Dalam kesempatan berbeda, AFP melaporkan bahwa militer Israel pada Selasa menyatakan, rudal anti-tank yang ditembakkan kelompok Hizbullah Lebanon telah melukai sembilan tentara, ketika mereka mencoba menyelamatkan warga sipil yang terluka akibat serangan lintas batas lainnya.
Salah satu tentara itu berada dalam kondisi kritis, kata militer Israel. Rudal itu menghantam gereja Yunani Ortodoks di desa Iqrit, kata militer Israel dalam pernyataan sebelumnya.
Gereja yang terletak di puncak bukit itu berada di Iqrit, sebuah desa berpenduduk Kristen Palestina yang warganya dipaksa untuk pergi dalam perang tahun 1948 dan pembentukan negara Israel.
Perbatasan antara Lebanon dan Israel telah mengalami peningkatan baku tembak, terutama antara pasukan Israel dan Hizbullah, sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober, yang meningkatkan kekhawatiran konflik lebih luas.
Hizbullah mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas.
Sejak pertikaian ini dimulai, lebih dari 150 orang telah terbunuh di pihak Lebanon, mayoritas dari mereka adalah pejuang Hizbullah, tetapi juga lebih dari satu lusin warga sipil, tiga diantaranya jurnalis, menurut perhitungan yang dilakukan AFP.
Pada 20 November, kantor berita milik Lebanon, National News Agency melaporkan bahwa tembakan artileri Israel, telah menarget gereja Saint George di desa perbatasan Yarun, yang menyebabkan kerusakan besar.
Pada Selasa, pemboman yang dilakukan Israel telah melukai dua orang di kota Tulin, sekitar 10 kilometer dari perbatasan, menurut kantor berita NNA.
Hizbullah mengklaim, serangkaian serangan melawan pasukan Israel dan sejumlah posisi. Dalam salah satu serangan, kelompok ini mengatakan telah menembakkan sejumlah rudal ke barak pasukan Israel.
Di sisi Israel, setidaknya empat warga sipil dan sembilan tentaranya tewas sejak 7 Oktober. menurut data yang disampaikan pihak militer. [ns/rd]
sumber: voa