ALAMAK, KUDA PUN NGGAK MAU NARIK KARENA ADA ANIES DI GEROBAKNYA.

Widodo SP – Ada peristiwa menggelikan terjadi ketika Anies Baswedan hendak menumpang andong untuk menuju ke acara deklarasi pencalonan bakal Capres yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kuda yang seharusnya menunaikan tugasnya dengan menarik gerobak yang dikaitkan dengan tali ke tubuhnya, mendadak bergeming alias emoh bergerak, sehingga sempat bikin suasana menjadi awkward. Ada apakah gerangan sampai kuda pun enggan menarik gerobak yang ada Anies-nya?

Bagi sebagian orang, tentu peristiwa ini bisa dibilang hanyalah kebetulan. Wong mengendarai sepeda motor atau mobil saja kadang kala ada mogok atau macetnya, apalagi ini kuda? Kalau sepeda motor akan “diam saja” ketika harus dituntun, sesuai kehendak tuannya, siapa yang bisa memaksa kuda berjalan atau berlari kalau kudanya sudah mengambil sikap dan memilih diam saja?

Seorang Anies yang dikenal piawai berkata-kata, kali ini harus menerima kenyataan pahit ketika kuda yang berada persis di depannya memilih diam. Mungkin kalau dia punya kemampuan berbicara “bahasa kuda”, kuda itu akan diajak bicara, berdiskusi, dan mungkin diberi janji manis kalau mau segera bergerak.

Namun sayang, kuda itu memilih tidak bergerak. Mungkin dia merasa ada “orang aneh” duduk persis di belakangnya, juga entah bagaimana mungkin kuda itu mengerti akan dijadikan “alat politik” dengan menuju ke kumpulan orang-orang partai yang dicitrakan sebagai partai agamis itu.

Masih bagus kalau nggak sampai dikentutin atau mendadak kuda itu buang air (kecil atau besar) di lokasi, karena mungkin si pemilik kuda sudah mengantisipasi akan hal itu. Bayangkan kalau kuda itu sudah mogok, bikin malu, trus menebar bau tidak sedap pula. Bisa berakhir di pemanggangan dalam wujud sate kuda kalau sampai berani macam-macam. Belum tahu dia yang naik itu siapa! Siapa? Bukan siapa-siapa kok!. Hahaha…!

Jadi, apakah peristiwa diamnya kuda itu sebagai “pertanda alam” bahwa karir politik Anies akan semakin suram? Wong kuda saja emoh menarik gerobak yang ada Anies-nya, eh kok malah ada partai yang nekat mendukung urusa pencapresan “yang ada Anies”-nya.

Namun setidaknya, dengan diperjelasnya posisi PKS yang kini berada di barisan Anies, kita bersyukur bahwa partai yang kadernya pernah terlibat korupsi daging sapi itu sudah membuat keputusan.

Kini, kita tinggal mengarahkan pandangan ke arah kubu yang tidak ada PKS-nya, karena di manapun PKS bersikap atau berpihak, niscaya sikap atau pilihan yang benar adalah yang sebaliknya. Kalau PKS milih Anies, kita milih yang lawan politiknya yang mungkin dalam waktu dekat akan ada kejelasan, termasuk dari PDI-P dan KIB.

Begitulah kura-kura…
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.