SUDAH BISA DIDUGA, PROYEK KALENDER DPR RI DENGAN ANGGARAN SELANGIT AKHIRNYA DIBATALKAN

Widodo SP – Proyek fantastis pengadaan kalender 2023 senilai Rp 955 juta akhirnya dibatalkan. Sekjen DPR Indra Iskandar, seperti dilansir laman Detikm.com akhirnya buka suara soal anggaran cetak kalender itu, yang rencana awalnya akan dicetak pada Desember 2024.

Sekadar info, semula DPR akan mencetak 5000 kalender meja dengan anggaran Rp 27.500 per eksemplar, sedangkan pengadaan kalender gantung senilai Rp 45.500 dengan jumlah 15 ribu eksemplar.

Tender yang diberi nama “Pencetakan Kalender DPR RI” dengan kode tender 739087 kalau dilihat di situs LPSE DPR RI itu mendapat reaksi keras dari netizen hingga sutradara dan komika Ernest Prakasa, yang dengan bahasa sindiran mengritik pengadaan kalender cetak di tengah hadirnya kalender digital yang biasanya ada di ponsel. Masa’ ponsel anggota DPR nggak ada kalendernya? Hahahaha…!

Cuma, kalau mau mengulas pembatalan proyek semacam ini sebenarnya bisa dibilang “lagu lama” di kancah politik dan anggota parlemen kita yang (katanya) terhormat dan berpenghasilan melimpah itu. Siklusnya pun sudah jelas: bikin proyek tertentu, anggaran dikasih yang gede, trus kalau ketahuan publik dan diprotes, tinggal dibatalkan saja dengan alasan yang bisa dicari. Kalau tidak ketahuan bagaimana? Ya maju terus, gitu saja kok repot!

Sebenarnya kalau mau bikin kalender sebanyak itu ya buat apa, wong anggota DPR saja tidak sampai seribu orang. Kalau satu orang diberi sepasang kalender meja dan kalender dinding, ya buat apa juga seorang dijatah dua kalender. Kalau dilihat fungsinya kan sama saja. Apa salah satunya berisi tanggal merah yang lebih banyak, sambil diberi catatan khusus “Kalender Khusus DPR”. Nggak begitu kan?

Jadi bagi saya sebenarnya nggak ada yang aneh sama keputusan pembatalan ini, karena sejak semula saya bisa menduganya. Justru yang aneh itu kalau mendadak anggota DPR meneruskan proyek ini, sambil menutup telinga mengabaikan keberatan suara rakyat yang (seharusnya) mereka wakili. Betul?

Ah, memikirkan proyek anggota DPR kita memang terkadang nggak habis pikir kok. Berulang kali kita dengar mereka bikin proyek dengan anggaran fantastis, tapi kinerja juga masih menjadi sorotan. Kehadiran saat rapat paripurna pun sampai periode yang sekarang masih belum maksimal. Apa nggak sekalian bikin proyek “Satu Kamar untuk Satu Anggota DPR” supaya kalau bekerja bisa maksimal karena pulangnya dekat? Hahaha…

Begitulah kura-kura…
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.