UTAK ATIK PARTAI POLITIK USUNG CAPRES 2024

Adin – Presidential Treshold (PT) 20% membuat partai politik untuk mencari mitra agar bisa berkoalisi. Hanya PDI Perjuangan yang bisa mengusung pasangan Capres dan Cawapres sendiri. Keistimewaan ini hadir karena PDI Perjuangan satu-satunya partai politik yang memperoleh suara 20% bahkan lebih.

Momen menuju Pilpres 2024 sudah diwarnai manuver partai politik dalam menyusun koalisi untuk mengusung pasangan capres dan cawapres. Melihat peta politik saat ini, PDI Perjuangan (PDIP) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sudah bisa mengusung capres-cawapres.

Peraturan parpol atau gabungan parpol mesti memiliki minimal 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen dari suara sah secara nasional hasil Pemilu 2019. Sementara, untuk KIB yang diinisiasi Golkar, PPP, dan PAN juga sudah punya tiket mengusung capres. Koalisi dini yang dibangun tiga parpol itu punya gabungan kursi di parlemen hingga melebihi 25 persen.

Masalahnya KIB masih kebingungan untuk menentukan Capres. Partai Golkar akan mendominasi koalisi ini. Airlangga Hartarto akan dipaksakan oleh Partai Golkar agar bisa diusung jadi Capres dari KIB.

Hal ini akan berjalan alot karena partai anggota koalisi lainnya belum tentu setuju. Apalagi elektabilitas Airlangga sangat kecil dan mengkhawatirkan jika dipaksakan maju sebagai Capres 2024. Untuk mencari figur di luar koalisi harus berebut dengan poros atau koalisi lainnya.

Jika dicermati lebih teliti, saat ini sebenarnya sudah terlihat tiga poros. Poros ketiga itu bisa berpotensi digalang Partai Nasdem bersama PKS dan Partai Demokrat. Tiga partai itu jika digabung kursi parlemennya memiliki lebih 25 persen.

Walaupun PDI Perjuangan mampu sendirian mengusung pasangan Capres dan Cawapres, namun kemungkinan tak akan sendirian. PDI Perjuangan saya kira akan membangun poros dengan Partai Gerindra.

Poros PDIP Partai Gerindra ini bisa saja kemungkinan mengusung duet Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto. Poros Partai Nasdem, PKS, dan Demokrat kemungkinan bisa mendorong duet Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tetapi dinamika politik soal penjajakan koalisi masih cair dan masih bisa berubah. Apalagi waktunya masih panjang sekitar 1,5 tahun menuju hari pemungutan suara Pilpres 2024.

Selain itu, membangun koalisi juga dipengaruhi chemistry parpol dengan pasangan capres-cawapres yang diusung. Jika tidak satu chemistry atau tidak connect dengan parpol atau teman koalisi yang lain. Itu juga cukup menyulitkan bangunan koalisi itu untuk bisa terwujud.

Dalam politik apapun bisa saja terjadi. Pilpres nanti mungkin akan diikuti 4, 3 atau bahkan 2 pasangan Capres dan Cawapres. Prediksi sekarang ini hanya berdasarkan momen yang terjadi baru-baru ini. Waktu yang akan menjawab fakta sebenarnya di lapangan.

Begitu kira-kira.

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.