WAJARKAH SEPAKBOLA SEBAGAI WADAH GERAKAN POLITIK MASYARAKAT DUNIA?.

Revo Linggar Vandito – Sepakbola merupakan sebuah olahraga terpopuler di jagad raya yang turut dijadikan sebagai bahasa universal dimana setiap orang di seluruh dunia dapat menikmati dan menggunakan sepakbola sebagai bahasa.

Dalam perhelatan sepakbola kontemporer kita dapat melihat relasi sepakbola dengan politik yang erat kaitanya dengan gerakan sosial, bagaimana tidak? Sepakbola yang relatif memiliki massa yang besar tidak dimanfaatkan dimasukan dalam agenda kepentingan politik elit.

Sebagai contoh di negara sepakbola Italia dimana mantan perdana menteri Silvio Berlusconi mengakusisi saham klub AC Milan yang terkadang turut digunakanya sebagai agenda politik sehingga membuatnya berhasil menjadi perdana menteri Italia periode 2008-2011.

Massa dari klub AC Milan tersebut menurut beberapa ahli politik menjadi faktor yang penting dalam memenangkan Berlusconi sebagai perdana menteri Italia.

Contoh lain di Italia ada sebuah derby besar di kota Roma bernama Derby Della Capitale antara AS Roma dan Lazio yang keduanya dipisahkan secara historis oleh perbedaan lapisan sosial dimana fans Lazio pada waktu itu mayoritas kaum borjouis dan mayoritas fans AS Roma merupakan kaum proletar sehingga menciptakan rivalitas yang tinggi antara fans AS Roma dan fans Lazio

Massa yang besar merupakan aset bagi elit untuk mendapat keuntungan politik yang menurut saya wajar-wajar saja untuk memanfaatkan massa untuk keuntungan politik.

Akhir-akhir ini beberapa kampanye gerakan sosial juga selalu digaungkan dalam sebuah pertandingan sepakbola, gerakan seperti anti rasisme, herakan mendukung LGBT, sampai gerakan yang terbesar adalah gerakan Black Live Matter.

Menurut saya hal yang masuk akal apabila mengkampanyekan sesuatu dalam sepakbola apabila tidak merusak esensi dari sepakbola tersebut. Dikarenakan Sepakbola adalah bahasa universal dan sarana untuk mengkomunikasikan sesuatu tidaklah mengagetkan apabila sepakobola dijadikan sebagai alat politik.

Perlu kita ingat bahwa inti dari politik adalah pengaruh, yang mana sepakbola memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi opini publik masyarakat terhadap salah satu elit politik.

Bukan hanya untuk kepentingan elit politik, sepakbola juga menjadi sarana komunikasi politik masyarakat dalam menyampaikan segala aspirasinya, seperti contoh kampanye pemisahan Catalan di kalangan Fans Barcelona yang menuntut pemerintah Spanyol dalam membuat referendum dalam konteks pemisahan Catalan dengan Spanyol.

Untuk itu menurut saya wajarlah apabila sepakbola dijadikan sebagai ajang politik karena kepentingan untuk memasarkan diri seperti menaikkan citra positif di khalayak suporter hingga kepentingan elektoral pada saat pemilihan umum memang masih berhasil dan efektif dalam rangka meningkatkan politik elektoral
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.