan isu penistaan agama pun dimainkan dengan gelombang besar. Dan kabarnya, diduga ada campur tangan si pak Lurah. Benar-benar culas.
Orang-orang culas itu tidak ingin ada orang-orang berkualitas mengelolah negeri ini. orang-orang culas itu tidak ingin negeri ini maju dan rakyatnya pada cerdas.
Orang-orang culas itu ingin berkuasa panjang dan lama sehingga tak peduli rakyat harus menderita bagaimana pun. Karena bagi orang-orang culas ini, rakyat yang bodoh dan mudah dimiskinkan adalah komoditas kekuasaan.
Orang-orang culas tidak pernah menginginkan negeri ini rakyatnya sangat cerdas sehingga negara ini benar-benar maju, karena orang-orang culas ini melihat negeri ini seperti perusahaan yang seenaknya dikelola untuk keuntungan pribadi dan golongannya saja.
Jadi jangan heran jika di Istana kerajaan pak lurah itu bagi-bagi perhargaan sedang terjadi sebagai perayaan kan? Sebagai perayaan keberhasilan manuver yang telah dilakukan ya?
Pemilu 2024 ini belum selesai. Ada banyak kejanggalan yang telah dipertontonkan penguasa saat ini, dan itu wajib diusut. Namun sayangnya, wakil rakyat yang ada di parlemen itu sedang mewakili siapa? Kenapa hak angket belum juga berjalan dengan mulus?
Memang sudah pasti yang melawan hak angket adalah yang melihat pemilu ini baik-baik saja, padahal dengan banyaknya bukti yang bisa diajukan, itu bisa membongkar semuanya.
Yang tidak setuju hak angket adalah mereka yang ingin segera duduk di kursi empuk jabatan elit dan menikmati berbagai fasilitas.
Sementara rakyat yang setuju hak angket sesuai survey kompas adalah sebanyak kira-kira 60 persen, atau di atas dari angka 58 persen perolehan suara kubu 02.
Keculasan ini akan terus bermain dan akan membungkam siapa saja yang melawan. Jadi untuk sementara kubu 01 dan kubu 03 wajib bersatu untuk saat ini, musuh bersama sudah jelas.
Hanya dengan bersatu, perlawanan ini sangat sengit, ini bisa terjadi kalau masing-masing kubu konsisten dan berkomitmen, namun kalau patah di tengah jalan, yahh udah, rakyat yang 60 persen itu akan kecewa dan bisa jadi berkata “Selamat Datang neo orde baru yang culas”
Keanehan pilpres 2024 ini bisa ditelusuri, dan hak angket adalah jawaban satu-satunya untuk memeriksa apakah benar telah terjadi kecurangan?
Dan kabarnya, permainan algoritma sudah dirancang untuk membatasi peroleh suara capres 03 dan 01, dan untuk pasangan 03 sudah di-algoritma-kan hanya maksimal 17 persen, jadi tidak bisa lewat dari itu.
Sementara 02 bisa jadi dirancang minimal 51 persen, yang berarti bisa lebih dari itu sehingga yang kita lihat adalah 58 persen.
Jadi ini perlu penyelidikan forensik dan meta, hak angket wajib segera dijalankan. Dan pihak yang menang tidak usah khawatir, kalau suara kalian memang tinggi, tidak bakalan anjlok kan?
Jadi tidak ada cara lain kecuali HAK ANGKET wajib berjalan tuntas, membongkar semua dugaan kecurangan yang selama ini sudah terendus.
sumber: seword