RATU ELIZABETH II WAFAT: PETI JENAZAH DIBAWA MENUJU WESTMINSTER HALL UNTUK DISEMAYAMKAN

Keterangan gambar,
Prosesi peti jenazah Ratu Elizabeth II meninggalkan Istana Buckingham menuju Westminster Hall.

Peti jenazah Ratu Elizabeth II dibawa dengan kereta berkuda dari Istana Buckingham menuju Westminster Hall, hari Rabu (14/09/2022), untuk menjalani proses persemayaman.

Di Westminster Hall yang terletak di kompleks Parlemen Inggris itu, peti jenazah Ratu disemayamkan selama empat hari sebelum pemakaman pada Senin, 19 September.

Penerus Ratu, Raja Charles III, kedua putranya — Pangeran William dan Pangean Harry — dan para anggota keluarga kerajaan lain berjalan di belakang kereta yang membawa peti jenazah.

Mengheningkan cipta nasional selama satu menit ditetapkan pada Minggu pukul 20.00 sebelum upacara pemakaman kenegaraan di Westminster Abbey.

Pinggir jalan di depan Istana Buckingham Palace yang dikenal dengan nama The Mall dipenuhi orang.

Jenazah Ratu sebelumnya disemayamkan di Katedral St Giles’, Edinburgh, Skotlandia.

Warga diberi kesempatan selama 24 jam untuk memberikan penghormatan terakhir.

Sekitar 26.000 orang memberikan penghormatan terakhir kepada Ratu Elizabeth II saat jenazahnya disemayamkan di Katedral St Giles’, Edinburgh.

Sebelumnya, Raja Charles III dan istrinya Camilla, berada di Irlandia Utara sebagai bagian dari perjalananan keliling Britania Raya setelah ditetapkan sebagai Raja Sabtu (10/09) lalu.

Di tengah prosesi dan juga dalam penetapan Charles sebagai Raja, sejumlah orang dilaporkan ditahan.

Para pegiat kebebasan berbicara mengatakan langkah polisi ini “sangat memprihatinkan.

Di Skotlandia, dua orang dikenakan dakwaan sementara di Oxford, satu orang ditahan.

Pria berusia 22 tahun yang ditahan di Edinburgh disebutkan karena melanggar ketertiban setelah Pangeran Andrew diteriaki saat prosesi jenazah Ratu pada Senin (12/09).

Kepolisian London mengatakan di tengah antrean yang akan terjadi untuk persemayaman Ratu, warga “berhak untuk melakukan protes”.

Banyak pelayat yang masih antre ketika antrean ditutup.

Pada Senin (12/09), peti jenazah dibawa dari Istana Holyroodhouse – kediaman resmi Monarki Inggris di Edinburgh.

Raja Charles III berjalan di belakang peti jenazah mendiang ibunya dari Istana Holyroodhouse, Edinburgh, ke Katedral St Giles’. Rute itu disebut Royal Mile dan biasanya ditempuh selama 20 menit dengan jalan kaki.

Raja Charles, Putri Anne, Pangeran Andrew dan Pangeran Edward mengantarkan jenazah ibu mereka ke Katedral St.Giles.

Selain Raja Charles III, tiga anak Ratu lainnya, Putri Anne, Pangeran Andrew dan Pangeran Edward, juga berjalan di belakang peti jenazah. Tampak warga berdiri di sepanjang rute yang dilalui iring-iringan.

Iring-iringan yang membawa jenazah Ratu melewati jalan-jalan di kota Edinburgh, ibu kota Skotlandia.

Sejumlah personel militer Inggris menembakkan senjata sebagai tanda penghormatan selama perjalanan. Tembakan berhenti ketika iring-iringan tiba di luar katedral. Lalu digelar misa syukur, sebelum khalayak diperbolehkan memberikan penghormatan.

Pada Selasa (12/09), peti jenazah Ratu diterbangkan dari Edinburgh menuju Pangkalan Udara Royal Air Force Northolt di London barat untuk selanjutnya dibawa ke Istana Buckingham. Putri Anne, putri satu-satunya Ratu Elizabeth II, dijadwalkan akan mendampingi pengiriman peti mendiang ibunya.

Sedangkan Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan menyambut kedatangan peti jenazah di Istana Buckingham.

Perjalanan dari Istana Balmoral ke Edinburgh

Pada Minggu (11/09), jenazah Ratu dibawa dari Balmoral ke ibu kota Skotlandia, Edinburgh.

Di sepanjang rute, terlihat warga berdiri di sisi jalan untuk menunjukkan belasungkawa dan memberikan penghormatan terakhir.

Peti jenazah Ratu Elizabeth II diusung oleh pasukan Royal Standard of Scotland ke dalam Istana Holyroodhouse – kediaman resmi Monarki Inggris di Edinburgh.

Perjalanan dari Balmoral menuju Edinburgh memakan waktu sekitar enam jam. Tampak di antara iring-iringan adalah anak perempuan Ratu, Putri Anne.

Peti jenazah ini akan berada di Edinburgh hingga Selasa (13/09) sebelum diterbangkan ke London.

Pemakaman Ratu akan dilangsungkan secara kenegaraan pada 19 September.

Pemakaman Ratu Elizabeth II, pemangku takhta terlama dalam sejarah Inggris, yang meninggal dunia di Balmoral, Skotlandia Kamis (08/09), dalam usia 96 tahun, akan dilaksanakan pada Senin 19 September, kata Istana Buckingham.

Pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II akan digelar pada pukul 11.00 di Westminster Abbey, London. Gereja bersejarah itu menjadi tempat penobatan raja dan ratu Inggris, dan tempat Ratu Elizabeth II menikah dengan Pangeran Philip pada 1947.

