” Saya diudang dalam diskusi oleh think thank bisnis bidang energi dan industri. Mau temani saya” kata saya kepada Florence di kantor.
” Ya ok. Senang gua datang ke acara begituan.” Kata Florence dengan wajah ceria. Dia memang well educated dari Namyang. Tentu ruang dikusi kaum akademisi, membuat dia merasa satu atmosfer. Bagi saya itu bagus. Setidaknya saya tidak bosan. Karena saya memang malas diskusi semacam itu.
Saat acara dimulai. Florence mencatat semua. Salah satu pembicara mengatakan, PPATK dapat dengan mudah melacak uang dari judi online. Diperkirakan mencapai Rp. 151 triliun. Tetapi mengapa uang sebear itu tidak bisa di block dan dikuasai negara. PPATK juga menerima laporan transaksi uang lewat casino dari Gubernur Papua. Tapi sama saja. Tida bisa di blok dan dikuasai negara. Banyak lagi contoh kasus temua PPAK tetapi tidak di kuasai negara uang itu. PPATK hanya menganalisa dan melaporkan kepada penyidik. Setelah itu menguap ceritanya.
Pak Darmin Nasution pernah mencurigai satu pengusaha sebagai pengemplang pajak dan meragukan asal usul uang pengusaha itu. Mengapa ? Karena kecepatan ekspansi pengusaha itu mengalahkan para konglomerat yang sudah lebih dulu exist. Itu Pak Darmin lakukan sejak jadi dirjen pajak. Pengusaha itu berkali kali dipanggil petugas pajak. Berkali kali kena serangan rumor. Pernah pabrik yang sedang dibangun terpaksa dihentikan. Karena dianggap melakukan transfer pricing lewat impor.Tetapi sampai berakhir jabatannya sebagai dirjen pajak dan terakhir jadi menteri, tetap tidak bisa menemukan bukti apa yang dicurigainya. Namun dia tetap tidak percaya kepada pengusaha itu.
Salah satu perserta menanggapi. Ada dua hal resiko bagi pengusaha. Pertama, terlalu cepat ekspansi. Dicurigai sebagai pemain money laundry. Kedua, terlalu mudah dapat sumber pembiayaan dianggap menyembunyikan pajak. Padahal dua hal itu tidak perlu terjadi kalau uang sudah berada di system.
Mengapa? sekali pengusaha itu dapat akses kepada elite financial player, maka sumber pembiayaan menjadi tak terbatas. Mendapatkan trust dari elite financial player itu engga mudah. Karena yang tersulit adalah menjaga trust mereka. Kalau anda mudah nyinyir dan nyanyi serta sombong dengan gaya hidup, pasti tidak akan mungkin bisa dapat trust.
Kemudian diskusi terus semakin meluas dan nyerempet ke politik. Saya dari tadi diam saja. Tetapi moderator minta saya memberikan padangan juga.
OK lah. Menurut saya, sejak tahun 2004 diperkenalkan digital monetary system (DMS) oleh Bank international for settlement sebagai bagian dari risk management compliance. Akses kepada digital itu hanya berdasarkan code. level DMS ini memungkinkan terjadi inhouse clearing di dalam bank seperti ATM dan ebangking.
Kemudian tahun 2006 berkembang ke Bilateral settlement antar bank melalui cross border. Tahun 2014, lahirlah system SWIFT interface seperti Alliance lite2 dan terakhir 2018, GPI ( global payment innovation ) yang terhubung ke terminal trading untuk surat berharga dan saham. Jadi lalu lintasi uang antar lembaga keuangan bank dan non bank dilakukan secara real settlement. Tidak ada lagi dokumen manual menyertai.
Sejak asset berubah menjadi DMS, maka semua dokumen phisik yang ada menjadi ilegal dan nul. Setiap confirmasi secara oral atau surat, pasti ditolak oleh semua institusi yang terlibat. Bahkan lewat pengadilan pun pasti tolak. Dengan adanya DMS maka setiap transaksi yang sudah selesai akan terhapus dengan sendirinya. Tidak mungkin file tersimpan di internal server pejabat bank atau pegawai pemerintah. Sehingga engga mungkin bisa di printout. Namun dia tersimpan rapi di main server bank cetral, yang otorisasinya harus melibatkan sedikitnya dua bank central dan bank correspondent. Bahwa DMS itu clean dan clear.
