SUMBER GAMBAR, REUTERS
Keterangan gambar,
Tank-tank Israel dilaporkan mendekati Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan.
Militer Israel telah memerintahkan evakuasi seperlima penduduk Kota Khan Younis di Gaza selatan, seiring upaya perluasan serangan darat terhadap Hamas.
Sebuah peta menunjukkan penduduk di enam wilayah utara dan tengah Khan Younis harus mengungsi. Diperkirakan ada sebanyak 167.000 orang di lokasi-lokasi tersebut – dari keseluruhan 1,2 juta penduduk Khan Younis.
Para saksi mata melaporkan melihat tank-tank di bagian timur kota, kemudian seorang dokter mengatakan rumah sakit setempat kewalahan menangani korban jiwa.
Koresponden BBC di Gaza, Rushdi Abu Alouf, yang saat ini berada di Istanbul, mengatakan sekitar 200 serangan udara Israel dilaporkan terjadi dalam semalam.
Sekitar 15 hingga 20 lokasi menjadi sasaran di dalam dan sekitar Khan Younis. Pusat Kota Deir al-Balah, sekitar 8 km ke utara, juga dibom besar-besaran.
Puluhan korban, termasuk perempuan dan anak-anak, tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dari berbagai daerah. Banyak yang tewas atau terluka parah.
Mohammed Eid menyeka air mata dari wajahnya yang diperban saat dia berbaris di antara para pelayat di dekat jenazah yang ditutupi kain kafan putih di luar rumah sakit pada Senin (04/12) pagi.
“Kami tidur dengan aman, mengurus urusan kami sendiri. Tiba-tiba, sebuah bom jatuh menimpa kami, dan seluruh bangunan hancur,” katanya kepada BBC.
“Adikku hancur, begitu pula istrinya. Putriku dibunuh, dan putri-putrinya dibunuh, termasuk anak bungsunya. Kami tidak dapat menemukan ibuku dan keponakanku.”
Belakangan, sejumlah saksi mata dan jurnalis lokal di Gaza melaporkan bahwa mereka telah melihat tank dan kendaraan lapis baja Israel di pinggiran timur Khan Younis, dekat Abasan dan Khuzaa, yang paling dekat pagar perbatasan dengan Israel.
Moaz Mohammed mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia melihat tank-tank bergerak di Jalan Salah al-Din, yang merupakan salah satu dari dua rute evakuasi yang ditunjuk Israel.
Tank-tank tersebut “menembakkan peluru dan peluru tank ke arah mobil dan orang-orang yang mencoba bergerak melalui daerah” antara Deir al-Balah dan Khan Younis, katanya.
Pada saat yang sama, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memperingatkan warga sipil untuk menghindari bagian Jalan Salah al-Din di daerah yang sama, dengan mengatakan bahwa jalan tersebut sekarang merupakan “medan perang” dan “sangat berbahaya”.
IDF juga memasang peta yang memerintahkan penduduk di enam kawasan utara dan tengah Khan Younis – al-Mahatta, al-Katiba, Hamad, al-Satir, Bani Suheila dan Ma’in – untuk segera pergi guna “menjaga keselamatan dan keamanan Anda.”
Menurut PBB, daerah yang ditandai di Khan Younis adalah rumah bagi hampir 117.000 orang sebelum perang. Daerah itu juga mencakup 21 penampungan, tempat 50.000 pengungsi saat ini tinggal.
Peta tersebut memberitahu mereka untuk pindah ke al-Fukhari, sebelah timur Khan Younis, dan lingkungan al-Shaboura dan Tal al-Sultan di Rafah, yang sudah penuh sesak.
Kepala juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel terus beroperasi dengan “kekuatan maksimum terhadap teroris dan infrastruktur Hamas, sambil meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang ditempatkan Hamas di sekitar mereka sebagai tameng”.
“Kami menyebarkan selebaran dengan kode QR yang membuka peta yang memandu warga Gaza ke wilayah yang lebih aman. Peta tersebut dibagi menjadi nomor lingkungan yang menunjukkan ke mana warga sipil di wilayah tertentu harus pergi untuk menghindari baku tembak,” tambahnya.
