BOM MELEDAK DI ISTANBUL, 6 TEWAS 81 TERLUKA

BOM MELEDAK: Anggota kepolisian Turki melakukan pencarian barang bukti di lokasi ledakan bom di Jalan Istiklal, Istanbul, Minggu (13/11) malam waktu setempat. (Foto: Rtr)

Istanbul (SIB) – Satu ledakan mengguncang Jalan Istiklal di daerah Beyoglu, Istanbul, Minggu (13/11) waktu setempat hingga menewaskan enam orang dan melukai 81 lainnya, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay.

Dilansir Anadolu, Senin (14/11), Oktay yang mengunjungi lokasi kejadian, mengatakan kepada wartawan di Taksim Square, bahwa ledakan itu dianggap sebagai aksi terorisme. Seorang penyerang wanita meledakkan bom di tengah kerumunan, katanya.

Memberikan rincian lebih lanjut tentang serangan itu, Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengatakan seorang wanita duduk di salah satu bangku di jalan selama lebih dari 40 menit, dan ledakan terjadi hanya beberapa menit setelah dia bangun.

Bozdag menambahkan bahwa penyelidikan terkait serangan itu sedang berlangsung. Sekantong bahan peledak diduga diledakkan secara otomatis atau melalui remote control dari kejauhan.

Otoritas Turki telah menangkap 22 orang terkait ledakan yang mengguncang Istanbul pada Minggu (13/11) waktu setempat.

Seperti dilansir Al Jazeera, Senin (14/11), seorang pejabat Turki yang enggan disebut namanya menuturkan kepolisian telah menangkap 22 orang terkait ledakan di Istanbul.

Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal kronologi maupun lokasi penangkapan itu, serta peran dari orang-orang yang ditangkap.

Salah satu orang yang ditangkap, disebut oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Suleyman Soylu sebagai ‘orang yang meninggalkan bom yang menyebabkan ledakan’ di area Istiklal Street, yang dikenal sebagai pusat perbelanjaan yang ramai dengan warga setempat maupun turis.

Dia juga menyebut bahwa sekira 50 korban luka di antaranya telah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit, sedangkan lima korban luka lainnya masih menjalani perawatan di unit perawatan intensif (ICU) — dua orang dalam kondisi kritis.

Belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan yang mengguncang Istanbul itu.

Namun Soylu menyalahkan militan Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan (PKK), sebagai dalang yang bertanggung jawab atas ledakan itu.

PKK yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan negara-negara Barat, dilaporkan terus melakukan pemberontakan mematikan demi pemerintahan Kurdi yang mereka perjuangkan di wilayah Turki bagian tenggara sejak tahun 1980-an silam.

“Penilaian kami adalah perintah untuk serangan teror mematikan itu datang dari Ayn al-Arab (Kobane) di Suriah bagian utara, di mana PKK memiliki markas di Suriah,” ucap Soylu dalam pernyataannya.

Tak Ada Informasi

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan hingga, Senin (14/11) tidak ada informasi mengenai warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban ledakan di Istanbul, Turki.

“KBRI Ankara dan KJRI Istanbul saat ini berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas masyarakat Indonesia yang ada di sekitar lokasi. Hingga saat ini tidak terdapat informasi mengenai WNI yang menjadi korban,” demikian pernyataan Kemlu RI, Senin (14/11).

Kemlu menjelaskan, saat ini ada sekira 500 WNI yang tinggal di Istanbul. Lokasi tempat bom meledak, lanjut Kemlu, merupakan salah satu tujuan favorit wisatawan asing, termasuk WNI.

“Berdasarkan database, jumlah WNI yang menetap di Istanbul sekira 500 orang. Namun demikian, lokasi kejadian tersebut adalah salah satu tujuan favorit wisatawan asing, termasuk WNI yang melakukan perjalanan wisata ke Istanbul, Turki,” tutur Kemlu.

Kemlu meminta WNI di Istanbul dan sekitarnya waspada.

Kemlu juga meminta WNI segera menghubungi otoritas setempat dan perwakilan RI jika berada di dalam keadaan darurat.

“Masyarakat Indonesia di Istanbul dan sekitarnya diminta meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tempat keramaian jika tidak ada keperluan mendesak. Dalam keadaan darurat agar segera menghubungi otoritas setempat dan Perwakilan RI,” ujar Kemlu.

Pemerintah Indonesia melalui Kemlu juga mengecam aksi serangan bom di Istanbul tersebut. Diharapkan mereka yang bertanggungjawab bisa segera ditangkap.

“Pemerintah Indonesia mengecam aksi serangan bom ini dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dan luka-luka. Indonesia berharap mereka yang bertanggung-jawab atas kejadian ini dapat segera ditangkap,” kata Kemlu.

Indonesia juga menghargai keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang tetap menghadiri KTT G20 di Bali di tengah kedukaan tersebut.

“Indonesia menghargai keputusan Presiden Erdogan untuk tetap menghadiri pertemuan G20 di Indonesia, di tengah kedukaan ini,” lanjutnya.

Laporan kantor berita Anadolu menyebut Erdogan terbang ke Bali pada Minggu (13/11) waktu setempat, usai ledakan mengguncang Istanbul.

Erdogan didampingi istrinya, Emine, dan jajaran menteri seperti Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar, Menteri Keuangan Nureddin Nebai, Menteri Pertanian dan Kehutanan Vahit Kirisci, Direktur Komunikasi kantor kepresidenan Fahrettin Altun, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin, lalu Kepala Presidensi Industri Pertahanan Ismail Demir dan juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) Omer Celik.

Sebelumnya, Presiden Erdogan mengutuk serangan keji yang menewaskan enam orang Jalan Istiklal, Istanbul.

Seperti dilansir AFP, Senin (14/11), Erdogan menyampaikan ledakan di Istanbul menewaskan enam orang. Dia pun mengutuk insiden ledakan tersebut.

Erdogan belum bisa memastikan apakah ledakan itu hasil dari serangan. Namun demikian, dia curiga, berdasarkan tanda-tanda yang ada di lokasi, serangan itu memang teror.

“Mungkin salah jika kami mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah teror, tetapi menurut tanda-tanda pertama…ada bau teror di sana,” kata Erdogan dalam konferensi pers. (Anadolu/detiknews/f)
sumber: hariansib

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.