VISI PRESIDEN BERIKUTNYA?

Erizeli Jely Bandoro – Dalam satu kesempatan saya diskusi dengan teman aktifis dan tiga orang pejabat. Mereka tanya kepada saya soal visi seperti apa presiden mendatang setelah Jokowi nanti.

“ Menurut saya. Presiden mendatang harus tahu diri seperti presiden sebelumnya.”

“ Tahu diri apa ?

“ Setiap presiden itu melanjutkan agenda presiden sebelumnya dan kemudian dia kembangkan agendanya sendiri. Contoh, SBY itu mewarisi sistem anggaran I form. Dia lakukan ekspansi APBN lewat sistem anggaran defisit. Dia sukses meningkatkan PDB 4 kali lipat selama 10 tahun berkuasa. Menurunkan rasio utang dari 56,5 % pada 2004 menjadi 24,7 % diakhir kekuasaannya. SBY juga sukses membuat cetak biru pembangunan infrastruktur yaitu MP3EI.

Nah oleh Jokowi, kebijakan anggaran defisit itu diteruskan. Karena dia harus eksekusi MP3EI dalam program Indonesia centris, dia perlebar ruang fiskal dengan mengurangi belanja rutin. Sehingga dia ada uang untuk eskalasi pembangunan infrastruktur. Utang memang bertambah tetapi modal bruto negara juga meningkat. Saat dia berkuasa tahun 2014 aset negara Rp 3.910,3 triliun. Tapi tahn 2021 melesat jadi Rp. 11.000 triliun. Itulah fakta prestasi dia mengeksekusi MP3Ei.

Nah presiden mendatang. Harus melanjutkan pembangunan di era Jokowi. Jangan sampai seperti ABAS, dia abaikan program Gubernur sebelumnya. Akibatnya costly. Karena membuat perencanaan baru itu perlu ongkos dan waktu yang tidak sebentar, dan belum tentu benar. Kenapa engga lanjutkan yang sudah ada. Focus kepada perbaikan saja dan pada waktu bersamaan tingkatkan.”

“ Contohnya apa ?

“ Saat sekarang ini kan Jokowi sudah bangun infrastruktur disegala bidang. Jalan toll, bandara, pelabuhan, KEK, Bendungan, Jalur kereta dan lain lain. Nah itu yang sudah dibangun diintergrasikan dalam program “ Indonesia super kuridor ekonomi nasional lewat konsep National Supply chain resource (NSCR). Jokowi kan udah bangun 19 KEK, itu dikembangkan dengan konsep NSCR. KEK yang ada, ubah jadi konsep NSCR sehingga punya magnit besar untuk menarik investor dalam dan luar negeri berinvestasi. Maka sektor real akan bangkit. Orang kerja, negara dapat pajak.

“ Apa sih yang dimaksud dengan NSCR ?

Saya tersenyum. “ Dalam teori ekonomi pembangunan dikenal istilah dengan distribusi kemakmuran. Itu terjadi karena lancarnya distribusi barang/jasa, modal, dan pasar. Untuk itu tidak hanya perlu aturan tetapi juga infrastruktur yang memungkinkan distribusi terjadi berkesinambungan. Jokowi sudah settle dengan tugasnya itu.

Misal, KEK itu juga berfungsi jadi pusat logistik dan stokist semua komoditis utama kita. Kalau sumber daya alam terkonsentasi dalam KEK, maka itu otomatis akan menjadi pusat supply chain untuk memungkinkan orang bangun industri downstream secara massive. Peluang terbuka bagi sisapa saja. Keadilan ekonomi tercipta. Ya logika aja. Industri itu tumbuh kalau ada jaminan pasokan bahan baku. Paham.”

“ Paham. Gimana dengan soal Politik? Apa visi presiden berikutnya?

“ Ya dia harus perjuangkan disahkannya RUU HIP (haluan Idiologi Pancasila). Jadi kalau ada orang seenaknya terjemahkan pancasila, bisa dipidana. Kan lucu aja negara sebesar Indonesia ini tidak punya manifesto politik. Konyol kan. Dengan disahkannya RUU HIP itu, engga ada lagi cebong dan kampret. Semua satu. Focus ke kerja aja. “ Kata saya tersenyum.
sumber: Erizeli Jely Bandoro & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.