ARAB SAUDI MENUJU BUDAYA MODERN, INDONESIA JUSTRU BEREFORIA JADI MASYARAKAT KLASIK ARAB

progresifjaya.id, JAKARTA – Negara Arab Saudi yang dikenal sangat konservatif, belakangan sudah terbuka mengikuti zaman milenial. Pengekangan atau larangan tradisi lokal mereka, lambat laun mulai dilonggarkan mengikuti arus budaya modern. Namun sebaliknya di Indonesia, malah banyak orang mengadopsi budaya klasik Arab dan meninggalkan budaya tradisional.

Contoh kongkritnya saja busana Arab marak digunakan, sejak reformasi bergulir. Padahal sebelumnya, busana tradisional seperti kain dan kebaya banyak dipakai wanita di Jawa Barat, Tengah dan Timur. Sementara yang laki-laki pakai sarung dan peci atau kopiah, bukan mengenakan jubah seperti baju klasik orang-orang Arab.

Begitu juga di wilayah lain seperti di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi dahulu warganya banyak memakai baju tradisional mereka sendiri, namun kini sudah jarang terlihat, trend primitif Arab masih mengalahkan budaya busana lokal.

Memang Indonesia mayoritas penduduknya muslim, bahkan terbesar ke 3 di dunia. Tapi, tidak harus budaya Arab diidentikkan dengan agama yang memang berasal dari sana. Seperti Bung Karno bilang, Islam Indonesia, bukan yang lain.

Nah, terkait dengan hal itu, bisa dilihat apa yang terjadi di Arab sana sekarang.

Seperti dikutip CNBCIndonesia.com, para perempuan di sana dapat mengenakan bikini saat mengunjungi pantai, terutama di dekat wilayah Kota Jeddah. Perempuan dan laki-laki juga dapat menikmati deburan ombak bersama-sama, tanpa adanya pemisah.

Pemandangan ini dapat terjadi setelah Arab Saudi berangsur-angsur menuju budaya modern dan terbuka. Pengurangan beberapa struktur sosial yang ketat terjadi berkat modernisasi dan adanya kebebasan berpendapat.

Salah satu warga Arab Saudi, Asma (32), kini dapat menghabiskan waktu satu hari di Pantai Murni dekat Jeddah dengan kekasihnya. Ia bahkan bisa berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

Meski begitu, Asma harus membayar 300 riyal Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta agar dapat memasuki Pantai Murni dekat Jeddah untuk menikmati musik dan tarian.

“Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya. Ini adalah lambang kesenangan. Itu adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah,” katanya kepada AFP.

Menurut Asma yang mengenakan gaun biru di atas pakaian renangnya, hidup di Arab Saudi sudah normal. “Sebelumnya tidak normal,” tambah wanita cantik itu.

Terlihat juga pengunjung pantai berenang di Perairan Pirus dan para wanita mengenakan bikini. Beberapa di antaranya merokok shisha. Saat matahari terbenam, para pengunjung menari mengikuti musik Barat di atas panggung, dengan para pasangan berpelukan.

Di banyak negara, ini pemandangan yang biasa. Tetapi berbeda untuk Arab Saudi, yang menampung situs-situs suci Islam dan mendukung Wahhabisme atau bentuk agama yang kaku.

Dahulu kerajaan Islam sangat mengatur banyak hal, hingga persoalan privasi seperti pakaian individu, terutama kepada kaum perempuan. Bahkan pemutaran musik di tempat umum sempat dilarang hingga tahun 2017 dan pengunjung pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita.

Perempuan juga baru diizinkan mengemudi sekitar tahun 2018. Selain itu baru dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah juga diizinkan untuk berbagi kamar hotel. Meski begitu, larangan alkohol secara nasional masih berlaku.

Negara ini mengalami perubahan di bawah putra mahkota dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman yang berkuasa pada 2017.

Reformasi sosial kerajaan Teluk ini didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, termasuk dengan merangsang pariwisata dan pengeluaran domestik. Sebelumnya hanya pelancong bisnis dan peziarah muslim yang dapat berkunjung hingga 2019, ketika Arab Saudi mulai menawarkan visa turis dan kini turis manca negara pun boleh masuk ke Arab.

Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan wisata pantai itu menargetkan banyak pengunjung lokal dan turis asing. Pada Oktober ini, Arab Saudi juga menggelar acara wisata khusus Riyad Season dan menggundang penyanyi barat terkenal Pitbull untuk tampil di negara itu.

Masyarakat Islam Saudi kini telah bergeliat menuju umat modern,  sementara (sebagian) kaum muslim Indonesia justru sedang bereuforia menjadi masyarakat klasik Arab.
Penulis/Editor: Isa Gautama
sumber: AFP/ progresifjaya.

 

 

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *