RAKYAT JELANTAH

Politik itu soal kepentingan partai, bukan kepentingan rakyat. Rakyat itu ditempatkan sebagai tools saja untuk partai punya akreditas dan kursi di kekuasaan. Jadi kalau anda baper seolah politik itu bicara tentang idiologi, kesejahteraan, persatuan, itu artnya jiwa anda sudah dimakan predator politik. Bego, bertambah bego lagi kalau anda percaya jargon politisii yang akan membuat anda sejahtera. Sampai disini paham ya makna politik dalam konteks kita sebagai rakyat dan partai sebagai penguasa.

Siapapun yang mau jadi presiden harus mendapatkan dukungan dari partai. Walau anda jujur, pintar, tetapi tidak dapat dukungan partai ya sorry aja.Mending cuci muka aja. Setelah jadi pemimpin, anda bekerja sesuai dengan UU dan Konstitusi. Siapa yang buat ? ya anggota legislatif yang juga anggota partai. Mereka buat UU itu berdasarkan kepentingan partai. Presiden silahkan buat aturan, tetapi aturan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi.Jadi presiden itu jongos partai.

Gimana dengan rakyat sebenarnya? rakyat itu dari sejak bangun tidur dan sampai tidur lagi pasti terhubung dengan benda dan jasa yang kena pajak. Pajak ini dan itu, rakyat harus bayar. Itu gunanya untuk ongkosi roda pemerintahan yang menjadi wahana kekuasaan partai. Jadi rakyat itu hanya jadi mesin uang dan ATM partai. Rakyat miskin tidak masuk hitungan ekonomi pemerintah, karena tidak bayar pajak. Tetapi rakyat miskin masuk dalam politik populis, ya bahan iklan agar orang tetap percaya kepada politik.Rakyat kaya juga adalah sumber daya politik, bukan hanya sumber bayar pajak tetapi juga sumber income partai. Karena peran pajak 80% dari pendapatan APBN, maka yang berkuasa sebenarnya adalah pembayar pajak dan konyolnya yang berkuasa itu hanya segelintir rakyat saja. Tidak lebih 20% atau 45 juta orang. Dari 45 juta itu yang mengatur bandul politik hanya 50 orang saja. Merekalah king maker. Selain 50 orang itu adalah jelantah, pelacur politik.

sumber: Erizeli Jely Bandoro & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.