SUDAHLAH, BIARKAN WARGA JAKARTA TERSENYUM BAHAGIA PADA OKTOBER 2022 NANTI

Widodo SP – Sekitar sembilan bulan lagi masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ahmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta akan berakhir. Kondisi yang seharusnya sudah diketahui oleh Anies-Riza, sehinggga akan sangat lucu jika lantas ada pernyataan yang diduga keluar dari Wagub Riza yang menghendaki agar Presiden Joko Widodo melakukan intervensi dengan tetap membiarkan mereka memimpin di DKI Jakarta sampai terpilihnya DKI-1 dan DKI-2 pada Pilkada Serentak pada November 2024 mendatang.

Apa hebatnya DKI Jakarta, yang statusnya sama dengan banyak daerah lain yang juga kudu merasakan “kehilangan” sementara pada 2022 dan 2023, yang menurut informasi yang saya peroleh dari laman CNN Indonesia akan ada 272 kepala daerah yang akan habis masa jabatannya pada 2022 dan 2023.

Kebutuhan 271 daerah lain akan kepala daerah sebenarnya juga sama pentingnya dengan kebutuhan masyarakat DKI Jakarta akan pemimpin sampai terpilihnya pemimpin yang baru. Kan, Indonesia tidak cuma Jakarta? Jadi apa spesialnya daerah itu, ya kaaan?

Lagipula, apa sih hebatnya duet Anies-Riza selama memimpin Jakarta, sehingga Riza kok sepertinya kepedean mengusulkan agar masa jabatan mereka diperpanjang sekitar dua tahun lagi? Kok bisa seyakin itu warga Jakarta masih berharap dua orang itu tetap memimpin Ibu Kota Indonesia setelah masa jabatan mereka seharusnya berakhir?

Seandainya saya warga Jakarta, dengan cara kampanye yang luar biasa buruknya sebelum duet Anies-Sandiaga bisa menduduki singgasana empuk sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, sejak hari pertama mereka dilantik kalau bisa kalender di-skip langsung saja menuju Oktober 2022, karena saat itu selesailah masa jabatan DKI-1 dan DKI-2 hasil Pilkada 2017 silam. Eh, lha kok ini ujug-ujug berharap masa jabatan itu diperpanjang? Mau bikin sebagian warga Jakarta marah besar ya!

Bayangkan saja betapa tidak enaknya menjadi warga Jakarta, karena hampir selam empat tahunan terakhir ini, selalu saja ada bahasan mengenai hal-hal negatif, yang jauh lebih dominan dibandingkan dengan hal-hal positif mengenai Jakarta. Belum lagi kalau dilihat dari tingkat kebahagiaan yang sebelum ini diukur indeksnya, lalu didapati warga Jakarta menempati urutan kedelapan dari seluruh provinsi di Indonesia sebagai warga yang dinyatakan paling tidak bahagia.

Indeks kebahagiaan yang kabarnya terus menurun sejak 2017 sampai hari ini, yang bisa jadi salah satunya disebabkan karena perasaan ngenes tapi ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur, eh mau dijadikan bubur ayam, sudah terlanjur basi. Menyesal juga percuma karena penyesalan tak bisa mengembalikan keadaan seperti sebelum Pilkada 2017 digelar. Masa’ mau minta pertolongan Doktor Strange buat memutar kembali waktu supaya pada masa kini orang tak lagi mengingat nama “Anies Baswedan”, bahkan kalau perlu nama Rizieq Shihab sekalian tidak usah diingat!

Jangan pula berani menyebut bahwa Presiden Jokowi sengaja membuat aturan supaya Anies terganjal karir politiknya. Apa hebatnya sih orang itu, sampai hanya karena dia, maka Presiden RI harus intervensi begitu rupa dengan mencoba mengubah peraturan yang sudah diresmikan bersama DPR lalu dibuat undang-undangnya?

Harap diingat juga bahwa peraturan itu dibuat jauh sebelum Pilkada 2017 menghasilkan pemimpin dengan sosok seperti sekarang. Jadi, semisal kala itu pemenangnya Ahok-Djarot, ya mereka tetap hanya akan memimpin sampai Oktober 2022, lalu kekosongan posisi yang ada sampai Pilkada Serentak 2024 akan diisi oleh pejabat yang ditunjuk oleh Kemendagri.

Ingat, Presiden Jokowi itu sosok yang taat dan patuh pada hukum dan aturan yang berlaku. Posisi sebagai Presiden RI tidak menjadikan beliau semena-mena mengubah ini dan itu, hanya karena ingin memuluskan ambisi politiknya. Sungguh mustahil rasanya mengharapkan agar Presiden Jokowi tiba-tiba “bertingkah aneh” dengan mengubah aturan yang sudah disahkan oleh undang-undang.

Jadi, lebih baik tidak ada lagi omong kosong dari siapa pun untuk meminta atau berharap agar masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta diperpanjang. Biarlah warga Jakarta sejenak merasa bahagia karena masa jabatan Anies-Riza berakhir pada Oktober 2022 nanti, seraya berharap pejabat yang ditunjuk oleh Kemendagri bisa mengembang tugas dengan baik..

Khusus buat Anies-Riza … beresin saja tuh Formula E, tanpa kudu ngerecokin pemerintah pusat. Lumayan kalau sukses bisa bikin “kado perpisahan” buat warga DKI Jakarta. Kalau gagal … ya santai saja. Bukankah selama ini jurus rai gedeg alias tak tahu malu sudah cukup ampuh diterapkan menghadapi segala polemik di Jakarta?

Begitulah kura-kura….

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *