SIKAP JOKOWI SOAL TUDUHAN IJAZAH PALSU

Saya suka dengan sikap Jokowi yang tidak melayani gugatan pihak yang menuduh ijazahnya palsu. Mengapa ? Orang seperti Jokowi itu bukan yang besar karena dia elite partai, keluarga kaya raya, jenderal. Bukan. Dia rakyat jelantah. Sebagai rakyat jelantah yang bukan siapa siapa, sikap hidupnya hanya kepada hukum dan UU. Dia mencalonkan diri sebagai walikota, gubernur dan akhirnya Presiden, telah sesuai dengan prosedur yang berlaku termasuk soal validasi biodatanya.

Untuk dipahami bahwa keberhasilan Jokowi naik tangga ke puncak, pastilah banyak yang tidak suka, sebagaimana banyak pula yang suka. “ Kanapa harus Jokowi jadi presiden ? Padahal bahasa Inggrisnya buruk. Padahal bacaan Arabnya jelek. Padahal dia bukan elite partai. Bukan S3“ demikian di benak orang yang tidak suka. Ya kalau orang tidak suka, apapun dicurigainya. Itu maklum aja. Namun sebagai warga negara yang baik, tempatkan suka tidak suka itu secara hukum kalau memang merugikan anda. Kalau engga ada rugikan anda, ya gosok gigi aja agar bau mulut anda tidak ganggu orang lain.

Misal, kalau ada pihak yang menuduh falsu ijazah Jokowi dan berkaitan dengan posisinya sebagai presiden, maka yang harus dituntut adalah KPU. Karena dia tidak akan lolos verifikasi capres kalau dokumennya tidak divalidasi oleh KPU. Kalau karana ijazah itu dia merugikan orang lain secara materi, ya pihak yang dirugikan itulah yang lapor ke polisi secara pidana. Kalau gugatan salah alamat ngapain Jokowi buang waktu ladenin.

Tapi apakah karena gugatan itu citra Jokowi rusak? Ah menurut saya, level Jokowi engga lagi soal citra dihadapan orang lain. Patokan hidupnya Tuhan. Urusan dunia ya patokannya hukum dan UU. Selagi dia tidak melanggar konstitusi, ya ignore aja. Mengapa ? Pria yang baik adalah pria yang hanya focus kepada masalahnya sendiri. Engga ada waktu bahas orang lain. Dia tidak merasa hebat. Karena anda terlihat baik bukan karena anda hebat tetapi karena Tuhan sembunyikan aib anda. Tidak ada manusia yang sempurna.

Orang yang suka membenci dan pandai menilai negatif orang lain secara Personal, itu artinya dia sudah bangkrut secara spiritual. Apalagi orang yang dituduh itu tidak merugikannya secara materi. Orang yang sibuk membahas orang lain secara personal, secara materi juga dia lemah atau tidak secure. Jadi ngapain ladenin orang bangkrut? Yang mau ladenin pasti orang bangkrut juga. Sampah!
sumber: Erizeli Jely Bandoro & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.