AHY PURA-PURA BELA WONG CILIK DAN KRITIK PEMERINTAH, YUK KITA TERTAWA BARENG

Widodo SP – Semakin ke sini, aksi-aksi Agud Harimurti Yudhoyono (AHY) semakin terasa menggelikan. Apa yang dia ucapkan atau sampaikan, entah kenapa kok bisa sering kayak memantul ke dirinya atau Pepo SBY semasa berkuasa.

Seperti belum lama ini, tepatnya Selasa (14/3) ketika AHY memberikan pidato politik di hadapan para kader Demokrat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, AHY dengan berapi-api mengritik pemerintah dengan berlagak membela wong cilik, kayak dia pernah aja menjadi rakyat jelata.

“Masalahnya, bukan hanya karena krisis global. Persoalan ekonomi kita semakin rumit, karena keuangan negara tidak dikelola dengan baik. Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar, yang tidak banyak berdampak pada kehidupan Wong Cilik, yaitu saudara-saudara kita terkategori miskin dan kurang mampu.”

Cukup petikan ujaran AHY sekelumit ini saja membuat saya yakin AHY kayak orang yang nggak punya kaca, sehingga tidak menyadari bahwa kritikannya itu justru lebih tepat diarahkan untuk mengritik sepuluh tahun masa pemerintahan Pepo SBY.

Selain itu, dengan menyebutkan bahwa berbagai proyek pemerintah tidak banyak berdampak bagi rakyat kecil, membuat saya ingin mengajak kita tertawa dengan kurangnya literasi sekaligus kemunafikan AHY dalam menilai kinerja dan program pemerintahan Jokowi.

Misalkan saja proyek jalan tol, yang selama delaan tahun terakhir tidak mungkin tidak dilewati SBY atau AHY dalam agenda pribadi, keluarga, dan partai yang mereka kuasai. Masa AHY nggak paham kalau keberadaan jalan tol juga berdampak bagi pertumbuhan ekonomi, pergerakan usaha bahan-bahan pokok, dan banyak hal lainnya, yang sedikit banyak juga memudahkan dan menjawab kebutuhan rakyat dari berbagai strata sosial dan tingkat ekonomi.

Oiya ding, AHY kan sepertinya nggak pernah merasakan hidup susah dalam arti sebenarnya. Aksinya dalam membela wong cilik hanya semacam lip service buat menarik simpati dan kalau bisa membakar emosi kelompok yang sudah kadung tidak suka atau benci dengan pemerintah

Saya mau tanya, apakah AHY paham rasanya berdesakan di Commuter.Line untuk bekerja setiap hari? Apakah keluarga SBY pernah mengalami beras tinggal sekaleng dan harus cukup dimakan berlima, kayak yang pernah keluarga saya alami? Bagaimana dengan pengalaman naik kereta api bercampur baur dengan pedagang makanan, asongan, ayam hidup, dan berdiri satu kaki … dengan kondisi gerbong yang hanya mengandalkan udara dari luar jendela gerbong?

Ah, sudahilah drama politikmu, Mas AHY. Kalau mau belajar jadi oposisi yang nggenah, setidaknya bicara pakai data, jangan asal nekat dan semangat saja, daripada ditertawakan seluruh rakyat Indonesia. Hahaha…! Hahaha…! Hahaha…!

Begitulah kura-kura….
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.