TAK HANYA BIKIN IRI, PAMER HARTA DI SOSIAL MEDIA JUGA BISA BERDAMPAK BURUK PADA KESEHATAN

  1. Daeng – Efek kasus Dandy yang telah menganiaya anak seorang pengurus pusat GP Ansor, merembes hingga ke pengusutan harta kekayaan bapaknya, Rafael Alun Trisambodo. Rafael kini sudah tidak aktif lagi sebagai pejabat di Dirjen Pajak.

Mobil Rubicon dan Motor Harley Davidson yang sering dipajang Dandy di media sosialnya, menjadi perhatian warga. Warga jadi bertanya-tanya, darimana bisa membeli barang mewah tersebut?

Lalu berjalanlah proses penyelidikan. Rafael pun memenuhi panggilan KPK. Pertanyaan yang sangat banyak diajukan KPK kepada Rafael, membuat Rafael merasakan lelah dan letih.

Hingga kini ada sebanyak 40 rekening bank milik Rafael Alun diblokir, yang jumlah nominalnya dikabarkan sebanyak setengah trilyun atau 500 milyar.

Apa yang terjadi pada beberapa pajabat beserta keluarganya ini, cirinya adalah pamer harta. Apakah mereka tidak memikirkan sebelumnya, efek dari gemar pamer kekayaan?

Apakah tidak akan menjadi hal yang buruk jika terus saja dilakukan pamer harta, apalagi dalam kondisi negara yang masih banyak rakyatnya hidup dalam kemiskinan.

Pamer harta bisa melahirkan kecemburuan sosial. Namun sifat egoistis membuat keadaan itu tidak akan dipedulikan. Hasrat untuk terlihat hebat dan parlente semakin menggairahkan mereka. Perlombaan pamer harta terus gencar dilakukan. Lalu, tujuan setelah pamer harta, apakah akan bisa memberikan kepuasan sejati?

Ketika orang masih dalam keadaan miskin, maka akan berusaha mencari penghasilan, bisa dengan cara bekerja ataupun berdagang. Maka tujuan awal adalah untuk mendapatkan penghasilan, agar bisa tetap bertahan hidup, dan juga memenuhi segala kebutuhan.

Setelah kebutuhan-kebutuhan itu terpenuhi, muncul keinginan. Dan tujuan mendapatkan kekayaan terus dikejar. Lalu, ketika sudah tercapai kekayaan yang diinginkan, muncul lagi keinginan lain.

Tujuan demi tujuan terus membayangi. Maka, jika sudah tercapai tujuan menjadi kaya, kemudian merasa perlu untuk memberitahukan kepada dunia bahwa dirinya sudah kaya, maka apakah dengan cara pamer harta adalah upaya untuk memberitahukan kepada orang lain bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan kekayaan melimpah?

Jika sudah mendapatkan pengakuan, lalu tujuan berikutnya apa? Sudah terpuaskan dahaga jiwa itu?

Namun ada fakta, bahwa dalam lingkaran sosial yang gemar tampil keren, ingin dikagumi, narsis, dan superior, serta pamer kekayaan dan kemewahan hidup, ternyata ada alasannya juga. Seperti dilansir dari Psychmechanics berikut ini :

Pertama. Insekur (Insecure) atau merasa tidak aman. Orang yang merasa seperti ini berpikir, bahwa orang lain tidak menganggap dirinya penting, sehingga mereka berupaya keras untuk membuktikan diri. Pamer harta adalah cara untuk mendapatkan perhatian itu, dilakukan berulang-ulang terus, sampai benar-benar mendapatkan pengakuan tersebut, baik secara langsung seperti pujian di kolom komentar, ataupun secara tidak langsung.

Kedua. Supaya terlihat makmur tega menipu dirinya sendiri. Ketika orang seperti ini memaksakan diri berbohong bahwa dirinya telah sukses, ternyata sejatinya, ia menipu dirinya sendiri. Beda halnya dengan orang-orang yang berusaha melewati masa-masa sulit, orang ini terkadang sesekali pamer harta, untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa dirinya sedang baik-baik saja. Hal ini masih dalam taraf cukup normal, selama itu dilakukan dalam batas yang wajar, dan tidak dilakukan secara terus menerus.

Ketiga. Perlakuan yang dialami di masa kanak-kanak. Perilaku orang-orang dewasa itu terbentuk dari kebiasaan masa kecilnya. Misalnya, ketika seorang anak mendapatkan banyak perhatian dari orang tua dan juga orang-orang disekitarnya, maka bisa jadi si anak tersebut menjadi terobsesi. Sehingga untuk mempertahankan perhatian yang telah didapatkannya itu, maka ia pun gemar pamer. Keempat. Obsesi. Orang yang suka pamer itu ada dua model. Yang pertama. Pamer pada setiap orang, tak pandang bulu, pokoknya ingin terlihat keren di mata setiap orang. Yang Kedua. Pamer di hadapan orang tertentu saja, agar orang tersebut terkesan. Misalnya, seorang pria yang sedang pendekatan dengan seorang wanita untuk menjalin hubungan asmara. Atau seseorang yang sekedar ingin balas dendam kepada orang yang jadi targetnya. Kelima. Ingin diakui atau ingin diterima. Abraham Maslow, seorang ahli psikologi, mengungkapkan, bahwa alasan orang yang suka pamer harta itu karena butuh pengakuan, atau aktualisasi diri. Jadi ketika seseorang sudah kenyang dan sudah cukup terpenuhi kebutuhan dasarnya dan psikologinya, orang ini tidak tergantung pada pengakuan orang lain, santai saja. Tapi berbeda halnya dengan orang yang aktualisasi dirinya rendah, maka akan merasa diterima oleh orang lain jika mendapatkan pengakuan.

Dan keenam. Memperkuat identitas diri. Jadi misalnya ada orang yang ingin pamer kepintaran, maka ia memamerkan buku-buku yang telah dibacanya. Atau bahkan memamerkan penghargaan yang telah diterimanya, atau juga memamerkan seminar-seminar yang pernah diikutinya. Hal tersebut sama juga dengan orang yang ingin terlihat sebagai identitas pemberani. Sehingga, orang ini senang memamerkan hal-hal yang membuktikan bahwa dirinya sungguh pemberani.

Dari kesemua sifat pamer itu, kalau dipikir-pikir, sebenarnya, apakah bagus tidak efeknya nanti dengan kehidupan akhirat kelak? Lagian apa yang dipamerkan tersebut, akan terkikis oleh waktu. Waktu akan menyeret semua itu, sehingga manusia menemui ajalnya. Semuanya akan ditinggalkan. Di alam kubur manusia hanya diberi kain kafan. Apalagi yang bisa dipamerkan? Di alam kubur, tubuh hanya seonggok mayat yang juga akan hancur menyatu dengan tanah.

Dan pada akhirnya, renungan ayat berikut ini bisa menjadi pegangan untuk selalu waspada soal pamer harta.

Allah SWT telah berfirman dalam Qur’an Surah At – Takatsur, ayat 1 sampai 8.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim, kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri, kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).“
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.