SEDIH, ORANG SEHEBAT GANJAR, AHOK DAN MAHFUD TAK BISA MEMIMPIN NEGARA INI

Xhardy – Politik di negara ini memang agak ironis. Yang bagus dibuang, yang gak bagus dipuji setengah mati. Yang layak malah dilepehin, yang tidak layak malah dipercaya 100 persen.

Seperti yang terjadi saat Pilkada 2017. Secara logika, bahkan kelihatan jelas saat debat, program kerja Ahok dan mindsetnya jauh lebih bagus ketimbang Anies. Anies saat itu ngawur dan sembarang mengobral janji-janji yang sesat. Janji-janji ini selalu dipakai untuk mempengaruhi masyarakat. Dan sialnya, masyarakat banyak yang percaya. Rumah terjangkau, banjir beres, macet beres, tidak ada penggusuran. Tapi akhirnya semua itu cuma lip service.

Yang penting bukan Ahok. Jangan sampai Ahok jadi gubernur. Masyarakat ditakuti dengan berbagai cara. Masyarakat jadi terpengaruh. Logika mereka tersumbat. Yang punya kredibilitas dan kemampuan, harus kalah dengan yang gak bisa kerja hanya karena sentimen SARA.

Hasilnya ya kita lihat Anies sekarang ini. Jadi ahli tata kata, ahli ngeles, janji tidak tuntas, udah itu masih aja ngeles mengaku sudah berhasil membangun Jakarta.

Masyarakat yang menyesal, itu adalah satu hal yang ironis. Tapi yang lebih ironis adalah bukan Ahok yang memimpin. Seandainya Ahok yang jadi Gubernur DKI saat itu, bisa kalian bayangkan Jakarta bakal semaju apa? Lima tahun terbuang sia-sia karena salah pilih pemimpin. Memilih pemimpin pakai emosi tidak pake logika.

Di Pilpres 2024 juga sama. Ganjar-Mahfud yang lebih layak dan visi misinya lebih keren, tapi tidak dipercaya untuk memimpin negara ini. Masyarakat lebih memilih capres yang menjual joget gemoy. Mereka tidak peduli latar belakang capres itu, meskipun banyak yang tahu dia terseret isu HAM. Yang penting joget. Pilpres bagi mereka mungkin pesta komedi di mana yang layak jadi pemimpin adalah yang bisa ngelucu dan menghibur rakyat dengan cara berjoget.

Kalau kalian setuju dan merasa miris, ya beginilah faktanya. Masyarakat masih bisa dipengaruhi dengan hal seperti ini karena memang tingkat kehidupan mereka sangat mendukung untuk dimanipulasi.

Fenomena-fenomena seperti inilah yang membuat orang-orang hebat kayak Ganjar, Mahfud dan Ahok harus tersingkir. Padahal mereka kalau diberi kesempatan memimpin, hasilnya pasti luar biasa. Tak perlu tunggu sampai 2045 untuk menjadi negara maju? Mereka tersingkir karena masyarakat dipengaruhi lewat cara-cara yang abnormal.

Yang dibanggakan malah yang suka joget dengan program kerja makan siang gratis yang menyedot anggaran jumbo. Program kerja yang lebih keren dan hemat anggaran, dianggap tidak penting. Mungkin kita harus menunggu lebih lama untuk melihat negara ini dipimpin orang-orang hebat yang memang pantas jadi pemimpin. Tapi kalau mindset masyarakat masih begini-begini aja, mungkin ini semua cuma mimpi.

Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.