IDF memberlakukan metode ini karena mendapat tekanan besar dari AS untuk melindungi warga sipil. Namun, koresponden kami di Gaza mengatakan dia telah berbicara dengan warga Palestina di daerah bencana yang tidak mengetahui peta tersebut atau tidak dapat melihatnya karena tidak ada jangkauan internet.
“Ini hanya lelucon, bukan peta, karena kami tidak tahu ke mana harus pergi,” kata seorang pengungsi yang berlindung di Khan Younis.
Warga Palestina mendatangi RS Nasser di Khan Younis, bagian selatan Jalur Gaza, setelah Israel melancarkan gempuran udara, pada Jumat (1/12).
Sementara itu, seorang ahli bedah ortopedi di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis mengatakan kepada BBC bahwa rumah sakit tersebut kewalahan menangani ratusan orang yang terluka.
“Ini kacau – kami tidak dapat menampung pasien lagi dan mereka terus berdatangan,” kata Dr Paul Ley. “Kami memiliki lebih dari 360 orang dalam daftar operasi, yang tidak mungkin ditangani.”
Dr Ley juga mengatakan koridor dan halaman rumah sakit penuh dengan 6.000 hingga 7.000 pengungsi, beberapa di antara mereka adalah petugas medis yang mengungsi dari wilayah utara.
“Anestesi dan obat pereda nyeri adalah masalah besar – persediaan kami perlahan habis sehingga kami menurunkan standar keselamatan kami. Kami tidak pernah meninggalkan rumah sakit dan kehadiran kami di sini telah diberitahukan kepada pihak Israel, namun pecahan peluru telah mencapai rumah sakit,” tambahnya.
Lembaga Médecins Sans Frontières juga memperingatkan bahwa lebih dari 100 orang tewas dan lebih dari 400 orang terluka telah tiba di ruang gawat darurat Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah dalam 48 jam terakhir, dan tidak ada tempat untuk pasien baru.
PBB mengatakan pada hari Senin bahwa empat rumah sakit di wilayah utara beroperasi sebagian dan menerima pasien, dengan layanan terbatas. Ke-12 rumah sakit di wilayah selatan masih berfungsi sebagian, namun kapasitas tempat tidurnya hanya separuh dibandingkan sebelum perang dan hanya satu rumah sakit yang dapat melakukan operasi kompleks.
Kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengatakan kepada pasukannya bahwa IDF juga bertempur “dengan kuat dan secara menyeluruh” di Gaza selatan.
Letnan Jenderal Herzi Halevi berbicara kepada pasukan cadangan dari divisi Gaza tentang tujuan IDF dan aksi pembunuhan terhadap para komandan Hamas.
Dia mengatakan kepada pasukannya: “Kita bertempur dengan kuat dan secara menyeluruh di bagian utara Jalur Gaza, dan kita sekarang juga melakukannya di bagian selatan Jalur Gaza”.
Seorang juru bicara IDF kemudian mengonfirmasi bahwa Israel “terus memperluas serangan darat” di seluruh Gaza, termasuk mengerahkan pasukan “yang bertempur muka dengan muka melawan teroris”.
Sejak jeda pertempuran berakhir pada Jumat (1/12), Israel telah melanjutkan aksi pengeboman skala besar di Gaza, yang oleh penduduk Khan Younis digambarkan sebagai gelombang serangan terberat sejauh ini.
Jeda pertempuran selama tujuh hari dimanfaatkan Hamas untuk membebaskan 110 sandera yang ditahan di Gaza. Di sisi lain, Israel membebaskan 240 warga Palestina dari penjara.
Pada Minggu (3/12) pagi, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi di beberapa distrik di Khan Younis, mendesak para warga untuk segera pergi.
Pihak berwenang Israel yakin para pemimpin Hamas bersembunyi di kota tersebut, di antara ratusan ribu orang yang melarikan diri dari pertempuran di utara pada tahap awal perang.
