PIALA DUNIA 2022: PRANCIS HADAPI ARGENTINA DI FINAL, TUNDUKKAN PERLAWANAN TANGGUH MAROKO

SUMBER GAMBAR,MUSTAFA YALCIN/GETTY
Keterangan gambar,
Usai wasit meniup peluit tanda laga berakhir, para pemain Prancis bersorak dan dua pemain Maroko terkulai.

Prancis berhasil merebut tiket ke final Piala Dunia 2022 guna menghadapi Argentina setelah menundukkan perlawanan tangguh Maroko di babak semi final, dengan skor akhir 2-0.

Tim Afrika pertama yang mencapai babak semifinal itu berjuang hingga titik darah penghabisan walau kehilangan bek kunci Nayef Aguerd dan kapten Roman Saiss.

Diinspirasi gelandang Sofyan Amrabat, Maroko nyaris mencetak gol namun tendangan akrobat Jawad El Yamiq dapat dihalau kiper Prancis, Hugo Loris.

Usai laga berakhir, pemain depan Prancis, Kylian Mbappe, berusaha menghibur pemain Maroko, Hakimi.

Maroko juga kehilangan kesempatan mencetak gol dari titik putih pada babak pertama lantaran wasit menolak menyatakan bahwa pemain Prancis Theo Hernandez menjatuhkan gelandang Maroko Sofiane Boufal di kotak penati. Wasit justru mengganjar Boufal dengan kartu kuning.

Determinasi Maroko tersebut dipatahkan oleh solidnya lini pertahanan Prancis yang dikawal bek Liverpool, Ibrahima Konate.

Suporter timnas Maroko tak kuasa menahan tangis saat tim kesayangannnya dikalahkan Prancis.

Prancis unggul lebih dulu melalui gol Hernandez ketika pertandingan baru berjalan lima menit. Kemenangan Les Bleus—julukan timnas Prancis—dipastikan oleh gol pemain pengganti, Kolo Muani, pada menit ke-79.

Setelah laga ini, Prancis akan berupaya menjadi negara kedua yang meraih gelar juara Piala Dunia dua kali secara berturut-turut setelah Brasil pada 1958 dan 1962.

Prancis unggul lebih dulu melalui gol Hernandez ketika pertandingan baru berjalan lima menit.

Sebelum Prancis dan Argentina melangkah ke final, terdapat empat kemungkinan skenario yang muncul.

Berikut rangkuman kans keempat semifinalis:

Apakah ini saatnya Messi juara?

Skenario paling jelas di semifinal ini adalah seputar Lionel Messi, dan apakah bintang super Argentina ini bisa memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Messi punya karier gemilang, memenangkan 10 gelar La Liga Spanyol, satu gelar Liga Prancis, empat Liga Champions, Copa America 2021, dan rekor tujuh penghargaan Ballon d’Or – penghargaan bergengsi yang diberikan kepada pemain sepak bola terbaik setiap tahun.

Tapi, tidak seperti pemain legenda lainnya yaitu Pele dari Brasil, atau Diego Maradona dari Argentina, pria 35 tahun ini belum mampu memenangkan hadiah terbesar olah raga tersebut.

Dan turnamen akbar ini, di atas kertas adalah Piala Dunia terakhir bagi Messi. Jadi, bisa jadi ini adalah satu-satunya kans yang masih tersisa bagi Messi untuk mengangkat trofi Piala Dunia.

Sudah 36 tahun Argentina puasa juara Piala Dunia sejak Maradona menjadi bintang lapangan pada 1986. Sejauh ini Messi hanya bisa membawa timnya menjadi runner-up pada Piala Dunia 2014.

Apakah Messi akan mengulangi prestasi tersebut – atau menciptakan warisan yang lebih besar?

Mampukah Prancis kembali juara?

Prancis adalah tim terbaik Eropa yang akan menjadi penghalang jalan bagi Maroko.

Tim berjuluk Les Bleus ini berusaha menyamai prestasi Brasil mengangkat Piala Dunia dua kali berturut-turut pada 1958 dan 1962.

Hal ini terbukti sangat sulit.

Dalam beberapa tahun terakhir para mantan juara Piala Dunia dari Eropa bertarung mati-matian. Italia, Spanyol dan Jerman semuanya angkat koper lebih awal sebagai juara bertahan dalam 12 tahun terakhir.

Kemenangan Sabtu lalu saat melawan Inggris, menjadikan mereka sebagai juara bertahan pertama sejak Brasil, pada 1998, untuk mencapai posisi di semifinal.

Pelatihnya, Didier Deschamps, bagaimanapun sedang berkonsentrasi pada Maroko.

“Anda terlalu terburu-buru,” katanya ketika ditanya tentang prospek final kedua berturut-turut.

Bersorak untuk Maroko

Maroko sudah mengukir sejarahnya sendiri.

Mereka menjadi tim Afrika pertama, sekaligus tim Arab pertama dari negara mayoritas Muslim, yang mencapai semifinal Piala Dunia.

Memiliki skuad berpengalaman dengan sejumlah pemain ternama seperti Hakim Ziyech dari Chelsea dan Achraf Hakimi di Paris St-Germain, tim berjuluk ‘Singa Atlas’ ini telah melampaui harapan banyak orang untuk mencapai posisi ini.

Maroko sanggup memuncaki Grup F, padahal lawan-lawan di dalamnya mencakup Kroasia dan Belgia. Lalu, Maroko mengalahkan Spanyol di babak 16 besar, dan Portugal pada perempat final. Sekarang mereka ingin melangkah lebih jauh.

Keberhasilan mereka dibangun melalui pertahanan baja, dan kerja keras tanpa henti. Sebelum bertemu Prancis di semifinal, tak ada lawan yang bisa mencetak gol ke gawang Maroko di Qatar. Mereka hanya kebobolan sekali, yaitu gol bunuh diri saat melawan Kanada.

Mereka juga menjadi salah satu tim yang mendapat dukungan penuh dari berbagai belahan dunia selama turnamen berlangsung.

Pihak penyelenggara mengatakan Piala Dunia bukan hanya soal Qatar, tapi juga untuk kawasan Timur Tengah dan Muslim secara keseluruhan. Dapatkah mereka lebih bersorak pada Rabu (14/12)?

Ketahanan luar biasa Kroasia

Krosia kembali pada empat besar setelah menunjukkan ketahanan yang luar biasa.

Mereka menekuk Denmark dan Rusia dalam drama penalti dalam perjalanan menuju final pada Piala Dunia 2018 lalu. Sekarang, mereka melakukan hal yang sama saat berhadapan dengan Jepang dan Brasil.

Ini sudah 24 tahun sejak mereka terakhir memenangkan pertandingan sistem gugur Piala Dunia dalam 90 menit – menang 3-0 saat melawan Jerman di perempat final Piala Dunia 1998.

Upaya Kroasia tahun ini bahkan lebih luar biasa mengingat maestro lini tengah mereka, Luka Modric, kini berusia 37 tahun.

Meskipun di menit tambahan, ia masih terlihat sebaik biasanya.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.