SALAH SELALU SALAH, DISIKAT NETIZEN KARENA RAYAKAN NATAL

Xhardy – Tiap kali Natal, selalu saja ada masalah-masalah dan kejadian yang tidak menyenangkan. Padahal Natal merupakan sebuah momen sukacita dan banyak dirayakan oleh orang-orang di seluruh dunia, bahkan oleh mereka yang bukan penganut Kristen.

Dulu ada kejadian ormas merazia atribut Natal. Alasannya ingin memastikan agar atribut Natal tidak dipaksakan kepada mereka yang bukan Kristen.

Setiap tahun selalu ada perdebatan, apakah yang muslim boleh mengucapkan selamat Natal atau tidak. Sampai saat ini tidak ada keputusan pasti. Jawabannya selalu terbelah. Ada yang tidak mempermasalahkan, ada yang melarang. Tidak ada satu keputusan bulat.

Ada pula kejadian umat Kristen tidak boleh merayakan Natal bahkan di rumahnya padahal cuma setahun sekali dan karena di sekitarnya tidak ada gereja. Baru-baru ini ada kejadiannya. Rumah didatangi warga yang protes. Alasannya karena rumah bukan tempat ibadah.

Dan yang paling heran adalah Mohammed Salah. Mohammed Salah yang muslim juga ikut merayakan kemeriahan hari Natal. Hal itu terungkap dari unggahan di media sosial Twitter dan Instagram miliknya.

Striker asal Mesir tersebut membagikan foto yang memperlihatkan dirinya, istri, dan kedua anaknya yang tengah tersenyum di depan pohon Natal. Mereka memakai kostum Natal dan tersenyum bahagia.

“#MerryChristmas,” tulis Mohammed Salah dalam postingannya di media sosial Instagram.

Postingan seperti inilah yang pasti memancing perdebatan, pro kontra, hingga adu debat yang tak ada habisnya. Banyak yang mendukung aksi dari Salah sebagai bentuk toleransi umat beragama. Namun, tak sedikit pula yang tidak setuju dengan tindakan tersebut sebab ada anggapan bahwa merayakan Natal tidak diperbolehkan.

Di Timur Tengah sana, banyak warga yang mengucapkan dan ikut merayakan Natal. Kebetulan Salah adalah pemain sepakbola terkenal, makanya jadi polemik. Apalagi namanya Salah, dan bagi netizen Salah selalu salah, hehehe. Jadi serba salah, kan?

Saya hanya heran dengan sebagian netizen di sini, kenapa begitu kepo dan sibuk mengurusi urusan hidup orang lain? Apakah mereka ini tidak ada kerjaan, sudah kaya atau punya passive income sehingga terlalu senggang dan punya banyak waktu mengomentari hidup orang lain? Mereka seolah tidak bisa berprinsip ‘mind your own business’.

Banyak lho yang suka komentari terlalu dalam, sampai-sampai ada yang ngamuk dan membalas balik. Urusan agama biarlah jadi urusan privat antara pribadi dengan Tuhan. Tak usah ikut campur dengan keyakinan dan apa yang mereka lakukan, apalagi sampai mendikte.

Perasaan saya, dulu ketika saya masih kecil, tidak ada cerita ditanya agamamu apa, tidak ada keributan saat mengucapkan hari raya umat lain, saling mengunjungi dll. Sekarang makin ke sini, makin renggang.

Kalau tidak mau ucapkan, it’s OK. Tapi kalau sampai melarang umat lain beribadah? Ini pemikiran intoleran yang bisa mengarah ke radikal. Kalian pasti tahu lah kalau radikal itu bakal mengarah ke mana tindakannya.

Mengomentari orang lain saja rasanya aneh menurut saya. Para komentator itu seolah paling suci tanpa dosa sehingga berhak mengomentari, menceramahi bahkan mengecam, bahkan tidak sedikit yang mengingatkan soal neraka yang pedih dan kerak neraka yang panas.

Coba deh, siapa di sini yang merasa sudah pasti masuk surga? Saya mau tanya, pernah bohong gak? Yang tidak pernah bohong seumur hidup, silakan angkat tangan. Pernah mengambil barang tanpa bertanya dan seizin pemilik gak, meskipun itu cuma sebiji permen? Silakan angkat tangan.

Pernah bicara kotor gak? Gosipin orang lain? Mengata-ngatai orang lain, menghasut?

Bagaimana kalau melanggar aturan? Siapa di sini yang tidak pernah melanggar aturan mana pun?

Kalau mau dihitung-hitung, dosa kita sebenarnya banyak. Tapi ada sebagian yang merasa suci sok mengingatkan orang lain, padahal diri sendiri banyak cela dan cacat. Inilah yang disebut munafik. Inilah yang sangat berbahaya bagi negara ini.

Intoleransi kian meningkat. Tiap tahun selalu ada kejadian seperti ini, tapi tidak ada tindakan tegas. Takutnya, praktik seperti ini makin lama makin menjamur, lalu menjadi sebuah hal yang lumrah dan dalam jangka panjang, negara ini bisa bubar beneran.

Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.