Gempuran udara Israel menghantam sejumlah lokasi di Kota Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, Senin (04/12).
Seorang pejabat PBB mengaku menyaksikan “tingkat kepanikan” yang belum pernah dilihatnya di sebuah rumah sakit di Gaza, setelah militer Israel mengalihkan fokus serangan ke selatan.
James Elder, dari lembaga anak-anak Unicef, menggambarkan Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis sebagai “zona perang”.
Seorang penasihat perdana menteri Israel mengatakan Israel melakukan “usaha maksimal” untuk menghindari pembunuhan warga sipil.
Elder mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar ledakan besar terus-menerus di dekat RS Nasser dan anak-anak datang dengan luka di kepala, luka bakar parah, serta pecahan peluru akibat ledakan baru-baru ini.
“Ini adalah rumah sakit yang sering saya kunjungi dan anak-anak mengenal saya sekarang, keluarga-keluarga mengenal saya sekarang. Orang-orang yang sama itu memegang tangan saya, atau memegang baju saya dan berkata ‘tolong bawa kami ke tempat yang aman. Di mana yang aman?'”
“Sayang sekali mereka mengajukan pertanyaan yang jawaban satu-satunya adalah tidak ada tempat yang aman. Dan itu termasuk, seperti yang mereka tahu, rumah sakit itu,” katanya.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 500 orang telah tewas sejak pengeboman kembali terjadi.
Lebih dari 15.500 orang telah tewas di Jalur Gaza sejak perang dimulai, kata kementerian itu.
Mohammed Ghalayini, seorang warga Inggris-Palestina yang tinggal di Gaza, mengatakan situasi di kota itu “sangat buruk”.
“Selama 50 hari atau lebih, orang-orang telah bertahan dari serangan brutal Israel. Mereka sangat kekurangan sumber daya – makanan, air, listrik dan sanitasi serta layanan limbah,” katanya kepada BBC melalui telepon, sebelum sambungan terputus.
Pakar polusi udara tersebut, yang biasanya tinggal di Manchester, tiba di Gaza untuk kunjungan tiga bulan menemui ibunya tak lama sebelum serangan 7 Oktober.
Israel memulai pengeboman balasannya di Gaza setelah serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober, menyebabkan sekitar 1.200 orang terbunuh dan 240 orang disandera.
Roket juga rutin ditembakkan ke Israel dari Gaza sejak pertempuran kembali terjadi pada Jumat (1/12).
James Elder, dari lembaga anak-anak Unicef, menggambarkan Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis sebagai “zona perang”.
Ratusan ribu orang telah melarikan diri dari pertempuran untuk berlindung di Khan Younis, setelah Israel menyuruh mereka meninggalkan Jalur Gaza bagian utara.
Laporan terbaru PBB mengatakan sekitar 1,8 juta orang menjadi pengungsi internal di Jalur Gaza.
Berbicara kepada BBC, kepala hak asasi manusia PBB, Filippo Grandi, mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza “semakin terdorong ke sudut sempit dari wilayah yang sudah sangat sempit”.
Berbicara kepada BBC pada Minggu (3/12), penasihat senior Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Mark Regev, mengatakan warga sipil bukanlah sasaran dan melindungi mereka menjadi lebih sulit karena Hamas “menanamkan mesin teror militernya” di lingkungan sipil.
Dia mengatakan IDF sedang berusaha melakukan tindakan bedah semaksimal mungkin dalam situasi pertempuran yang sangat sulit, dan telah memberikan peringatan dini mengenai serangan.
Secara terpisah, IDF mengeklaim mereka telah menghancurkan 500 “terowongan teror” dari 800 terowongan yang digunakan oleh Hamas di Gaza.
IDF juga mengeklaim juga sekitar 10.000 serangan udara terhadap “sasaran teror” telah dilakukan oleh angkatan udara “di bawah bimbingan tentara IDF di darat” sejak perang dimulai.
sumber: bbc