BUKAN CHINA ATAU AS, NEGARA INI JADI ANCAMAN BESAR RI

Foto: Kemacetan lalu lintas terjadi di dekat JICT 1 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia – Defisit perdagangan Indonesia dengan Brasil melonjak tajam pada November 2022. Brasil bahkan menjadi penyumbang defisit terbesar ketiga setelah Australia dan Thailand.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor Indonesia ke Brasil mencapai US$ 95,4 juta sementara impor dari Negara Samba menembus US$ 344,5 juta. Dengan demikian, defisit neraca perdagangan dengan Brasil kini mencapai US$ 249,1 juta pada November 2022.

Defisit dengan Brasil hanya kalah dari catatan defisit dengan Australia (US$ 519,1 juta) dan Thailand (US$ 321, 6 juta).

Merujuk pada data Kementerian Perdagangan, defisit neraca perdagangan pada Januari-Oktober 2022 mencapai US$ 1,87 miliar maka defisit pada Januari-November 2022 menyentuh US$ 2,12 miliar.

Munculnya Brasil sebagai penyumbang defisit terbilang di luar kebiasaan mengingat Indonesia biasanya mencatat defisit besar hanya dengan Australia China, dan Thailand.

Gula, kapas menjadi komoditas yang menjadi penyumbang terbesar defisit dengan Brasil. Berikut 10 besar komoditas yang diimpor Indonesia dari Brasil:

1. Gula tebu lainnya
Nilai impor pada Oktober US$ 77,92 juta
Nilai impor pada November US$ 132,43

2. Bungkil dan residu padat lainnya ditumbuk maupun tidak atau berbentuk pelet, dari ekstraksi minyak kacang kedelai
Nilai impor pada Oktober US$ 212,33 juta
Nilai impor pada November US$ 120,76 juta

3. Kapas, tidak digaruk atau disisir
Nilai impor pada Oktober US$ 20,99 juta
Nilai impor pada November US$ 27,08 juta

4. Kopi instan dalam kemasan

Nilai impor pada Oktober US$ 10,64 juta
Nilai impor pada November US$ 8,89 juta

5. Bijih besi clan konsentratnya, selain pirit besi digongseng, bijih besi dan konsentratnya, hematit clan konsentratnya
Nilai impor pada Oktober US$ 8,57 juta
Nilai impor pada November US$ 7,66 juta

6. Daging tanpa tulang
Nilai impor pada Oktober US$ 31,43 juta
Nilai impor pada November US$ 6 juta

7. Tembakau, bertangkai/bcrtulang daun – sebagian atau seluruhnya Jenis Virginia, diolah dengan udara panas
Nilai impor pada Oktober US$ 12,67 juta
Nilai impor pada November US$ 5,78 juta

8. Obat-obatan mengandung hormon
Nilai impor pada Oktober US$ 3,61 juta
Nilai impor pada November US$ 4,35 juta

9. Ban bertekanan, baru, dari karet
Nilai impor pada Oktober US$ 0
Nilai impor pada November US$ 4,25 juta

10. Arabica tidak digongseng dan dihilangkan kafeinnya
Nilai impor pada Oktober US$ 2,03 juta
Nilai impor pada November US$ 3,83 juta

China yang dikhawatirkan akan menurunkan permintaan justru menunjukkan data sebaliknya. Di tengah perlambatan ekonomi Negara Tirai Bambu, ekspor non-migas Indonesia ke China masih naik tipis 0,6% (mtm) menjadi US$ 6,28 miliar. Ekspor China tersebut adalah yang tertinggi sejauh ini.

Pada periode sebelumnya, ekspor bulanan China hanya berada di kisaran US$ 5 miliar.

Ekspor Indonesia ke Tiongkok baru menembus di atas dalam tiga bulan terakhir yakni US$ 6,15 miliar pada September 2022, US$ 6,25 miliar pada Oktober. Ekspor non migas ke China bahkan sudah menembus US$ 6,28 miliar pada bulan lalu.

Yang menarik, kenaikan ekspor Indonesia justru terjadi di tengah banyaknya sentimen negatif dari Negara Tirai Bambu, mulai dari perlambatan ekonomi hingga lockdown.

Impor China pada November dan Oktober 2022 juga mencatatkan kontraksi. Namun, permintaan dari China ke Indonesia justru menunjukkan peningkatan.

Ekspor ke Amerika Serikat (AS) juga masih naik 1,56% (mtm) menjadi US$ 2,1 miliar. Kenaikan ekspor ke AS terjadi di tengah perlambatan aktivitas manufaktur negara tersebut serta kencangnya isu resesi di Paman Sam.
sumber: cnbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.