WASPADAI PERUSAK NEGARA YANG SEBENARNYA SUDAH TERANG BENDERANG?

Daeng – Ketum Projo pernah keceplosan mengatakan bahwa “Kalau sampai kalah 2024 bisa masuk penjara semua” di suatu acara dialog. Tentu saja pernyataan ini sangat mengejutkan, bahkan ngambeknya Ketum Projo ini akhirnya bisa menjadi Menteri Kominfo juga mungkin ada kaitannya dengan semua ini.

Dan perkembangan politik dalam negeri hingga hari ini, akhirnya bisa kita analisa kembali untuk memantapkan pilihan, dan tentunya memprediksi apa yang akan terjadi setelah pencoblosan.

Ada banyak berita yang mewarnai masa-masa kampanye dan sebelum masuk masa kampanye, mulai dari intimidasi, massa bayaran nonton konser di GBK, hingga dugaan keras pengarahan oknum aparat desa hingga oknum aparat lainnya. Tapi semua itu seolah-olah tidak mengoyangkan posisi paslon yang katanya telah didukung oleh Owi.

Namun setelah akan masuk masa tenang, muncul berita bahwa Jokowi tidak akan lagi ikut kampanye. Tentu saja membaca berita itu membuat banyak orang berkata “Yahh busyet, kenapa tidak dari awal netral saja, dan kenapa tidak dari awal anaknya tidak usah diikutkan, Dasar Pak Lurah”

Dan berita yang paling sangat menggelitik adalah banyaknya orang yang bermasalah dan akan diperkarakan, dan ketika akan dibidik, tiba-tiba menjadi pendukung 02 dan kasusnya aman, apakah benar kejadian seperti ini? Kalau benar, berarti ini permainan politik yang sangat kasar dan memalukan kan?

Tapi bagi orang-orang yang haus kekuasaan tak ada yang namanya memalukan, apapun akan dilakukan bahkan menghalalkan segala cara, bahkan dengan cara-cara yang tidak disangka-sangka, bahkan pula bisa saja menggunakan alat negara. Nah, dengan kondisi ini, muncul kekhawatiran dari banyak tokoh bahwa demokrasi di negeri ini sedang diobok-obok, dan karena itulah banyak tokoh akademisi yang turut bersuara. Demo sudah terjadi beberapa hari yang lalu dan memprotes Jokowi.

Bahkan tokoh-tokoh akademisi yang selama ini sangat netral seperti Zaenal Arifin Mochtar akhirnya angkat bicara dan terlibat dalam film berjudul DIRTY VOTE. Dalam film ini melibatkan tiga ahli hukum tata negara. Tampaknya sudah sangat memprihatinkan situasi demokrasi di negeri sehingga para ahli ini harus bersuara.

Dan kabarnya juga bahwa di kubu salah satu paslon, ada menteri dan beberapa kepala daerah yang sempat diperiksa kejaksaan dan ada juga yang digeledah KPK, lalu dikabarkan juga bahwa diduga mendapat fee dari anggaran negara. Kalau memang hukum ditegakkan setegak-tegakkanya, dan semua kasus-kasus itu dilanjutkan, maka semuanya bisa jadi tersangka.

Jadi bayangkan jika banyak orang-orang yang bermasalah itu berkuasa, apakah negara kita ini bisa berdaulat dan menjadi negara maju?

Jadi sebagai rakyat jelata tentu saja tidak ingin terjadi hal itu. Pikiran mayoritas rakyat memang tidak melihat lebih jeli hal ini, tetapi tidak sedikit juga rakyat berusaha memahami perilaku busuk yang dibungkus dengan atas nama rakyat.

Selama rakyat sudah berusaha menjaga negeri ini dari berbagai cara-cara busuk dan upaya merusak, serta tidak akan memilih paslon yang didukung banyak orang-orang bermasalah, maka selebihnya biarlah Pencipta alam semesta ini yang memutuskan. Setidaknya kita sebagai rakyat mayoritas ini sudah berusaha maksimal.

Paslon yang bermasalah itu hanya punya satu cara untuk bisa menang yaitu bermain kotor alias curang? Karena kalau bermain jujur, dan melihat survey internal mereka, bakal anjlok suaranya. Karena itulah kenapa banyak cara yang kotor digunakan termasuk pengarahan bansos kan?

Rapatkan barisan, terus berjuang menjaga negeri ini dari praktek-praktek yang bisa merusak demokrasi, termasuk mengobok-obok aturan di MK.

Begitulah kura-kura…
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.