KOMPAS.com – Aliran listrik kerap tiba-tiba mati saat musim hujan. Pemutusan aliran listrik tersebut acap kali dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat.
Kendati demikian, pemutusan aliran listrik saat musim hujan ini bukan tanpa alasan.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, pemutusan aliran listris saat musim hujan bertujuan untuk keamanan.
“Secara umum, intensitas hujan tinggi dan cuaca ekstrim diantisipasi dengan upaya mengamankan instalasi kelistrikan,” terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/10/2022).
Lantas, apa saja penyebab pemutusan aliran listris saat musim hujan?
Penjelasan PLN
Fenomena alam seperti hujan yang disertai petir terkadang menyebabkan gangguan distribusi listrik.
Dalam kondisi seperti inilah, terkadang PLN terpaksa memutus aliran listrik sementara demi menjaga keselamatan pelanggan.
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan aliran listrik padam saat musim hujan.
Dilansir dari akun resmi PLN, berikut beberapa alasan mengapa aliran listrik kerap mati saat hujan:
1. Gardu listrik terendam banjir
Intensitas hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan banjir. Pada kondisi tersebut, aliran listrik harus diputus sementara.
Tujuannya untuk mencegah sengatan listrik yang membahayakan pelanggan serta mencegah potensi gangguan kelistrikan yang lebih besar.
2. Kabel listrik tertimpa pohon
Tak hanya banjir, hal lain yang bisa menyebabkan aliran listrik terputus ialah pohon tumbang.
3. Longsor sehingga jaringan rubuh
Curah hujan dengan intensitas tinggi juga berisiko terjadinya tanah longsor sehingga berpotensi merubuhkan jaringan dan memutus suplai listrik.
4. Petir yang menyambar trafo distribusi.
Musim penghujan disertai petir dapat menyebabkan gangguan distribusi listrik.
Sambaran petir pada trafo distribusi maupun jaringan PLN kerap kali menjadi salah satu penyebab gangguan listrik.
Peringatan cuaca ekstrem 15-21 Oktober 20
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15-21 Oktober 2022.
Hal tersebut lantaran kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal.
Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (15/10/2022), BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 15-21 Oktober 2022 di 24 wilayah di Indonesia, di antaranya:
• Aceh
• Sumatera Utara
• Riau
• Jambi
• Kepulauan Riau
• Sumatera Barat
• Sumatera Selatan
• Bangka Belitung
• Bengkulu
• Lampung
• Banten
• Jawa Barat
• DKI Jakarta
• Jawa Tengah
• Jawa Timur
• Bali
• Nusa Tenggara Barat
• Nusa Tenggara Timur
• Kalimantan Barat
• Kalimantan Timur
• Kalimantan Utara
• Sulawesi Selatan
• Sulawesi Tenggara
• Papua.
Penanganan jika air mulai tinggi
Hujan lebat yang terjadi secara terus menerus juga dapat menyebabkan genangan yang dapat mengancam keselamatan jika mengalami kontak dengan aliran listrik.
Oleh karena itu, PLN mengimbau agar masyarakat memiliki kesadaran diri untuk mematikan listrik ketika tingginya air sudah memasuki rumah.
“Apabila air sudah memasuki rumah, pelanggan diimbau segera mematikan listrik dari Miniature Circuit Breaker (MCB) untuk menghindari bahaya tersengat listrik karena air merupakan konduktor listrik,” ucap Trianto.
Kemudian, pastikan Anda mencabut seluruh peralatan elektronik yang tersambung dengan stop kontak untuk menghindari terjadinya arus pendek.
Selain itu, letakkan peralatan elektronik ke tempat yang lebih aman dan tidak terjangkau air.
Bila terjadi ancaman keselamatan dari jaringan listrik akibat potensi banjir atau imbas cuaca ekstrem lainnya, masyarakat dapat melaporkan serta meminta penghentian pasokan tenaga listrik sementara.
Sebagai pencegahan, masyarakat juga diimbau untuk menebang pohon yang mendekati jaringan PLN agar meminimalisir potensi gangguan listrik saat cuaca ekstrem berlangsung.
sumber: kompas