BUBARKAN FORUM KOMUNIKASI SUPORTER INDONESIA KARENA MENGUBAH SUPORTER MENJADI HOOLIGANS!

Erika Ebener – Alih-alih mengakui bahwa kejadian tragedi Kanjuruhan dipicu oleh ribuan aksi suporter yang kecewa da marah turun ke lapangan karena kesebelasan kesayangannya, Arema FC, mengalami kekalahan, Forum Komunikasi Suporter Indonesia malah keras menyalahkan polisi yang telah menembakkan gas air mata. Berlindung pada aturan FIFA mereka menyatakan bahwa gas air mata dilarang digunakan untuk menghalau penonton yang merangsak lapangan. Mereka lupa bahwa di dalam aturan FIFA pun larangan untuk penonton masuk ke dalam lapangan jauh lebih keras dibandingkan larangan penggunaan gas air mata oleh pihak keamanan.

Berpuluh ribu video yang beredar saat ini di dunia maya yang menyalahkan pihak kepolisian, semuanya adalah video-video yang dibuat oleh sebagian dari 42.000 lebih suporter yang datang malam itu menonton pertandingan. Semua video yang saya tonton, tak ada satupun yang menyayangkan tindakan “hooligans” yang merangsak lapangan dan mengancam keselamatan para pemain kedua kesebelasan dan tim officialnya.

Sikap congkak dari ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia, Richard Achmad Supriyanto, dengan jelas tertuang pada surat terbukanya. Dari tujuh poin yang disampaikan, tak ada satupun yang menyatakan bahwa masuk atau turunnya suporter ke dalam lapangan pertandingan adalah satu kesalahan dan pelanggaran aturan. Padahal sebagai ketua Forum Komunikasi Suporter Indonesia, Richard Achmad Supriyanto, seharusnya telah hatam, hapal di luar kepala, mengunyah dan menelan segala macam aturan, terutama larangan-larangan yang mengikat seluruh komunitas suporter sepak bola di Indonesia seperti Bobotoh untuk pendukung klub sepakbola Persib Bandung, Aremania untuk pendukung klub sepak bola Arema Malang, Bonek untuk pendukung klub sepak bola Persibaya Surabaya, Persipura Mania untuk pendukung klub sepak bola Persipura Jayapura, dan The Jakmania untuk pendukung klub sepak bola Persija Jakarta.

Sikap congkak, sombong, tak mau mengakui kalau komunitas suporter yang ada di bawah tanggungjawabnya, terus berkembang hingga akhirnya memiliki sikap seperti Hooligans. Inilah ke07 poin yang disampaikan Richard Ahmad Supriyanto pada surat terbukanya :

• Mengecam tindakan represif aparat keamanan terhadap penangan suporter dengan tidak mengindahkan berbagai peraturan, atau khusus Prinsip HAM POLRl

• Mendesak Kapolri agar menindak tegas serta mengusut tuntas Tragedi Kemanusiaan Kanjuruhan.

• Mendesak Negara agar mengevaluasi pihak pihak terkait yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan jatuh korban 153 jiwa.

• Mendesak DPR RI, Kompolnas untuk mengevaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia dalam penanganan supporter.

• Mendesak Menpora harus bertanggung jawab serta mengevaluasi kinerja PSSl.

• Kami mendesak evaluasi LlB dan PSSl harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan. untuk perbaikan Sepak Bola Indonesia.

• Mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah agar ikut bertanggung jawab terkait terhadap jatuhnya korban jiwa serta luka luka dalam Tragedi Kanjuruhan Malang.

Seratus tujuh puluh empat nyawa yang melayang tak membuat para suporter sepak bola Indonesia mawas diri untuk tidak lagi melakukan tindakan-tindakan anarkis, sombong, merasa paling benar dan tidak boleh dikecewakan ketika kesebelasan yang didukungnya kalah. Forum Kominikasi Suporter Indonesia patut dibubarkan karena gagal mengedukasi suporter sepak bola Indonesia dan bahkan mengubah mereka menjadi Hooligans.

Jika pada pertandingan antara Arema FC VS Persibaya, pihak kepolisian tak menyediakan gas air mata, dan ratusan polisi harus berhadapan dengan 3000 hooligans, ini menjadi masalah nyawa siapa yang harus melayang!!! Arena lapangan sepak bola ibarat rumah bagi para pemain kedua kesebelasan beserta tim officialnya dan para anggota keamanan. Lalu para hooligans merangsak masuk ke dalam lapangan secara paksa mengancam jiwa mereka semua. Peringatan untuk kembali ke tribun sudah dilakukan, bukannya patuh, mereka malah semakin banyak masuk ke lapangan dan menjadi sangat beringas dan brutal. Lalu apa yang harus polisi lakukan???? Silahkan Richard Ahmad Supriyanto suruh menjawabnya!!!
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.