Bupati Lumajang Thoriqul Haq. (CNN Indonesia/Farid).
Surabaya, CNN Indonesia — Pemerintah Kabupaten Lumajang bakal membangun masjid dan gereja berdampingan dalam satu area di Desa Sumberjati, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan pembangunan ini bermula dari penolakan masyarakat terhadap pembangunan rumah pendeta di Desa Tempeh Tengah. Permasalahan ini disebutnya sudah terjadi bertahun-tahun.
“Itu diawali oleh persoalan perbedaan persepsi pembangunan gereja oleh masyarakat,” kata Thoriq kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/4).
Hal itu lantaran, oleh Jemaat Gereja Kristen Pantekosta, rumah pendeta itu juga akan digunakan sebagai tempat ibadah. Namun kelompok masyarakat sekitar menolaknya.
Thoriq mengaku ia ingin menyelesaikan permasalahan itu. Dia pun menginisiasi forum musyawarah dengan mengajak pihak-pihak yang berbeda pendapat dan tak saling paham itu, untuk duduk mencari jalan tengah.
Di forum itu, Thoriq juga mengajak Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk bicara bersama.
“Kami mulai musyawarah, pihak-pihak yang berbeda pendapat, pihak yang salah paham, kami bincangkan dengan FKUB dengan tokoh agama, MUI, NU dan Muhammadiyah,” ucapnya.
Dari hasil musyawarah, kemudian disepakati Pemkab Lumajang akan memfasilitasi pembangunan gereja di lokasi lain. Sementara rumah pendeta tetap berada di tempat awal sesuai perencanaan.
“Hasil keputusannya rumah pendeta tetap, tapi tidak untuk gereja. Rumah pendeta tetap boleh dibangun,” katanya.
Thoriq mengatakan, Pemkab Lumajang menghibahkan asetnya, yakni sebuah area bekas timbangan pasir di Desa Sumberjati, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.
“Maka pemkab mencari lahan yang lebih representatif, termasuk aset yang dimiliki pemkab di Desa Sumberjati. Aset itulah yang kemudian kami putuskan digunakan untuk membangun gereja,” ucapnya.
Politikus PKB ini mengatakan, selain gereja, pihaknya juga akan membangun masjid di area yang sama. Selain untuk ibadah, masjid itu akan difungsikan sebagai sarana pembelajaran Al Quran untuk anak-anak di desa setempat.
“Ada usulan dari masyarakat dan tokoh masyarakat, karena tanahnya luas maka sekaligus dibangun masjid yang tidak untuk Salat Jumat. Karena sudah ada masjid di desa itu. Istilahnya Masjid Ghairu Jami,” tuturnya.
Untuk membangun gereja dan masjid itu, Thoriq mengatakan, Pemkab Lumajang juga menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 miliar.
Pembangunan masjid dan gereja itu saat ini masih dalam tahap perencanaan dan lelang. Targetnya kedua tempat ibadah itu mulai dikerjakan pada Mei, atau setelah Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah nanti.
“Anggarannya dari Pemkab Lumajang Rp1,5 miliar. Masjid akan dikelola oleh tokoh agama dan pendidikan Al Quran untuk anak belajar mengaji. Gerejanya akan langsung dikelola oleh teman-teman Kristen Pantekosta yang nantinya secara keseluruhan asetnya akan kami hibahkan,” ujarnya.
Menurut Thoriq, pembangunan gereja dan masjid dalam satu area ini merupakan wujud nyata dari upaya Pemkab Lumajang mencanangkan kerukunan dan moderasi bergama.
“Ini sekaligus menjadi gerakan moderasi beragama yang nyata, yang bisa dipahami dan dilihat kenyataannya di masyarakat,” pungkasnya.(frd/isn)
sumber: cnn