ANWAR IBRAHIM SEBUT KORUPSI JADI BUDAYA DI NEGARA MUSLIM

Foto: Chelsea Olivia Daffa
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

* Anwar Puji Indonesia: Lahirkan Tokoh-tokoh Tak Tertandingi

Jakarta (SIB) – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bicara soal praktik korupsi yang sudah membudaya di negara muslim.

Menurutnya, yang terjadi selama ini di negara yang faham islamnya sangat kuat justru seringkali ada lebih banyak dana hilang.

Di Malaysia pun, menurutnya lebih banyak uang hilang di bawah pimpinan orang yang memiliki gelar Melayu yang tinggi.

“Korupsi dan rasuah itu sudah jadi budaya. Juga di negara Islam, lebih kuat slogan Islamnya lebih banyak dana hilang. Atau di Malaysia, lebih kuat suara ketuanan Melayunya, lebih cepat lesap uangnya. Jadi jangan terpukau slogan, janji muluk, dan, kata-kata,” ungkap Anwar Ibrahim dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1).

Menurutnya, selama ini banyak sekali orang yang hingar bingar bicara soal demokrasi namun tak pernah memerhatikan apa yang namanya akuntabilitas.

Khususnya bagi para pejabat yang banyak bicara soal demokrasi. Menurutnya yang harus jadi tolok ukurnya adalah apakah pejabat itu berani jujur dalam melaksanakan amanatnya.

“Apakah benar orang yang pegang tampuk kekuasaan yang menang dukungan rakyat menang atas kaedah dan etika yg dipertahankan,” sorot Anwar Ibrahim.

“Sudah punya kuasa apakah mereka jujur melaksanakan amanah itu, emban trust,” sebutnya.

Menurutnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mempertahankan nilai-nilai dan akhlak yang baik. Pemimpin juga harus sederhana. Jangan sampai sudah jadi pemimpin namun berorientasi pada kepentingan pribadi.

“Jadi bukan gunakan kuasa untuk perkayakan sanak saudara kroni mereka. Bagi saya, ini adalah perawalan,” sebut Anwar Ibrahim.

Kirim Dokter-Dosen

Anwar Ibrahim juga bicara soal masa lalu pertukaran tenaga kerja antara Malaysia dan Indonesia. Menurutnya, di sekitar tahun 70-80an, Indonesia banyak sekali mentransfer pekerjanya ke Malaysia.

Namun, kala itu pekerja yang dikirim merupakan dokter, dosen, dan tenaga pengajar. Kala itu, Malaysia sedang beranjak untuk keluar secara total dari genggaman Inggris.

“Ada masa kita 70-80an, saya masih jadi Menteri Pendidikan. Kita ketika beranjak daripada aliran Inggris ke masa kebangsaan. Dokternya, dosennya, semua tak cukup. Utamanya di aliran sains,” ungkap Anwar Ibrahim.

Bahkan, Anwar Ibrahim yang pada tahun tersebut menjadi Menteri Pendidikan sampai membujuk Presiden Soeharto di Indonesia untuk mengirimkan puluhan ribu dokter hingga dosen ke Malaysia.

“Kita merayu beberapa kali ketemu Presiden Soeharto untuk kasih izin khas antar puluhan ribu dokter, guru sains, dosen ke Malaysia. Ada periode dalam sejarah negara kita di mana kita mohon bantuan dan pertolongan dari Indonesia. Sekarang ini tidak dosen, yang datang pekerja dan sebagainya,” sebut Anwar Ibrahim.

Anwar Ibrahim juga mengatakan saat ini sistem penyaluran TKI di Indonesia bagaikan perbudakan modern. Pasalnya, para TKI kebanyakan mengambil iuran dari para pekerja.

“Isu TKI ini sudah menjadi perhatian saya sejak lama dan akan menyelesaikan dan memperbaiki sistem terkait. Mereka itu tak boleh diizinkan mengambil kekayaan terlalu tinggi dan sistem itu harus diubah di RI, Malaysia, dan Bangladesh. Ini seperti modern slavery,” ujar Anwar Ibrahim.

Tokoh Tak Tertandingi

Pada bagian lain, Anwar Ibrahim memuji Indonesia yang menurutnya luar biasa. Dia mengatakan ibundanya pun mengagumi banyak tokoh Indonesia.