Dalam pernyataan setelah ibunya wafat, Putranya, Raja Charles III, mengatakan berpulangnya sang ibu tercinta adalah “momen kesedihan yang sangat mendalam” bagi dirinya dan bagi keluarganya.

Ia juga mengatakan, kepergian Ratu Elizabeth akan “sangat dirasakan” di seluruh dunia.

Anggota dekat keluarga kerajaan telah berkumpul di Balmoral sejak dikeluarkannya pengumuman tentang kondisi kesehatan Ratu pada Kamis siang (08/09).

Ratu naik takhta pada 1952 dan menjadi saksi perubahan sosial yang sangat besar.

Masa berkabung

Raja Charles mengatakan, “Kami sangat berduka dengan berpulangnya ratu yang sangat dihormati dan seorang ibu yang sangat dicintai. Saya tahu kepergiannya akan sangat dirasakan di seluruh penjuru negeri, di negara-negara Persemakmuran, dan di seluruh dunia.”

Ia mengatakan pada masa berkabung ia dan keluarganya “akan terbantu oleh kenyataan bahwa Ratu mendapat penghormatan dan rasa cinta yang begitu dalam”.

Dalam pernyataan, Istana Buckingham mengatakan, “Ratu meninggal dunia dengan tenang di Balmoral pada petang ini.”

Raja dan istrinya, Camilla yang saat ini menjadi Permaisuri, kembali ke London Jumat (09/09), menurut Istana Buckingham dan berpidato.

Semua anak-anak Ratu bertolak ke Balmoral setelah para dokter menyatakan Ratu di bawah pengawasan medis.

Cucunya yang saat ini menjadi putra mahkota, Pangeran William dan adiknya Pangeran Harry juga berkumpul di Balmoral.

Perdana Menteri Liz Truss, yang diangkat oleh Ratu pada hari Selasa (06/09) mengatakan kerajaan adalah sumber kekuatan negara Inggris modern, yang “memberi kita stabilitas dan kekuatan yang sangat dibutuhkan”.

Berbicara tentang raja yang baru, Truss berujar, “Kami loyal kepadanya, seperti kesetiaan yang ditunjukkan oleh ibundanya selama sekian lama.”

Periode Ratu Elizabeth sebagai kepala negara ditandai dengan berbagai tonggak penting dalam sejarah Inggris, mulai dari masa-masa sulit setelah Perang Dunia II, transisi emporium ke Persemakmuran, berakhirnya Perang Dingin, masuknya Inggris ke Uni Eropa, dan juga keluarnya Inggris dari organisasi regional ini.

Selama ia memegang takhta dalam 70 tahun terakhir, Inggris memiliki 15 perdana menteri.

Mulai dari Winston Churchill, yang lahir pada 1874 hingga Liz Truss, yang lahir 101 tahun kemudian pada 1975.

Selama berkuasa, Ratu rutin bertemu dengan perdana menteri setiap pekan.

Di Istana Buckhingham, London, massa yang menunggu berita kondisi Ratu mulai menangis ketika mendengar kabar kematiannya.

Bendera di istana diturunkan setengah tiang pada pukul 18:30 waktu setempat (00:30 WIB Jumat) dan pengumuman resmi dipasang di luar istana.

Dengan kematian Ratu, Pangeran William dan istrinya, Catherine akan bergelar Duke dan Duchess of Cambridge dan juga Cornwall (gelar yang sebelumnya dipegang Charles).

Ribuan orang berkumpul di Istana Buckingham setelah kematian Ratu diumumkan.

Ratu terlahir dengan nama Elizabeth Alexandra Mary Windsor, di Mayfair, London, pada 21 April 1926.

Tak banyak yang memperkirakan kelak ia akan memegang tahta kerajaan Inggris, namun pada Desember 1936 pamannya, Edward VIII, melepas tahta untuk bisa menikah dengan warga Amerika Serikat, Wallis Simpson.

Ayah Elizabeth dinobatkan sebagai raja, dengan nama resmi Raja George VI, dan Lilibet — demikian ia biasa disapa di lingkungan keluarga — menjadi ahli waris kerajaan Inggris.

Hanya dalam waktu tiga tahun, Inggris terlibat perang dengan NAZI Jerman. Elizabeth dan adik perempuanya, Putri banyak menghabiskan waktu di Kastel Windsor setelah orang tuanya menolak saran agar keluarga kerajaan mengungsi ke Kanada.

Bertukar surat dengan Philip

Setelah menginjak usia 18 tahun, ia bergabung dengan layanan dinas militer dan belajar tentang mekanis dan mengemudi. “[Dari sini] saya mulai memahami semangat kebersamaan yang muncul di masa-masa sulit,” kenangnya.

Saat perang, ia bertukar surat dengan Philip, yang bertugas di angkatan laut Inggris. Asmara merebak dan keduanya menikah di Westminster Abbey, London, pada 20 November 1947. Usai menikah Philip bergelar Duke of Edinburgh.

Elizabeth menggambarkan Philip “sebagai sumber kekuatan”. Perkawinan ini bertahan selama 74 tahun sebelum Philip meninggal dunia pada 2021 dalam usia 99 tahun.

Anak pertama mereka, Charles, lahir pada 1948, disusul oleh Putri Anne pada 1950, Pangeran Andrew pada 1960, dan Pangeran Edward pada 1964.

Dari mereka, Ratu Elizabeth mendapatkan delapan cucu dan 12 cicit.

Putri Elizabeth tengah berada di Kenya pada 1952 untuk mewakili raja yang sakit, ketika Philip memberi tahu bahwa sang raja telah berpulang.
sumber: bbc

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.