OMICRON DI INDONESIA: KASUS VARIAN BARU BERTAMBAH MENJADI 254 ORANG, DIDOMINASI DARI LUAR NEGERI

Kementerian Kesehatan mengumumkan penambahan kasus varian Omicron di Indonesia.

Siti Nadia Tarmidzi, selaku juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, mengatakan kasus positif Covid-19 varian Omicron bertambah menjadi 92 kasus pada Selasa (04/01). Dengan demikian, jumlah kasus varian Omicron di Indonesia secara keseluruhan mencapai 254 kasus.

Dari total kasus varian Omicron, menurut Siti Nadia Tarmidzi, sebanyak 239 di antaranya berasal dari pelaku perjalanan internasional atau disebut kasus impor. Adapun 15 kasus berasal dari transmisi lokal.

Dia menambahkan, sebagian besar kasus kondisinya ringan dan tanpa gejala (OTG). “Gejala paling banyak adalah batuk (49%) dan pilek (27%),” imbuhnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (04/01).

Pada 28 Desember, Kementerian Kesehatan melaporkan temuan kasus pertama transmisi lokal varian Omicron.

Seorang pria asal Kota Medan, Sumatera Utara terkonfirmasi positif varian Omicron pada 26 Desember setelah menjalani tes PCR pada 20 Desember.

Dunia Pagi Ini BBC Indonesia

BBC Indonesia mengudara pada Pukul 05.00 dan 06.00 WIB, Senin sampai Jumat

“Sebagai tindak lanjut, tentunya yang bersangkutan pada saat ini sedang dalam proses evakuasi untuk melakukan isolasi di rumah sakit pusat infeksi Sulianti Saroso,” kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, dalam keterangan pers kepada wartawan, 28 Desember 2021 lalu.

Berdasarkan data dari pemerintah, pria berusia 37 tahun tiba di Jakarta pada 6 Desember dan “sempat mengunjungi salah satu restoran di SCBD”. Pria tersebut dikatakan tidak memiliki gejala dan istrinya dinyatakan negatif Covid-19. Mereka diketahui tidak punya riwayat ke luar negeri dalam beberapa bulan terakhir

“Dinas kesehatan sudah berkoordinasi dengan Dinas Parekraf untuk melakukan tracing di tempat yang bersangkutan datangi di SCBD dan juga di sekitar tempat tinggal yang bersangkutan, serta melakukan tracing terkait dengan kegiatan yang dilakukan bersangkutan selama berada di Jakarta,” tambah Siti.

Total kasus varian Omicron di Indonesia saat ini bertambah menjadi 47 kasus, salah satunya merupakan temuan terbaru transmisi lokal. Sisanya merupakan kasus yang berasal dari luar negeri

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkap ada satu pasien Corona varian Omicron yang lolos dari karantina di Wisma Atlet, Jakarta.

“Kemarin ada satu orang yang lolos dari situ karena pergi dengan keluarganya, dan ini kita harapkan tidak terjadi lagi,” kata Luhut dalam jumpa pers daring, Senin (27/12).

Luhut tak menjelaskan secara rinci siapa orang tersebut. Meski demikian, Luhut meminta peristiwa ini tak terjadi lagi dan pemberian dispensasi karantina dilakukan lebih ketat dan dengan prosedur.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap bahwa pasien yang dimaksud adalah pelaku perjalanan luar negeri yang datang dari Inggris.

“Soal urusan karantina, kita lihat, ada satu perempuan datang dari Inggris. Pada saat dia dites pertama, hasilnya positif. Lalu dia minta tes pembanding, memang boleh. Dites negatif (hasil tes pembanding),” papar Budi Gunadi pada Senin (27/12).

“Makanya, dia minta keluar [tidak lagi dikarantina di fasilitas karantina] berdasarkan hasil tes yang tadi [tes pembanding]. Kemudian [permintaan keluar] diberikan ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta tapi harus diisolasi di rumah dan kebetulan rumahnya bisa untuk isolasi.”

Pada pemeriksaan pertama, perempuan tersebut tetap diperiksa Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, lalu hasilnya yang bersangkutan positif Omicron.

“Kita lihat lima hari kemudian tes positifnya Omicron,” lanjut Menkes Budi.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak berlibur ke luar negeri mengingat virus corona varian Omicron terus bertambah di Indonesia.

“Jangan berlibur dulu ke luar negeri kecuali pekerjaan-pekerjaan yang memaksa harus pergi,” kata Luhut dalam keterangan pers Update Penanganan Pandemi Covid-19, Senin (27/12).

Menurut Luhut, hampir seluruh kasus Omicron yang dideteksi adalah pelaku perjalanan luar negeri yang berasal dari berbagai negara.

Keterangan Luhut mengacu pada data Kementerian Kesehatan bahwa jumlah kasus terkonfirmasi positif varian Omicron di Indonesia kini bertambah menjadi 46 kasus sejak pertama kali ditemukan pada 16 Desember hingga Minggu (26/12).

“Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen oleh Badan Litbangkes, kami kembali mengidentifikasi tambahan kasus Omicron 27 orang. Sebagian besar menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso,” kata Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, sebagaimana dilaporkan kantor berita Antara.

Nadia menyatakan tambahan sebanyak 27 kasus tersebut sebagian besar berasal dari pelaku perjalanan dan didapatkan dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) yang keluar pada 25 Desember 2021.

Sebanyak 26 kasus tambahan tersebut berasal dari luar negeri di antaranya 25 WNI yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, serta seorang warga asing dari Nigeria.