“Terutama Indonesia itu luar biasa. Saya agak sentimental bicara soal Indonesia ini. Karena almarhum ibu saya itu penggemar karya-karya besar Indonesia. Semua karya Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, Hamka tentunya. Falsafah modern, falsafah hidup,” tutur Anwar.

Begitu dekatnya dengan Indonesia, Anwar mengaku banyak pihak yang mengiranya pernah mengenyam pendidikan di berbatasan dengan Malaysia ini. Padahal dia mengaku tidak pernah belajar di Indonesia.

“Kemudian saya dibesarkan, sehingga kan ramai di kalangan wartawan menganggap saya ini pernah studi di Indonesia,” ucapnya.

“Tidak saya belum pernah studi di sini, cewek pun ndak ada saya di sini. Kalau ada, saya tidak akan mengaku untuk menjaga keharmonian,” sambungnya berkelakar.

Anwar Ibrahim pun memuji banyaknya tokoh-tokoh besar yang dilahirkan Indonesia. Dari Presiden RI ke-1 Sukarno hingga Sutan Sjahrir.

“Tapi kenyataannya Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang tidak ada tolak tandingnya di rantau kita. Sama ada nasionalisme seperti Sukarno-Hatta. Atau yang paham islamnya seperti Muhammad Natsir, atau kirinya seperti Sutan Sjahrir, atau pemikir kemanusiaan yang kuat Soedjatmoko,” tutur Anwar.

“Itu tokoh-tokoh besar dan hebat dalam generasi awal,” imbuh dia.

Selain itu, Chairman CT Corp Chairul Tanjung, yang menurutnya merupakan pengusaha hebat di masa kini.

“Dalam bidang perniagaan konglomerat, ada yang hebat termasuk Chairul Tanjung, dari kalangan pribumi. Yang sukar ditandingi,” ucap dia.

Teman Susah

Anwar Ibrahim bercerita mengenai persahabatannya dengan Chairul Tanjung hingga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyno (SBY). Anwar Ibrahim mengaku selalu merasa disambut di Indonesia.

“Waduh, ini luar biasa. Saya mau bicara sebagai sahabat kerana dalam menghadapi liku-liku hidup getir pasang surut, lebih banyak surut dari pasang, saya tidak pernah merasa terasing di Indonesia,” ujar Anwar Ibrahim.

Anwar mengatakan dia selalu merasa disambut dengan baik di Indonesia. Dia mengaku merasa bangga dianggap sebagai sahabat oleh Chairul Tanjung (CT) hingga Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Dari tingkat Presidennya sehingga ke rakyat biasa menganggap saya, seperti yang diungkapkan semasa saya disambut oleh ketika itu dapat kuasa tatkala Presiden SBY di bawah Fahmi Idris, Adi Sasono, Chairul Tanjung, dan teman-teman, dia ungkapkan Anwar sahabat sejati,” tuturnya.

Anwar juga mengatakan dia berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas sambutan hangat di Indonesia. Dia mengatakan Jokowi dan dirinya juga bisa berbicara secara terus terang untuk kebaikan Indonesia dan Malaysia.

Anwar Ibrahim kemudian melanjutkan ceritanya tentang Indonesia. Dia memuji Chairul Tanjung sebagai sosok sahabat yang membantunya di saat sulit.

“Tadi Pak Jokowi tanya ‘Forumnya di mana?’ Di kantornya Chairul Tanjung. Saya pakai alasannya ya, kerana tatkala saya tak punya uang dan teman-teman kumpul dan Chairul atur program besar untuk program besar untuk menyambut teman-teman untuk bersama. Jadi semasa saya susah, dia sambut,” ujar Anwar.

Anwar Ibrahim mengatakan ada perasaan berbeda saat disambut di masa sulit dan ketika menjadi Perdana Menteri. Dia menyebut akan selalu mengingat teman-teman yang menolongnya.

“Itu berbeda, sekarang setelah jadi Perdana Menteri ramai yang disambut. Jadi sebab itu saya ingat, teman tatkala saya susah, termasuk Bu Anita,” ujar Anwar.

Sebagai informasi, sejumlah tokoh menghadiri CT Corp Leadership Forum yang akan diisi oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim. Tokoh yang hadir salah satunya Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK).

Selain JK, hadir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menparekraf Sandiaga Uno, Mendag Zulkifli Hasan, mantan Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, dan mantan Mensesneg Yusri Ihza Mahendra.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, Staf Khusus Presiden Putri Tanjung, hingga Politikus Golkar Akbar Tandjung juga hadir. (detikcom/a)
sumber: hariansib

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.