Bupati Lumajang Thoriqul Haq. (Foto: Tangkapan Layar)
Lumajang – Bupati Lumajang Thoriqul Haq memastikan Gereja Pantekosta di Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh dibangun tahun ini. Gereja itu akan dibangun berdampingan dengan Masjid Ghoiru Jami’.
Dihubungi detikJatim lewat telepon, Thoriq menceritakan awal pembangunan gereja di sebelah masjid tersebut. Thoriq tak menyebut secara pasti tahunnya, namun dia mengungkapkan bahwa dahulu sempat ada penolakan pembangunan gereja di sana.
“Dulu itu ada penolakan karena sebelumnya rumah pendeta akan dijadikan gereja, nah masyarakat mengerti dan memahaminya itu adalah rumah pendeta,” jelas Thoriq, Kamis (6/4/2023).
Sementara di sisi lain, pihak gereja memang ingin menjadikan rumah pendeta tersebut sebagai tempat beribadah. Mereka lalu ingin tempat ibadah itu diperluas.
“Jadi rumah pendeta dan gereja jadi satu sekaligus, kemudian berkeinginan ada pembangunan dan perluasan. Itu yang dulu ditolak,” imbuh Thoriq.
Saat Thoriq menjabat bupati, dia kemudian mengajak forkopimda untuk duduk bersama membahas permasalahan pembangunan gereja yang ada di Desa Tempeh Tengah. Semua perwakilan tokoh agama diundang oleh Thoriq. Ketika itu semua sepakat bahwa rumah pendeta itu tetap pada fungsinya, tidak bisa dibangun gereja.
Pemkab Lumajang kemudian berinisiatif untuk mencari tempat baru bagi gereja tersebut. Lokasinya masih satu desa.
“Selang berapa waktu pemerintah sudah berinisiasi melalui hasil pimpinan tokoh menindaklanjuti dengan menganggarkan pembangunan, sekaligus lahan yang akan dibangun, yang bukan lahan lama. Jadi ini lahan baru atau tempat yang baru,” ungkap Thoriq.
Lahan tersebut adalah aset milik Pemkab Lumajang. Di sana ada sebuah musala kecil. Musala itu biasa dipakai pekerja jembatan timbang. Namun, pada 2019 jembatan timbang tersebut ditutup.
“Tempat itu yang kita bangun sebagai gereja dan karena di situ dulu ada musalanya, makanya dibangun sekalian musala yang sarannya dari MUI, sarannya masjid. Tapi masjid yang bukan dipakai untuk Jumatan, namanya Masjid Ghoiru Jami’,” jelas Thoriq.
Thoriq memastikan, pembangunan masjid dan gereja on the track. Saat ini sudah masuk dalam tahap lelang.
“Insyaallah Mei sudah ada keputusan pemenang (lelang),” kata Thoriq.
Menurut Thoriq, keberadaan gereja di Desa Tempeh tersebut sudah menjadi masalah lama yang tidak ada titik temunya. Makanya, Pemkab Lumajang segera bergerak cepat mengajak duduk forkopimda dan tokoh agama.
Semua pihak memberikan saran dan solusi. Nantinya, gereja itu akan menampung sekitar 200 jemaat.
“Ketika ada pembangunan itu kemudian ada masyarakat yang merasa bahwa tidak sekadar soal wilayah permukiman, memang itu pemukiman padat penduduk. Soal parkir akan mengganggu, karena di situ pemukiman padat tentu pembangunannya tidak maksimal,” sebut Thoriq.
” Oleh karena itu, kita semuanya, forkopimda dan tokoh agama memberikan saran. Kemudian difasilitasi proses pembangunan gereja yang baru dengan seluruh proses perizinan yang dipenuhi, perizinan sudah tuntas, selesai, dan kepatuhan terhadap UU pendirian tempat ibadah sudah beres,” tukasnya.
sumber: detik