NASDEM TERANCAM NYUNGSEP, PERLUKAH MERUBAH NAMA CAPRES?

Ruskandi Anggawiria – Adu argumen antar partai yang orientasi poros koalisinya berbeda mulai memberi warna yang kontras satu sama lain. Atje Hasan Sadzili yang menanggapi elit partai Demokrat Herzaky Mahendra bahwa lawan dalam kontestasi pilpres dan pileg belum ada yang jelas, memberi sentilan menarik. Atje cukup telak memberi sindiran, sesolid apapun koalisi yang terbangun, seharusnya dipikirkan juga potensi masing-masing partai. Demikian barangkali maksud sindirannya.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memetakan dukungan kepada poros koalisi partai politik dalam Pilpres 2024. Ada tiga poros pemilih, yakni pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemilih yang moderat, dan pemilih yang kurang puas terhadap kinerja Jokowi. Poros PDIP menguasai segmen pemilih puas terhadap pemerintahan Jokowi.

Pertanyaannya, ketika petahana tidak maju dalam kontestasi, karena konstitusi tidak memberi ruang, tentu tingkat kepuasan seperti itu tidak banyak berpengaruh. Yang justru beresiko tidak disukai pemilih, adalah calon yang memiliki sejarah negative. Dan fakta itu tampaknya kurang disadari pengusung Anies Baswedan.

Sebagaimana pendapat peneliti CSIS, Arya Fernandez, koalisi masih terbuka dan dinamis, sebelum capres didaftarkan namanya di KPU. Maka partai-partai pengusung memiliki ruang yang cukup untuk mengurungkan dukungannya jika ternyata capres yang diusung tidak se sexi seperti diperkirakan.

Ada fenomena anomali menimpa partai pengusung Anies Baswedan. Partai Nasdem mengalami kejadian kurang menyenangkan karena respon publik justru tidak berpihak kepada partai besutan Surya Paloh ini.

Litbang Kompas mengadakan survei soal tren pilihan partai politik. Survei periodik ini dilakukan melalui tatap muka pada 24 September sampai 7 Oktober 2022. Survei sebelumnya dilakukan sejak Oktober 2019. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 Provinsi. Disebut, survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error penelitian ± 2,8 persen.

Hasil survei Litbang Kompas membagi dua kategori, yaitu partai papan atas dan partai papan menengah dan bawah. NasDem masuk di kategori partai menengah dan bawah dalam survei Litbang Kompas. Elektabilitas NasDem 0,3 persen lebih tinggi dari ambang batas lolos parlemen atau parliamentary threshold, yaitu 4 persen.

Pengalaman berbeda terjadi pada partai Demokrat, mereka dipilih publik sangat positif. Adakah fenomena ini memiliki indikasi khusus? Barangkali capres yang terbaik bagi koalisi perubahan harus diubah sebagaimana mereka menamai koalisiya. Wallahualam.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.