Makanya data yang disampaikan oleh PAPTK terhadap adanya transaksi mencurigakan di Indonesia dan termasuk rumor terhadap berapa pengusaha yang terlibat , itu hanya jadi angin sore. Pengantar bobok siang saja. Mengapa? sekali anda punya rekening private banking dan punya akses DMS, maka anda sudah telanjang di hadapan system. Bukan hanya dalam negeri tetapi dunia. Artinya anda sudah melewati standard compliance yang ketat. Kalau anda tidak qualified, pasti asset dan uang di block. Rumor itu hanya datang dari orang yang punya penyakit paranoid. Karena lack financial system knowledge. Pasti!
Mengapa ada layanan private banking, GPI, yang terhubung dengan DMS? Tanya mereka. Dengan tersenyum saya katakan, karena pemilik rekening jumbo engga mau membuka dirinya ke publik. Semakin orang tahu dia nothing, makin menguntungkan bagi mereka. Apapun rumor, baik bagi dia. Kalau orang bilang dia scamm dan orang percaya, mereka malah bersyukur. Karena berkurang orang bego dan rakus dekatin mereka. Kalau orang percaya, mereka juga engga perlu berbangga diri. Karena mereka engga butuh orang lain percaya untuk berbisnis. Mereka berada di puncak piramida bisnis. Orang butuh mereka. Mereka tidak akan hancur karena rumor. Mereka tidak butuh penilaian manusia Tetapi penilaian Tuhan.
Ada juga yang memang uangnya berasal dari bisnis rente dan ilegal, seperti ilegal mining, narkoba, human trafficking, judi online ilegal, uang korupsi dan suap, uang gelapkan pajak SDA, tranfer pricing, seperti pajak tambang dan lain lain. Era sekarang cara pencucian uang dari hasil kriminal itu lebih mudah. Engga perlu angkut pakai pesawat atau beli emas berton ton. Internet telah memberikan peluang canggih dan cepat. Maraknya lembaga perbankan online, layanan pembayaran online anonim, dan transfer peer-to-peer (P2P) dengan ponsel membuat pendeteksian transfer uang ilegal menjadi semakin sulit.
Selain itu, penggunaan server proxy dan perangkat lunak anonim membuat proses layering, placement, integrasi dari pencucian uang, hampir tidak mungkin dideteksi—uang dapat ditransfer atau ditarik dengan tanpa jejak alamat protokol Internet (IP). Itu dicuci melalui pelelangan dan penjualan online, situs web perjudian, dan situs permainan virtual, di mana uang haram diubah menjadi mata uang permainan, kemudian kembali menjadi uang “bersih” yang nyata, dapat digunakan, dan tidak dapat dilacak. Makanya bank digital di Indonesia cepat sekali tumbuh. Sahamnya juga cepat naik.
Nah mereka ini tidak mau data uangnya diketahui pajak, yang tentu akan mudah diketahui aparat hukum. Bukan takut dipenjara. Tetapi takut diperas oleh aparat hukum. Ogah bagi bagi. Tetapi mereka juga mengalirkan dananya ke politik lewat dukungan logistik pada saat pemilu. Dari itu mereka dapat proteksi dari pemimpin yang menang.
Demikian kata saya. Semua terdiam. Akhirnya diskusi lebih focus kepada cara bagaimana membuat laporan kepada pemerintah dan berharap pemerintah lebih meningkatkan upaya memberantas pencucian uang dan kalau ini sukses maka tentu berdampak kepada meningkatnya pendapatan pajak dan korupsi juga berkurang.
***
Saya pulang bersama Florence dalam satu kendaraannya.
“ Ale, kenapa lue ngerti semua ?
“ Ya karena gaul aja.” jawab sekenanya.
“ Kenapa lue engga larang mereka ?
“ Duh Aling sayang, mereka itu orang kaya. Mana ada orang kaya bisa disalahkan. Mereka punya teman aparat hukum, bahkan mereka punya akses ke puncak kekuasaan negeri ini. Artinya mereka diharapkan oleh kekuasaan. Beda dengan orang miskin yang cuman bisa ngeluh tapi jadi beban negara. “
“ Maksud gua lue tulis di blog. Biar orang tahu.”
