𝗠𝗘𝗦𝗧𝗜 𝗕𝗘𝗥𝗔𝗣𝗔 𝗞𝗔𝗟𝗜 𝗟𝗔𝗚𝗜 𝗗𝗜𝗞𝗔𝗗𝗔𝗟𝗜𝗡 𝗣𝗔𝗥𝗔 𝗣𝗘𝗠𝗕𝗘𝗥𝗛𝗔𝗟𝗔 𝗚𝗔𝗡𝗝𝗔𝗥?

Argo Javirez – Masa-masa sekarang adalah masa-masa yang sangat sulit dan paling pahit bagi para pemberhala Ganjar. Sosok yang mereka sembah dan muliakan itu terancam gagal nyapres.

Betapa menderitanya mereka. Sekarang baru mereka merasakan sakitnya tuh disini. Pilu memang. Ingin saya katakan mampoes, tapi tidak boleh.

Berbagai narasi tipu musihat ala Abunawas pun mereka narasikan sedemikian rupa untuk membius alam bawah sadar masyarakat demi menyelamatkan junjungan mereka dari rasa malu yang tak terkira.

Namun, Gusti Ora Sare. Semua akal bulus mereka berujung pada Gatot Alkhototh, alias gagal total sampai terkhototh-khototh.

Yang pertama, mereka narasikan bahwa pernyataan Ganjar yang menolak timnas Israel bertanding di Indonesia adalah cara Ganjar untuk menyelamatkan negara dari skenario chaos.

Katanya hanya Ganjar yang paling berani dan paling lantang bersuara, yang lain tidak. Seolah-olah ketololan fatal yang telah dilakukan pahlawan tanpa tanda jasa itu adalah murni untuk menyelamatkan negara dari skenario chaos.

Namun, sayang berjuta-juta sayang. Segala akal bulus dan tipu muslihat ala Abunawas itu tidak berhasil. Sebab, mudah dipatahkan oleh para pejuang keadilan yang masih waras dan belum sinting-sinting amat.

Yang kedua, bertamengkan statement FIFA, yang menyatakan, due to the current circumstances itu, para pecundang keblinger pemberhala Ganjar yang ujung-ujungnya duit itu kembali mencoba untuk memutarbalikan dan membelokkan fakta.

Mereka bilang pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 itu adalah murni karena alasan keamanan. Sebab, bakal ada aksi terorisme, bakal ada bom bunuh diri yang bakal meledak dimana-mana.

Hal itu merujuk pada statement FIFA yang menyatakan due to the current circumstances itu. Padahal, frasa due to the current circumstances itu maknanya secara impisit merujuk pada statement Ganjar dan Koster.

Tapi dipelintir mereka bakal ada aksi terorisme, bakal ada bom bunuh diri yang meledak dimana-mana. Tujuan para laknatulah itu jelas, untuk menyelamatkan junjungan mereka yang semakin kesini semakin tersungkur.

Sebab, alasan pembatalan itu justru adalah dampak dari pernyataan Ganjar dan Koster sebagai unsur pemerintah Indonesia yang dianggap FIFA tidak konsisten menyelenggarakan piala dunia U-20.

Jika memang akan ada aksi terorisme saat Piala Dunia U-20 berlangsung di negara kita, lantas apa gunanya adanya BIN? Apa gunanya TNI dan POLRI sebagai alat negara untuk mengamankan berlangsungnya event Piala Dunia U-20 itu?

Vulgarisme politik dan rekayasa opini yang sangat keterlauan. Acara super akbar G20 di Bali saja aman terkendali, padahal yang hadir semuanya Kepala Negara, bukan levelnya keroco sekelas pemain bola.

Untungnya aksi tipu-tipu mereka itu berujung Gatot Alkhototh, alias gagal total sampai terkhototh-khototh untuk yang kesekian kalinya.

Yang ketiga, para pemberhala keblinger itu kembali memutarbalikan fakta bahwa hanya Ganjar yang berani tegas menolak timnas Israel untuk menyelamatkan bangsa dan negara.

Memangnya negara lagi dalam kondisi kacau atau bagaimana? Mbok ya kalau mau nipu yang masuk akal dikit napa.

Untungnya, penyesatan mereka itu mudah dipatahkan oleh para pejuang keadilan yang masih waras dalam menggunakan logika demi kepentingan bangsa yang lebih luas dan diatas segala-galanya.

Para pemberhala Ganjar itu lupa, bahwa statementnya Ganjar menolak timnas Israel itu bawa-bawa nama Soekarno sebagai upaya Ganjar cari muka sama Megawati dan PDIP. Kok bisa-bisanya dipelintir untuk menyelamatkan bangsa dan negara. Dasar tukang tipu.

Saat melontarkan pernyataannya itu, Ganjar berpikir bahwa dia bisa seenak udelnya menentukan siapa yang boleh dan yang tidak boleh bertanding di Indonesia.

Ganjar lupa, Piala Dunia U-20 ini bukan hajatan sunatan massal. Tuan rumah tidak berhak menentukan siapa yang boleh diundang, dan siapa yang tidak boleh diundang. Di sini, saya sering berpikir, sebenarnya Ganjar ini pinter atau bego. Kok bisa goblok begitu pola berpikirnya.

Bukan hanya itu saja keblingernya si Ganjar ini. Dia bahkan sudah menandatangani perjanjian dengan FIFA terkait venue Piala Dunia.

Bahasa lugasnya, sudah sepakat bahwa wilayahnya akan dijadikan venue Piala Dunia. Lalu tiba-tiba bikin statement konyol penolakan timnas Israel dengan bawa-bawa nama Soekarno segala.

Pertanyaannya, dimana korelasinya sudah sepakat dan tandatangan dengan narasi penolakan bertamengkan warisan politik Soekarno?

Masa sudah sepakat, lalu dengan entengnya menolak kedatangan salah satu peserta Piala Dunia. Tipikal pemimpin mencla-mencle, ya si Ganjar ini. Pagi tempe goreng, sore ubi rebus.

Jika melihat pola penggiringan opini para pemberhala Ganjar yang tidak masuk akal itu, namun dipaksakan agar masuk akal, maka sudah bisa terbaca dengan jelas pergerakan para pemberhala Ganjar itu, untuk menyelamatkan Ganjar agar tetap bisa nyapres dan jadi Presiden.

Namun binasanya rekayasa penggiringan opini sesat para pemberhala Ganjar itu patut kita syukuri bersama, pembelajaran politik yang sangat berharga supaya lain kali pakai otak kalau mau nipu.

Makanya saya tanya, mesti berapa kali lagi bangsa ini dikadalin para pemberhala Ganjar?

Kura-kura begitu.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.