MASUK DAFTAR HITAM FACEBOOK: FPI, RIZIEQ, MUNARMAN DAN NOVEL

AntoCahaya – Organisasi Masyarakat seperti eks FPI sebetulnya sudah lama masuk daftar hitam di facebook kemudian menyusul secara personal ada Rizieq, Munarman dan belakangan ada nama Novel Bakmumin yang konon Sekjen PA 212.

Bahkan berdasarkan info dari the intercept ada 400 organisasi di dunia yang masuk daftar hitam facebook. Mereka dianggap memposting atau membuat konten-konten ujaran kebencian. Ujaran kebencian sendiri bermacam-macam tak hanya berakar dari masalah terorisme saja. Ada soal agama, rasisme, suku dan antar golongan.

Faktanya banyak pula organisasi dari daratan eropa dan dunia barat yang juga masuk daftar hitam dan tak bisa lagi nama mereka nongol di laman facebook. Jadi melihatnya secara komprehensif, tidak sepotong-potong.

Tapi seperti yang kita lihat dan baca, karakter orang-orang eks FPI dan turunannya seperti PA 212 dan sejenisnya itu dengan sangat mudah membuat kesimpulan dan menuduh pemerintah yang berbuat demikian. Meskipun sebetulnya sebagian besar rakyat Indonesia juga pasti setuju ormas di atas tak lagi menjadi trigger di laman facebook dan gaduh saban harinya melalui simpatisannya yang rata-rata menggunakan akun fake.

Memang tidak dapat dipungkiri ‘bisa saja’ penguasa disebuah negara menggunakan atau melakukan intervensi terhadap facebook, dengan menimbang dengan berbagai hal terkait dengan keutuhan bangsa dan negara mereka.

Tapi perlu diketahui bahwa jauh sebelumnya pihak facebook juga sudah membuat aturan tersendiri. Sebagai bagian dari facebook turut menjaga perdamaian dunia.

Kasus di Indonesia, terkhusus organisasi semacam eks FPI dan turunannya tersebut juga nama-nama seperti Rizieq, Munarman dan Novel Bakmumin dipandang facebook dapat memecah belah umat.

Toh sekarang FPI menjadi eks FPI dan menjadi organisasi terlarang di republik Indonesia setara dengan PKI dana lain sebagainya. Mau ganti nama atau wajah hingga 1000 kali sekalipun nampaknya image akan terus melekat. Sebab orangnya juga tak berubah.

Dan baru-baru ini nama Novel Bakmumin menjadi buah bibir lantaran namanya juga masuk daftar hitam facebook. Seperti yang dapat kita duga ia pun membuat kesimpulan tanpa bukti ada campur tangan penguasa.

Seharusnya kelompok-kelompok semacam di atas itu senang jika sudah tak dapat mengakses facebook, toh seperti yang seperti mereka sering tuduhkan jika facebook itu bikinan kafir bukan? Jadi sudah sesuai dengan harapan. Lalu mengapa marah bahkan murka?

Menurut Novel Bakmumin, mengatakan yang seharusnya layak masuk daftar hitam ialah aliran sesat, komunisme, penista agama, sipilis, serta kemaksiatan, dan kemungkaran. “Harusnya yang dilarang semua yang bertentangan dengan Pancasila, tetapi Facebook untuk menjaga eksistensinya harus menjilat kekuasaan,” katanya.

Saya jujur tertawa membaca pernyataannya tersebut bagaimana “sipilis” dipandang bisa masuk daftar hitam facebook? Nampaknya ia sangat familer sekali dengan nama penyakit sipilis atau raja singa tersebut.

Novel Bakmumin sepertinya tak mau menerima fakta, apalagi saat orang menulis namanya langsung di take down facebook. Seolah facebook itu jijik sekali melihat nama Novel Bakmumin sampai di take down. Pentolan 212 ini mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Padahal, pihaknya selalu terdepan dalam aksi kemanusiaan. Ia mengatakan “Facebook sudah salah sikap atau terlalu lebay,” kata Novel.

Katanya terdepan dalam aksi kemanusiaan. Jika terdepan dalam aksi kemanusiaan tentunya tak ada demo berjilid-jilid dan mencaci maki orang di atas mobil komando seperti orang kesurupan. Maka tak heran jika orang kemudian mempersepsikan ‘aksi kemanusiaan’ kelompok mereka dulu hanya bungkus dan itu pun selayang pandang. Agar disebarkan simpatisannya secara masive dan menutup aksi yang paling utama.

Sudahlah, toh FPI sudah menjadi organisasi terlarang. Dan bergaiming power yang coba dibangun juga sekarang tak segarang masa puncaknya dulu. Mayoritas rakyat Indonesia kiranya juga jauh lebih tenang dan damai.

Buat apa ada organisasi semacam eks FPI dan afiliasinya tersebut jika membuat masyarakat resah dan time line gaduh? Saling serang dan mencaci maki tak ada habisnya di sosial media.

Dan kita berharap pemimpin Indonesia selanjutnya pengganti Jokowi tetap harus terus konsisten memberangus kelompok-kelompok yang beraliran fundamentalis agar kehidupan rakyat Indonesia minimal jauh lebih tentram, tak ada gesekan-gesekan di jalanan.

Bagaimana menurut Anda?

Demikian, salam
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *