SENSASI NAIK BUS PO SINABUNG JAYA

By Rinaldi Daswito

Ini medan bung….!!!

Ungkapan yang biasa di ucapkan anak-anak medan untuk mengungkapkan beragam keunikan disana. Medan dengan budaya yang sangat heterogen, bukan hanya suku-suku yang ada di nusantara saja yang ada disini. Beberapa etnis Tionghoa dan India juga ada disini mewarnai budaya dan juga kuliner di Medan tentunya. Tak ayal karena Medan zaman Kolonial mungkin umumnya Sumatera Utara merupakan tanah yang subur yang sangat terkenal dengan tembakau Deli nya yang membuat semua orang seluruh dunia banyak bermigrasi kesini sebagai buruh-buruh atau mandor tembakau dibawah pemerintah Kolonial Belanda. Kalau kita dengar sepenggal lagu “Anak Medan” ada lirik “Horas….!!!!! Pohon pinang tumbuh sendiri” yang mengungkapkan betapa suburnya negeri ini.

Kencang Kali Anginnya Bah……!!!!

Salah satu keunikan yang ingin saya ceritakan kali ini adalah mengenai Bus penumpang Medan-Berastagi, ada beberapa bus yang melayani trayek ini, yang terkenal adalah Sinabung Jaya dan Sutra.

Bus-bus ini akan sangat familiar bagi teman-teman penggiat alam, yang mau jalan-jalan ke arah Berastagi atau nande-nande Karo yang turun Gunung ke Kota hehehe, maksud saya disini adalah di Berastagi atau kabupaten Karo memang mayoritas dihuni oleh masyarakat suku Batak Karo.

Saat saya masih di Medan beberapa kali kami mencoba sensasi yang luar biasa ketika menumpang bus ini. Terakhir tahun 2012 dimana saya dan beberapa teman ingin melakukan pendakian ke gunung Sinabung, waktu itu gunung yang sampai saat ini masih meletus, statusnya baik-baik saja. sempat porakporanda pada letusan tahun 2010 dan sempat berstatus normal juga beberapa tahun. Yang paling unik dan membuat adrenalin kita terpacu adalah hampir sebagain penumpang dan mayoritas laki-laki naik ke atas atap bus bercampur dengan segala barang bawaan penumpang, jika kita sedang beruntung ada tersedia buah-buahan gratis hehehehe….(biasanya kalau dari arah trayek sebaliknya Berastagi-Medan), karna kalian tahu Berastagi merupakan salah satu sentra penghasil sayur dan buah terutama Jeruk.

Begitu gigihnya kondektur dan sopir bus ini mencari setoran mungkin perlu ditiru hehehe…ada terpal besar didepan kami, awalnya saya berpikir ini terpal biasa yang digunakan ketika hujan untuk melindungi muatan barang-barang diatas, tetapi dugaan saya salah ternyata ini digunakan untuk ngibuli polisi hahahaha, benar saja di pos polisi Pancur Batu dengan aba-aba dari kondektur yang bergelayutan disisi bus bak seorang pemain sirkus membuka terpal tadi dan kami disuruh masuk. Alhasil Polisi tidak tahu dan menganggap didalam ya.. hanya barang-barang saja.

Mereka sesama sopir atau kondektur bus, punya kode unik ketika berpas-pasan dijalan, ketika sopir atau kondektur bus yang lain dari trayek berlawanan (Berastagi ke Medan) mereka meberikan kode mengangkat tangan dengan jempol keatas, ini tandanya kami harus segara masuk ke terpal lagi karena ada Polisi yang berjaga-jaga di sebarang sana. Namun ketika sopir lain mengangkat tangan dengan jempol ke bawah ini menandakan semua baik-baik saja. Kami cukup disuruh duduk tenang menikmati semilir angin dan sesekali melenggok ke kiri dan ke kanan mengiringi irama tikungan dan belokan bus.

Dua jam perjalanan dengan sensasi yang luar biasa dan keunikannya akhirnya kami sampai di kota Berastagi.

Apakah kalian ingin mencoba?

Semoga Bermanfaat…

Tunggu cerita keunikan Medan lainnya…Horas Bah….!!!!!!

sumber: backpack mountaineering story WordPress.com

 

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi Mobil dan Motor, Informasi Untuk Kab. Karo, Mobil dan Motor, Ragam Cerita Operasional. Bookmark the permalink.