Pengungkapan kasus Omicron pertama di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Kamis pekan lalu (16/12) mengumumkan penemuan kasus Covid-19 varian Omicron pertama di Indonesia.

Pasien pertama kasus Omicron tersebut awalnya diduga seorang petugas kebersihan berinisial N di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, kata Menkes.

Pasien N dikonfirmasi positif pada 10 Desember 2021 bersama dua orang petugas kebersihan lainnya. Hasil whole genome sequencing yang keluar pada Rabu (15/12) malam menunjukkan hanya N yang terinfeksi varian Omicron di antara ketiga petugas kebersihan tersebut.

Namun N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat disimpulkan dia tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet. N telah menjalani isolasi di Wisma Atlet dan pemeriksaan PCR lanjutan telah menunjukkan hasil negatif.

Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021, ungkap laman Kementerian Kesehatan RI (19/12).

5 pertanyaan tentang Omicron:

1. Apa itu Omicron?

2. Dari mana Omicron berasal?

3. Seperti apa gejala terinfeksi varian Omicron?

4. Dapatkan booster vaksin mengatasi Omicron?

5. Apa yang bisa kita pelajari dari Afrika Selatan?

Terdeteksi di 89 negara

Varian Omicron sedang menyebar di seluruh dunia dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sebut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kasus-kasus varian baru virus corona yang sangat banyak bermutasi itu telah terlacak di 89 negara dan berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.

Namun, dalam sebuah jumpa pers, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan ada kemungkinan banyak negara yang belum mendeteksinya.

Tedros mengaku prihatin bahwa upaya yang dilakukan untuk membendung varian tersebut belum cukup.

“Tentu sekarang kita telah belajar bahwa kita meremehkan virus ini yang kemudian membahayakan kita. Bahkan jika Omicron tidak menimbulkan penyakit yang parah, banyaknya jumlah kasus bisa kembali membuat kewalahan sistem kesehatan yang tidak siap,” ujarnya.

Varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada November lalu. Negara itu kemudian mencatat kenaikan jumlah kasus Covid.

Presiden Afsel, Cyril Ramaphosa pun teruji positif mengidap Covid-19 dan kini menjalani isolasi dengan gejala ringan.

Sejumlah negara, termasuk Indonesia, menerapkan larangan perjalanan terhadap warga dari Afrika Selatan dan negara-negara tetangganya menyusul kemunculan Omicron. Namun, langkah ini gagal menghentikan penyebaran varian itu.

Varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Korban meninggal pertama akibat Omicron

Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid, mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa 20% dari seluruh kasus Covid di Inggris disebabkan varian Omicron. Artinya, ada 4.713 kasus varian Omicron yang terkonfirmasi di Inggris per Senin (13/12).

Namun, Javid menuturkan, Lembaga Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), memperkirakan jumlah kasus Covid akibat varian Omicron saat ini mencapai sekitar 200.000.

Kasus Covid akibat varian Omicron telah meningkat hingga lebih dari 44% di London dan diperkirakan bakal menjadi varian yang dominan di kota tersebut dalam 48 jam ke depan, kata Javid.

Sedikitnya satu orang telah meninggal di Inggris akibat varian Omicron, menurut Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

Sementara itu, pemerintah Italia telah memberlakukan keadaan darurat sampai 31 Maret 2022 sebagai langkah mengantisipasi varian Omicron.

Di Belanda, pemerintah setempat akan menutup seluruh sekolah dasar sepekan sebelum Natal, guna mencegah penularan.

Kesetaraan vaksin

Dalam jumpa pers, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, kembali menegaskan kekhawatiran soal kesetaraan vaksin setelah sejumlah negara menerapkan penyuntikan vaksin dosis ketiga alias booster guna mencegah penularan varian Omicron.

Sejumlah kajian baru-baru ini memperlihat vaksin Pfizer/BioNTech memproduksi antibodi penetralisir Omicron dalam jumlah yang jauh lebih sedikit ketimbang saat melawan galur awal virus corona. Namun, kekurangan ini bisa dibantu dengan dosis ketiga.

Tedros mengatakan booster “bisa memainkan peranan penting” dalam memerangi penyebaran Covid-19, namun hal itu adalah “masalah prioritas”.

Indonesia telah mulai melaksanakan program vaksin untuk anak usia 6-11 tahun pekan ini.

“Memberikan booster kepada kelompok rendah risiko terkena penyakit parah atau kematian hanya akan membahayakan nyawa mereka yang berisiko tinggi dan masih menunggu dosis pertama akibat kurangnya suplai,” paparnya.

Pasokan ke program berbagi vaksin alias Covax telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, para pejabat kesehatan khawatir dunia akan kembali kekurangan puluhan juta dosis vaksin seperti yang terjadi pada pertengahan tahun ini.

Di sejumlah negara miskin, orang-orang dari kelompok rentan bahkan belum menerima dosis vaksin pertama.

Informasi ini diperbarui secara berkala namun mungkin tidak menggambarkan jumlah total terbaru atau vaksin yang diberikanuntuk setiap lokasi. Total vaksinasi merujuk pada jumlah dosis yang diberikan, dan mungkin termasuk dosis booster sebagai tambahan dari yang disarankan mendapat vaksinasi penuh. Definisi vaksinasi penuh berbeda untuk setiap negara dan tipe vaksin dapat berubah seiring waktu.

Sumber: Our World in Data

Diperbaharui pada 4 Januari 2022 20.21 WIB
sumber: bbc

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *