JOKOWI EFFECT SEBENARNYA HANYA MITOS, INI ALASANNYA

Xhardy – Jokowi effect is strong, begitulah kata pendukung ketika merespon hasil quick count di mana Prabowo-Gibran dianggap menang satu putaran mutlak dan telak. Asosiasi yang kuat antara Jokowi dan Prabowo apalagi Gibran sebagai cawapres anak Jokowi, membuat pasangan ini menang dengan relatif mudah?

Hahaha, jangan percaya deh. Jokowi effect itu sebenarnya hanya ilusi palsu yang digembar-gemborkan oleh para simpatisan dan buzzer sebelah untuk menutupi apa yang terjadi.

Kalau memang Jokowi effect sangat kuat dalam memenangkan Prabowo-Gibran, kenapa PSI tetap jeblok dan ngos-ngosan nyerah tidak bisa lolos ke Senayan?

Oh ya, PSI masih ngotot mengklaim bisa lolos ke Senayan karena dari survei internal, katanya dapat empat koma sekian persen suara, hahaha. Ini mungkin sinyal sih, supaya nanti kita gak kaget kalau beneran lolos.

Ada yang bilang PSI gak lolos karena masih kurang dikenal dan akar rumput gak kuat. Lah, itu baliho nyebar sampai ke kampung-kampung? Menjamur kayak rumput liar, tiap ratusan meter ada balihonya, udah kayak Alfamart dan Indomaret. Balihonya ada gambar Jokowi pula, udah kayak brand ambassador eksklusif lengkap dengan tagline JOKOWI5ME dan PSI partainya Jokowi. Foto kaesang di mana-mana dengan caption ketua umum PSI. Masif. Gak mungkin orang kampung pun gak tahu.

Jokowi effect itu cuma mitos. PSI gak lolos, dan PDIP tetap kuat merajai pemilihan legislatif. Tanpa Jokowi, PDIP bertahan. Dengan Jokowi, PSI ambruk juga dan tidak keluar dari lingkaran kegagalan lolos ke Senayan. Gimana tuh ceritanya bisa kek gitu kalau Jokowi effect itu nyata?

Mungkin PSI kurang gencar cawe-cawe dengan jurus yang dilakukan Jokowi secara masif jelang hari pemilihan, hehehe.

Di media sosial ada yang menyindir dengan istilah negeri bansos. Cukup dengan beras, sembako, bantuan-bantuan sosial lain yang membuat banyak orang bahagia, bisa tidur nyenyak hari itu, lalu mendukung dia. Itulah yang akan terus terjadi jika kemiskinan dan kebodohan tidak berkurang. Seolah dipelihara agar mudah dimanipulasi dan ditakuti.

Jokowi saat ini bukan siapa-siapa lagi. Yang bikin dia dikenal dan masih dikagumi, mungkin lho ya, mungkin karena belakangan sangat rajin memberikan bantuan buat warga. Bahkan dia bangga lho mengatakan hanya Indonesia yang bisa kasih bansos beras, negara lain gak bisa.

Silakan nilai sendiri deh ucapan seperti itu. Bagi saya ini adalah gambaran, rakyat dimanjakan dengan bantuan-bantuan yang tidak akan bisa memajukan negara ini. Rakyat bukannya dilatih kedisplinan dan kerja keras, malah dimanja dengan bansos, di tahun politik pula. Apa-apaan dah.

Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword.

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.