BUKAN SOMBONG, RI LEBIH BERUNTUNG DARI MALAYSIA & SINGAPURA

Jakarta, CNBC Indonesia – Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum berakhir sehingga hidup belum bisa normal seperti dulu lagi.

Pada kuartal III-2021, situasi pandemi malah sangat gawat. Begitu gawatnya hingga pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk wilayah Jawa-Bali pada 3 Juli 2021.

Kala itu kondisinya sangat mencekam. Pekerja di sektor non-kritikal dan non-esensial wajib 100% bekerja dari rumah. Kegiatan belajar-mengajar yang sempat diuji coba secara tatap muka harus kembali dilakukan dari jarak jauh.

Pusat perbelanjaan alias mal tidak boleh beroperasi. Restoran dan warung makan pun hanya boleh melayani takeaway dan delivery.

Aparat keamanan diterjunkan, menjaga ratusan titik untuk memastikan masyarakat tetap #dirumahaja. Bagi mereka yang kedapatan keluar rumah tanpa kepentingan penting bin mendesak diarahkan untuk balik kanan, pulang.

Apa boleh buat, kebijakan ini harus ditempuh untuk mengendalikan pandemi yang terlanjur ganas. Pada pertengahan Juli 2021, kasus harian positif corona sempat berada di atas 50.000 orang dalam sehari. Rumah sakit penuh, oksigen medis langka, harga obat-obatan melambung tinggi.

PPKM Berbuah Manis

Memasuki Agustus 2021, PPKM mulai membuahkan hasil. Kasus positif harian terus dalam tren menurun sampai saat ini. Sebuah konsistensi yang patut mendapatkan apresiasi.

Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 922 orang (0,02%). Ini adalah yang terendah sejak 21 Juni 2020.

Kasus positif harian mencapai puncaknya pada 15 Juli 2021, yang mencapai 56.757 orang dalam sehari. Jadi dari puncak itu dibandingkan kemarin, terjadi penurunan 98,37%.

Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien positif corona di Indonesia bertambah 1.543 orang per hari. Turun drastis dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 2.387 orang setiap harinya.

Sementara rata-rata laju pertumbuhan kasus dalam sepekan terakhir adalah 0,04% per hari. Melambat dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yakni 0,06% saban harinya.

Pencapaian ini patut disyukuri mengingat sejumlah negara tetangga masih bergumul dengan pandemi yang ‘menggila. Misalnya Singapura.

Pada 1 Oktober 2021, Organisasi Kesehatan Dunia mencatat pasien positif corona di Negeri Snga bertambah 2.478 orang dalam sehari. Ini adalah rekor kasus harian tertinggi sepanjang pandemi virus corona di sana.

Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif corona di Singapura bertambah 1.952 orang per hari, lebih tinggi dibandingkan Indonesia.. Melonjak dibandingkan rerata seminggu sebelumnya yakni 1.145 orang setiap harinya.

Sementara laju pertumbuhan kasus positif harian di Singapura dalam sepekan terakhir adalah 2,2% per hari. Lebih cepat dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 1,46% saban harinya. Laju pertumbuhan kasus di Singapura juga lebih cepat ketimbang Indonesia.

Kemudian mari kita tengok Malaysia. WHO mencatat pasien positif corona di Negeri Harimau Malaya pada1 Oktober 2021 bertambah 12.735 orang dalam sehari.

Dalam tujuh hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 12.717 orang per hari. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yakni 15.275 orang setiap harinya tetapi masih jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia.

Sementara rata-rata pertumbuhan kasus harian dalam seminggu terakhir adalah 0,58% per hari. Melambat dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yang sebesar 0,73%. Namun lagi-lagi, Indonesia jaub lebih rendah.
sumber: cnbc

This entry was posted in Berita, Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *