Bus usaha nasional PERUSAHAAN MOTOR GUNUNG (PMG) no. 150 adalah salah satu bus yang pernah dimiliki oleh orang tua kami sebĂ gai cikal bakal berdirinya PO SINABUNG JAYA, yang didirikan Ayahanda Reti Sembiring Gurukinayan / Ibunda Releng Bru Sitepu di Berastagi Kabupaten Karo Sumut pada tanggal 01 April 1961.
Tulisan usaha nasional PMG pada awal setelah kemerdekaan NKRI di letakkan dalam “logo” Perusahaan Otomotif CHEVROLET di Amerika Serikat, yang pada waktu itu kenderaan bus banyak menggunakan merek ini, termasuk yang dimiliki orang tua kami.
Usaha Nasional diletakkan di sayap kanan dan kiri, sedangkan tulisan PMG diletakkan di kotak tengah empat persegi panjang, dan itulah merek “usaha PMG nasional” yang dulu memiliki armada milik anggotanya yang hampir mencapai 200 unit yang melayani para penumpangnya di provinsi Sumatra Utara khususnya di Kabupaten Karo dan sekitarnya.
Akan tetapi karena ada peraturan pemerintah pusat pada tahun 1960 tentang pencegahan terjadinya monopoli usaha angkutan penumpang maka diberi kesempatan kepada pengusaha angkutan untuk memiliki Perusahaan Otobus (PO) dengan berbagai kemudahan termasuk ijin perusahaan dan ijin trayek bagi per seorang dengan syarat telah memiliki paling tidak memiliki 5 (lima) unit armada angkutan penumpang.
Kesempatan dengan berbagai kemudahan ini dimanfaatkan oleh orang tua kami untuk mendirikan perusahaan otobus PO. SINABUNG JAYA, yang nama awalnya diambil dari nama gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumut, dimana dia lahir dan besar di desa Gurukinayan Kecamatan Payung Kabupaten Karo Sumut yang berlokasi di bawah gunung Sinabung.
Sedangkan tambahan kata “Jaya”, pada waktu itu mungkin supaya enak dibaca, yang arti kata Jaya menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kata sifat (adjektiva) yang berati: selalu berhasil; sukses; hebat;….semoga.
Akan tetapi nama desa Gurukinayan ini tinggal kenangan akibat desa ini sudah ditinggal warganya mengungsi ke daerah lain karena ditetapkan sebagai “Zona Merah” akibat terjadinya erupsi gunung Sinabung yang tiada henti sejak pertengahan bulan September 2013. Akibatnya Rumah Adat Si Waluh Jabu atau rumah panggung yang dihuni 8 (delapan) keluarga yang banyak terdapat di desa ini roboh tinggal fondasinya saja yang utuh akibat tidak kuat menahan beban abu vulkanik semburan erupsi gunung Sinabung dari hari ke hari sehingga membentuk lapisan tebal, sedangkan semua kayu, kusen dan papan hilang tak berbekas karena diambil warganya untuk membangun tempat tinggalnya di Zona Aman sekitar 2,5 km dari desa Gurkinayan.
Pada tahun 1950-an bus ini melayani trayek “KABANJAHE-BERASTAGI-MEDAN PP” sebelum berganti nama menjadi PO. SINABUNG JAYA.
Demikianlah seklumit mengenai sejarah PO. SINABUNG JAYA, semoga informasi ini bermanfaat bagi yang haus akan berbagai informasi, …..semoga.
Terima kasih/ bujur, salam SINABUNG JAYA & Taneh Karo Simalam.
(rsg04092023)