“ Udah sering gua tulis di blog. Tetapi orang tidak peduli. Agak kasar gua nulis, pasti gua diserang dituduh anti Pancasila dan NKRI. Mereka berani bayar influencer untuk menghabisi siapa saja yang kritik pemerintah, apalagi menyuarakan soal keadilan. Karena negeri ini sudah tergantung oligarki mafia untuk stabil secara politik dan ekonomi. Mau gimana lagi.” Kata saya.
“ Ale, dulu tahun 84 kita hampir mati ditangkap Tentara karena ikut aktif gerakan bawah tanah teman teman marhaen. Tahun 98 gua bela belain keluar uang bantu teman agar jatuhkan Soeharto. Berharap kehidupan lebih baik di masa depan. Hidup memang berubah sekarang. Tetapi kerusakan moral pejabat semakin bertambah juga. Karena demokrasi dan hukum orang tidak bisa ditangkap tanpa bukti. Dan proses pembuktian sering terjadi obstruction of justice. Sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kebenaran berdasar pro justia. Dari polisi, jaksa,hakim sangat mudah terjadi konspirasi. Sistemik sekali kerusakan itu.” Kata Florence.
” Kita sampai pada realita. Kita pernah berjuang dengan semangat idiologi. Ternyata harapan tidak bersua. Korupsi juga mewabah. Saya pernah terlibat dalam perjuangan keagamaan di masa muda. Berharap keadaan lebh baik karena syariah islam tegak. Ternyata korupsi juga. Kita tidak bisa lagi mengatakan apakah Pro Pancasila itu benar. Tidak bisa lagi katakan pro syariah itu solusi. Semua hanya teori dalam narasi politik populis. Sebenarnya itu hanya cara elite menjual ide untuk dapatkan kekuasaan, dan setelah itu mereka menikmati kekuasaan tanpa peduli rakyat kecil. Karena harta itu sangat memabukan, yang bisa membuat orang menghalalkan apa saja.” Kata saya.
” Ya sebuah realitas diusia menua kita ya Ale. Entah gimana nasip anak cucu cucu kita kelak”
“ Ling, bisa engga lue jangan mikir macam macam. Sukuri aja hidup lue. Lue udah bayar pajak, tugas lue udah selesai. Setiap generasi punya takdir sendiri sendiri. Lu sekarang punya apartement mewah, punya kendaraan mewah dan punya asisten pribadi, itu berkah dari reformasi. Punya deposito jutaan dollar. Ingat loh, era Soeharto kita gembel. Jadi seles jalanan. Tinggal ditempat kos dan mandi harus atri sama pemilik rumah. Sukuri aja itu” Kata saya. Florence tersenyum. “ Ya gua sukuri. Kan ama lue doang gua ngeluh. Ama orang lain engga pernah. “ Katanya.
“ Nah kan enak dengar ibu bicara dengan bapak mesra banget dan sangat terpalajar.” kata Lina supir Florence.
“ Emang kenapa Ling ? tanya saya.
“ Biasanya ibu ngegas terus. Tapi bapak engga pernah marah. Senyum aja.” Kata lina.
“ Ah diam lue. Nguping aja. “ Bentak Florence. Lina tersenyum saya lihat dari kaca spion.
“ Tadi kan kamu manager pada unit business shipyard di Batam ya. Terus berapa lama kamu akan jadi asisten ibu, Lin? Tanya saya
“ Kata ibu Yuni tahun depan saya akan ditarik lagi ke kantor. Jadi direktur perusahaan Trading ikan di shanghai.”
“ Wah bagus itu. Saya doain kamu sukses selalu. “ Kata saya.
“ Ya pak. Kata ibu Yuni, jadi asiten ibu Florence itu engga mudah. Karena dia wanita nya bapak. Tapi selain itu, dari ibu saya belajar disiplin, mengetahui cara hebat negosiasi, paham product knowledge dan leadership. Jadi lengkaplah dapat ilmu selama jadi asisten ibu. Mana engga pelit lagi. “
“ Ah banyak omong lue Lin. Cepat ajalah lue ke Shanghai. Biar hidup gua merdeka. Engga ada asisten.”
“ Ya engga bisa. Tetap harus ada asisten. Kamu engga ada suami. “ Kata saya cepat dan Florence merengut dan Lina tertawa.
sumber: cintokasiah.blogspot